R&J 14

947 128 2
                                    

Seluruh Napas Ini

"Joooy, please temenin gue!" Teriakan itu terdengar menyebalkan.
Lengannya diguncang-guncangkan oleh sahabatnya. Ingin menepis, tapi Joya malas jika harus bertengkar hanya karena hal sepele.

"Joy, temenin gue, lo 'kan sahabat gue." Dan Aliya masih bersikeras meminta untuk ditemani. Entah apa yang sudah merasuki gadis itu.

"Enggak, Al," sahut Joya mantap dengan penolakannya.

Bukan tanpa alasan, gadis itu merengek minta diantar bertemu dengan Seno, tentu Joya menolaknya. Lagi pula, bisa-bisa semua menjadi rumit, antara ia, Seno, Reynand dan ditambah lagi Aliya.

Joya heran, teman sebangkunya itu sudah tergila-gila dengan Seno. Ia khawatir kalau Aliya terlampau batasannya.

"Ayo dong, lo tega banget sih, sama gue. Mentang-mentang lo udah jadian sama pangerannya Starga, sekarang lo nggak asik!" Aliya mengerucutkan bibirnya lalu memalingkan wajah.

Joya mendecak, lalu beralih menatap gadis itu dengan malas. "Baper banget sih lo, Al? Izin dulu sono sama Rey!"

Aliya melirik heran, keningnya mengerut setelah mendengar perintah Joya yang sedikit aneh.
"Lo nyuruh gue buat izin sama, Rey? Jangan dong, ntar kalau izin dulu pasti Rey ngelarang."

"Lah, itu tau."

"Lo apaan sih, Joy? Baru pacaran aja udah kayak suami-istri, pakai izin segala. Lo cuma nemenin sahabat ketemu temennya, bukan selingkuh!" seru Aliya merasa gemas sendiri.

Joya terdiam, dia tahu perkataan sahabatnya itu benar, bahwa Reynand bukanlah suaminya, tetapi Joya takut pemuda itu akan marah jika dia bertemu Seno tanpa sepengetahuannya.

"Kalau ketahuan Rey gimana?" Akhirnya pertanyaan itu keluar setelah Joya sedikit menimbang ucapan Aliya.

"Tenang aja, gue jamin Rey nggak bakal tau. Bilang aja kalau kita mau beli buku." Lihat! Bahkan Aliya sudah menyiapkan rencana untuk berbohong.

Joya semakin bingung, Aliya adalah sahabatnya, tetapi Reynand juga pacarnya. Lalu, mana yang lebih baik dipilih?

"Masa lo tega sih, sama sahabat lo sendiri. Gue mau PDKT sama Seno," imbuh Aliya mengungkapkan keinginannya tanpa ragu. Ya ampun, demi apa pun Joya bingung harus mengatakan apa.

"Joy, lo jangan jahat dong sama gue." Aliya kembali merengek, membuat Joya semakin terpojok.

"Ya udah, gue temenin."
Mendengar penuturan Joya, Aliya langsung menjerit kesenangan, dia memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Sstt, tapi lo harus tanggung jawab kalau nanti sampai ketahuan sama Rey!" kata Joya meminta pertanggungjawaban gadis itu. Ia tidak ingin ada masalah antara keduanya. Aliya tentu mengangguk mantap, karena ini adalah keinginannya yang sangat besar, dia rela dimarahi Reynand jika ketahuan sekalipun.

xx

Ia duduk sendirian, menunggu dua orang yang sepertinya betah menikmati waktu berdua saja.
Joya sengaja meninggalkan mal, membiarkan sahabatnya itu memainkan banyak permainan di pusat perbelanjaan tersebut, dan memilih duduk di taman area sekitar.

Awalnya, Joya ingin ikut bermain, tetapi mengingat tujuan Aliya adalah mendekati Seno, rasanya tidak enak menjadi orang di tengah-tengah mereka.

Ah, jika boleh jujur, Joya takut terjadi sesuatu dengan Aliya. Ia tahu, mungkin apa yang dilakukan Seno padanya waktu itu hanyalah sebatas ketidaksengajaan.
Lagi pula, jika ia berusaha menghentikan Aliya, pasti gadis itu akan marah dan membencinya.

Reynand & Joya | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang