Modus
Ia mendengkus. Semalam dia kelelahan karena membantu ibunya di butik, membuat gadis bertubuh sedang itu bangun terlalu siang. Alhasil, kini Joya terjebak di luar gerbang sekolah.
Bahkan, tadi pagi gadis itu harus menyingkat waktu mandinya hanya lima menit. Bisa dikatakan itu mandi bebek, karena hanya memastikan tubuhnya terkena air.Ketika sedang berusaha mencari cara untuk masuk, tiba-tiba ada seseorang memekik dari belakangnya.
Joya pun terperanjat dan membelalakan mata."Nungguin Abang Rey, demi telat bareng, ya?"
Reynand lagi? Oh, Joya tidak tahu mengapa bumi yang luas ini menjadi sempit. Mengapa harus pemuda itu lagi yang dia temui? Apa dari milyaran manusia, hanya Reynand Arkatama yang hidup di sekitarnya?
Joya menghela napas kasar, lalu membuang muka sembari melihat-lihat sekitar gerbang. Ia mencari satpam yang menjaga gerbang.
"Mau masuk? Sama gue bakal mulus."
Penuturan Reynand membuat Joya melirik, lalu dia berkata, "Mulus, mulus ke ruang BK!"
"Mantap, 'kan?" Pemuda itu mengangkat kerah sok keren.
"Mantap jidat lo?"
"Pak, Pak Tomket!" Reynand memanggil seorang Satpam yang kebetulan tidak jauh dari sana. Satpam tersebut bernama Pak Tomi, tapi karena Reynand teramat kreatif, dia sengaja memanggilnya dengan Pak Tomket.
Joya sempat bingung dengan apa yang akan Reynand lakukan, meski dia pasrah saja jika nanti pemuda itu benar-benar bisa membuat mereka masuk kelas dengan mulus.
Pak Tomi menghampiri keduanya, dia menatap heran, lalu bertanya, "Terlambat?"
Mendapat pertanyaan konyol tersebut, dua murid itu menghela napas.
"Ya iya telat, masa kecepetan." Reynand menyahut sedikit gemas, dia lalu melanjutkan, "Bukain gerbangnya, Pak.""Mas, saya nggak mau, ntar ketahuan lagi. Itu 'kan sama aja melanggar peraturan."
Reynand tidak kehabisan akal, dia kemudian berbisik pada Joya. "Santai."
"Pak, kasihan Joya, dia udah capek naik sepeda dari rumah buat sekolah, tapi Bapak nolak buat buka gerbang. Apa kata dunia kalau kita jadi bodoh?" Reynand mengelus dada, berakting agar terlihat senatural mungkin.
Pak Tomi menatap keduanya secara bergantian. Terpaksa, Joya pun memasang wajah memelasnya. Matanya menatap penuh pilu, meski sebenarnya itu konyol.
"Ya udah cepetan masuk, sebelum lebih terlambat." Dengan segera Tomi pun membukakan gerbang untuk keduanya.
Setelah mengucapkan terima kasih, keduanya memarkirkan kendaraan masing-masing. Selanjutnya, Reynand menarik Joya untuk berlari ke kelas.
Sadar, gadis itu menepis tangan Reynand. "Ngapain lo narik tangan gue?"
"Kan telat bareng, ya masuknya juga bareng dong."
"Lo duluan!" perintah Joya membuat Reynand patuh. Gadis itu memilih berjalan di belakang pemuda itu.
Ketika sampai di depan kelas, Reynand mengetuk pintu, takut jika sudah ada Guru di sana.
Kepala Reynand menyembul ke dalam, memeriksa keadaan karena tidak ada sahutan. Ternyata belum ada Guru yang masuk, sehingga keduanya lega dan segera masuk ke kelas dengan santai.
"Cie, telat bareng." Suara Vino langsung menyambut, beserta siulan yang membuat Joya dongkol.
"Kita romantis, 'kan?" Reynand terbahak bersama yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand & Joya | END
Teen FictionFollow sebelum baca yuk, untuk mengikuti ceritanya. #645 dalam TEEN FICTION-11/3/2018 #961 dalam TEEN FICTION-9/2/2018 "Kuda poni! Dasar jelek, sinting, kutu kupret, tai lo. Maju sini, gue telen lo hidup-hidup!" teriak Joya mengerahkan semua kekesal...