Pantai
Mata tidak ingin lepaskan pemandangan di depannya. Terduduk gadis itu di sisi pantai menikmati ombak yang sesekali menyapu kakinya.
Namun, keindahan itu tidak dapat menenangkan pikiranya yang sejak awal datang sudah kacau.
Joya sedikit kesal ketika Reynand benar-benar menyatakan tidak dapat ikut, padahal ini adalah liburan pertama mereka ketika sudah pacaran.Alasan liburan yang dipakai untuk belajar bisnis, membuat Joya sedikit heran. Ia tahu, pemuda yang dia pacari adalah anak orang berada, tentu belajar bisnis di waktu muda adalah salah satu cara untuk bisa mengarahkan masa depannya.
Namun, rasanya terlalu berlebihan jika anak SMA seperti Reynand mengorbankan waktu liburannya untuk belajar."Kenapa di saat ada waktu banyak buat bareng, lo malah nggak di sini Rey?" gumam Joya berbicara pada dirinya sendiri.
Dehaman seseorang mengagetkannya. Pemuda bernama Andi datang dan langsung duduk di sebelahnya.
"Ini liburan bersama, jangan sendirian, ntar lo hanyut!" ujar Andi seraya terkekeh.Joya pun tertawa mendengar celetukan teman baik Reynand itu. "Kalau gue hanyut, pasti banyak cowok yang nolongin gue."
Andi mengangguk mengiyakan, lalu kembali melihat wajah murung Joya. Andi juga kesal karena sahabat karibnya tidak ikut bersamanya, dia ingin sekali menendang tulang kering Reynand jika bertemu.
"Jangan sedih karena nggak ada Rey dong, 'kan ada gue. Kalau nggak ada yang ngapelin lo, gue juga mau ngapelin lo." Andi menaikturunkan alis dengan sok keren.
"Kalau lo berani macem-macem, gue laporin ke Reynand, biar lo disuntik mati!" Suara seorang gadis mengancam ketika diam-diam datang dari belakang keduanya.
Vino, Aliya dan Seno datang beriringan, tetapi Joya dapat melihat wajah murung juga dari Vino. Pemuda itu pasti sangat kesal karena bukan Reynand yang bersama mereka, tapi malah Seno."Joy, ini itu liburan, jadi jangan sedih gitu. Liburan itu buat seneng-seneng, bukan buat sedih kayak gini," ucap Seno sambil menepuk bahu Joya untuk menyemangati.
"Iya Kak, santai aja sih, gue nggak apa-apa kok, kalian yang lebay kayaknya," sahut Joya berusaha tersenyum. Ia juga tidak ingin membuat suasana liburan menjadi begitu tidak nyaman hanya karenanya.
"Ndi, lo nggak usah sok peduli deh, bilang aja lo seneng nggak ada Rey!" Tiba-tiba Vino membuka suara, dia sengaja menyindir seseorang, dan tentu itu di tujukan untuk Seno.
"Iya, gue sok baik, sebenernya dalemnya busuk." Dan Andi menyahut dengan sindiran lebih tajam. Keduanya sudah ter-koneksi satu sama lain karena terlalu akrab.
"Kalian ini lagi ngomongin apa, sih?" Aliya bertanya karena tidak paham dengan apa yang tengah dibicarakan keduanya.
"Kita lagi ngomongin Andi yang sok perhatian padahal–" Ucapan Vino terhenti ketika tangan mungil Joya menutup mulutnya begitu saja. Ya, gadis itu tahu apa yang Vino dan Andi bicarakan.
"Udah, gimana kalau kita main banana boat aja?" cetus Joya mengalihkan pembicaraan.
"Setuju pakai banget."
xx
Sepanjang perjalanan, dia bungkam, padahal gadis di sebelahnya sudah cukup bawel saat di mobil. Sebuah pulau menjadi tujuan wisatanya, tetapi tidak ada yang menyenangkan seharian ini.
Reynand Arkatama tidak dapat menolak permintaan mamanya, sehingga berlibur di tempat yang berbeda dengan Joya adalah keputusannya. Mana mungkin dia akan tega membawa Gita di liburan teman sekolahnya, itu gila.Jika saja ancaman mamanya tidak berlaku, demi apa pun Reynand tidak akan pernah berada di sini.
Hingga sore menyapa, Reynand masih enggan berbicara dengan gadis bernama Gita. Kamar penginapan dia jadikan pelarian untuk tidak bersama gadis menyebalkan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand & Joya | END
Teen FictionFollow sebelum baca yuk, untuk mengikuti ceritanya. #645 dalam TEEN FICTION-11/3/2018 #961 dalam TEEN FICTION-9/2/2018 "Kuda poni! Dasar jelek, sinting, kutu kupret, tai lo. Maju sini, gue telen lo hidup-hidup!" teriak Joya mengerahkan semua kekesal...