Rasa yang menyelimuti semakin dalam, hingga tak tahu bagaimana cara menghentikan.
***
Rahma terbangun dari tidurnya, ia melihat kalau ada selimut dan bantal Dana. Samar-samar ia mendengar percakapan dua orang membuat Rahma mengintip dari balik sofa.
"Kalau udah bangun sini ikut gabung, jangan ngintip, bintitan nanti mata lo," ucap Dana membuat Rahma berdecak.
Rahma kemudian bangkit dari sofa dan duduk di samping Dana. "Bintitan apa an," gerutu Rahma. Ia mengambil jajanan Dana dan memakannya, seakan tak sadar kalau sedari tadi ada Rega yang mengawasinya.
"Ra, kenalin, dia Rega sahabat gue dari sekolah sebelah," ujar Dana, Rahma menoleh ia menepuk jidatnya.
"Aduh sorry ya, gue malah makan makanan yang harusnya buat lo," ucap Rahma dengan tersenyum polos.
"Iya gak papa, santai aja," ucap Rega.
"Kenalin, Rahma," ucap Rahma, ia mengulurkan tangannya ke Rega dan dibalas uluran tangan oleh Rega, "Rega."
"Ra, tadi Bang Hikam nelpon, gue bilang kalau lo ketiduran di apartemen gue," ucap Dana membuat Rahma mengangguk. "Emang udah malem sih," gumam Rahma. "Laper gue," gerutu Rega, Rahma menoleh.
"Luka lo udah diobatin?" tanya Rahma. Rega mengangguk sebagai jawaban. "Udah, santai aja ada Dana, dia spesialis ginian sih," ujar Rega, Rahma menoleh. "Oh gitu," ucapnya.
"Makan diluar aja gimana?" tawar Dana, namun Rahma malah menggelengkan kepala. "Gue masakin aja, tadi gue lihat lo punya bahan-bahan buat bikin nasi goreng sih," ucap Rahma.
"Bisa masak?" tanya Dana heran.
"Jangan menyepelekan gue," ucap Rahma, akhirnya ia dengan sigap menyiapkan alat dan bahan. "Kita main game ya," ucap Rega. "Oke!" jawab Rahma.
Dana menoleh sebentar ke Rega, tumben Rega mau berinteraksi dengan cewek, apalagi Rahma adalah spesies yang banyak omong.
"Kenapa lo?" tanya Rega. "Tumben lo mau ngomong sama cewek," ucap Rega. "Sekarang gue udah berubah, masa gue harus jomblo terus," ucap Rega membuat Dana tertawa.
"Tapi tenang aja, kalau cewek ini gue gak bakal rebut, gue akrab sebagai dua orang terdekat lo aja kok," ujar Rega.
"Sok yes banget omongan lo," gumam Dana. "Tapi gue bener 'kan? Dia orang terdekat lo juga 'kan?" tanya Rega.
"Biasa aja," jawab Dana, ia mulai menyiapkan game yang akan mereka mainkan.
"Masa biasa aja?" tanya Rega dengan membantu Dana. "Iya biasa aja," ucap Dana berusaha meyakinkan walaupun ia tahu kalau Rega pasti tak percaya.
"Kalau biasa aja, kenapa dia bisa tidur bebas di sini?" tanya Rega tepat sasaran. "Kan gue kasihan, gue masih punya sisi manusiawi Ga," ucap Dana.
"Oke gue ganti. Kalau biasa aja, kenapa lo mau nuruti perkataan Rahma?" tanya Rega. "Kan elo yang bilang mending gue bawa Rahma pulang," jawab Dana santai.
"Tapi lo gak denger perkataan gue ya? Gue tadi bilangnya bawa cewek lo pulang daripada lo kelabakan sendiri, dan lo langsung nuruti, kalau biasa aja gak mungkin kayak gitu sih."
***
Setelah kejadian Dana mengikuti tawuran, ia sempat diskors selama satu minggu, hal itu membuat Rahma selama seminggu duduk sendirian.
Hari ini adalah hari dimana harusnya Dana masuk, sebelum mereka menghadapi ujian. "Kenapa Ra?" tanya Wulan, ia melihat Rahma yang sekali-kali melirik ke luar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia
Teen FictionNyatanya, menyukai seseorang yang disukai banyak orang membuat Rahma harus terdiam dengan rasa sukanya. Apalagi semenjak orang yang disukainya ternyata menyukai orang lain. Membuat rasa yang ada padanya harus terpendam dalam. Seseorang yang disukai...