R&J 15

909 126 5
                                    

Kencan
           
                 

Ruangan menjadi hening, setelah teman dan Gurunya meninggalkan lapangan indoor tersebut.
Beberapa kali pemuda itu memijit keningnya. Reynand mendapat teguran dari sang pelatih, latihannya tidak fokus dan selalu saja salah.
Pikirannya kalut beberapa hari ini, karena banyak tekanan yang ia terima secara tidak langsung.

Reynand baru menyadari, betapa rasa bukanlah mainan belaka. Ia pikir, kisah cinta SMA akan bahagia seperti yang dia tonton di televisi, nyatanya rumit jika terjadi dalam kehidupan nyata.

Rasa yang mungkin hanya disebut 'Cinta monyet' oleh segelintir orang, nyatanya tidak sesederhana itu. Ia bukan lagi anak SD yang menyukai teman sekelasnya, lalu berbagi bekal makanan.
Namun, ini tentang rasa yang bisa saja dia bawa sampai tua nanti.

Langkah kaki seseorang membuat perhatiannya teralihkan. Ia tahu siapa pemilik langkah tersebut, karena beberapa menit yang lalu dia baru saja meminta gadis itu datang menemuinya.

Ketika wajah imut itu terlihat, Reynand yang duduk di tribun bawah langsung tersenyum.

"Kenapa lo sendirian di sini?" Pertanyaan itu langsung terlontar dari bibir gadis itu.

"Tadi ada orang pacaran di sini, gue usir." Jawaban Reynand sedikit aneh, tetapi membuat gadis itu terkekeh.

Gadis pemilik rambut sepunggung itu kemudian duduk, dia memperhatikan wajah pacarnya yang sedikit murung.

"Latihannya gimana?"

Reynand menoleh, lalu menjawab, "Nggak asik karena nggak ada lo, Joy."

"Aneh. Manja banget, sih?" Gadis itu memprotes kelakuan kekasihnya yang sedikit tidak biasa.

"Vino sama Andi mana? Tumben lo nggak sama mereka?" Joya kembali bertanya karena tidak melihat dua sahabat pemuda itu.

"Mereka berdua cabut duluan. Ada les katanya."

"Mereka les? Tumben." Sepertinya terdengar aneh ketika mengetahui dua anak badung itu mengikuti les.

"Bentar lagi 'kan ujian, Joy," ungkap Reynand memberi tahu alasan mengapa dua sahabatnya itu mengikuti les dengan serius.

Ruangan kembali hening. Joya bingung dengan sikap pemuda itu yang sedikit berubah. Apa masalah Reynand begitu berat, hingga membuat pemuda jail itu mendadak pendiam.

"Lo kenapa, sih? Sok-sokan jadi pendiem, padahal aslinya badung. Nggak latihan tinju lagi?" celetuk Joya membuat pemuda di sebelahnya tertawa.

"Latihan nanti. Tapi sama lo, ya, tinjunya?"

"Ogah."

Reynand sebenarnya tengah bimbang. Ia hendak menanyakan sesuatu yang sangat ingin dia ketahui, tapi rasanya takut kalau Joya marah.

"Lo ngapain lihatin gue gitu? Gue cantik? Dari lahir kok," kata Joya lalu terkekeh sendiri. Gadis itu merasa tidak nyaman saat ditatap aneh oleh Reynand.

"Gue boleh nanya sesuatu?" Suara Reynand mendadak serius. Hal itu membuat Joya sedikit gugup, takut kalau ada sesuatu yang akan terjadi setelahnya. Karena akhir-akhir ini, pemuda itu terlihat berbeda dari biasanya.

Reynand & Joya | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang