17

4.8K 196 8
                                    

Cinta itu lucu ya? Ia datang dengan tiba-tiba, dengan orang yang tak terduga, dan dengan naasnya pergi tanpa bertanya.

***

Rahma tak habis pikir dengan Dana, bisa-bisanya ia memutuskan suatu hubungan dengan mudah dan tak memiliki rasa bersalah.

"Ya Allah Dan, lo spesies makhluk apa sih, sukanya gonta-ganti pacar, sebulan bisa dua sampai tiga kali," ucap Rahma menyindir Dana.

"Ya mau gimana, masa iya gue tetep menjalani hubungan disaat gue gak suka sama orang itu? Kan kasihan," ucap Dana membuat Rahma menghela napas.

"Ya kalau suka jangan langsung tembak, lo harusnya sampai pendekatan lama terus sampai tahap sayang baru jadian," ucap Rahma membuat Dana tertawa.

"Gue kayak gitu? Mana bisa, gue belum menemukan yang pas sih," ucap Dana. "Lo menyakiti banyak cewek sama aja lo menyakiti hati ibu lo, dia kan juga cewek," ucap Rahma membuat Dana terdiam.

"Dan, lo gak capek apa dengan sikap lo yang terus-terusan bad?" tanya Rahma.

"Capek sih ada, tapi itu udah kebiasaan dari SD jadi kayak dibawa santai aja," ucap Dana membuat Rahma menghela napas.

"Lo gak mau gitu banggain kedua orang tua? Lo 'kan pinter fisika, kenapa gak ikut lomba fisika? Kalau menang kan bisa buat masuk universitas sama banggain orang tua," ucap Rahma membuat Dana tertawa.

"Abang sama adek gue selalu banggain orang tua tapi orang tua gue biasa aja tuh tetep sama pekerjaannya, lo sendiri tahu kan," ucap Dana membuat Rahma melihat ke arah Dana.

"Kadang gue mikir, anak bagi mereka itu apa sih? Kebahagiaan? Seandainya kebahagiaan kenapa mereka memikirkan pekerjaan terus-menerus? Kalau lo mikir pekerjaan buat biaya hidup, udah. Udah cukup lah, dari dulu, yang dibutuhin anak itu perhatian bukan uang."

Orang tua Rahma memang tipe pekerja namun mereka tahu bagaimana cara dekat dengan anak mereka, sebab mereka selalu meluangkan waktu liburan tanpa bekerja.

"Sorry gue malah jadi curhat," ucap Dana.

"Gak papa, lagian kalau lo butuh temen curhat gue mau-mau aja sih," tawar Rahma membuat Dana tersenyum miring.

"Nanti kalau gue terus-terusan curhat ke elo, elo jadi suka gue kan kasihan guenya," ucap Dana dengan penuh percaya diri membuat Rahma memutar bola matanya.

"Idih gak bakalan gue suka lo," ucap Rahma. "Awas ya sampai lo suka gue, gue ketawain sekeras-kerasnya," ucap Dana membuat Rahma menjawab,

"Yang ada mah lo yang suka gue, dan saat lo suka gue, gue bakal ngecengin lo berkali-kali sampai puas!"

"Gak bakal deh gak bakal!"

"Lihat aja nanti."

Cukup lama hening menyelimuti kedua insan ini hingga Dana melirik buku yang Rahma genggam.

"Buku apa an tuh?" tanya Dana dengan merebut buku dari tangan Rahma.

"Eh jangan buka!" seru Rahma, terlambat. Dana sudah membukanya dan yang ia buka adalah tulisan tentang 'Cara menembak Risa'

Dana tertawa. "Kenapa lo ketawa?" tanya Rahma garang dengan merebut bukunya dari tangan Dana.

"Lo mau bantuin Azka?" tanya Dana. "Iya lah, gue 'kan baik," ucap Rahma membuat Dana tersenyum miring.

"Kok lo mau?" tanya Dana. "Mau apa?" tanya Rahma.

"Mau jadi babu Azka, hahaha." Rahma yang mendengar ucapan Dana pun memutar bola matanya. "Gue bukan babunya tapi sahabatnya," ucap Rahma.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang