Dihukum Berdua Lebih Enak
"Mau jadi calon bad girl, ya?" Suara itu menginterupsi.
Gadis cantik itu bergeming. Ia terperanjat ketika suara menyebalkan itu mendadak menjadi horor. Bukan tanpa alasan, Joya tengah memanjat pagar sekolah karena terlambat. Oh ya ampun, ini akan mencoreng nama baiknya.
"Cukup gue aja yang bad boy, karena gue nggak mau calon Ibu dari anak-anak gue adalah bad girl SMA." Reynand meneruskan ucapannya, membuat Joya memutar kepala menghadap pemuda itu.
"Enggak. Gue cuma–"
"Cuma manjat pager?" potong Reynand kemudian tertawa mengejek.
Sial. Joya merasa hari ini begitu tidak beruntung. Ia tidak tahu, mengapa selalu bertemu dengan Reynand, padahal bumi begitu luas.
Joya langsung turun dari pagar, lalu menatap Reynand dengan wajah jengkel setengah malu.
"Kenapa bisa telat?" tanya Reynand mendadak ingin tahu. Pasalnya, gadis itu jarang sekali terlambat.
"Soalnya alarm jam gue mati."
Reynand mengangguk. "Mau gue bantuin manjat?"
Joya berpikir sejenak. Ingin menolak tawaran Reynand, tapi ia sadar kalau pagar itu tinggi. Lagi pula, sudah sejak tadi dia memanjat dan kesulitan.
Tidak ingin berpikir terlalu lama, akhirnya Joya mengangguk dengan kaku, mengiyakan bantuan Reynand.
Jika ingin jujur, sebenarnya Joya malu sudah kepergok sedang memanjat."Tapi lo jangan ngintipin gue!" seru Joya memperingatkan.
"Dikit nggak apa-apa kali."
Joya langsung menjitak kepala Reynand, membuat pemuda itu langsung memekik kesakitan. "Sakit Mut!""Gue nggak akan ngintipin lo, ntar juga kalau nikah lo punya gue, nggak perlu ngintip. Dan gue nggak sekurang ajar itu," sambung Reynand mendapat tatapan tidak percaya dari gadis itu.
"Mesum!"
Jujur, Joya merasa lebih baik kalau Reynand kembali dengan sifat jailnya—dibandingkan dengan saling adu dingin seperti kemarin. Meski, Joya tetap darah rendah jika berhadapan dengan Reynand.Dengan kerumitan rok sekolah yang menyulitkannya, akhirnya Joya berhasil memanjat dengan dibantu Reynand. Namun, berbeda dengan pemuda itu yang begitu mudah menyusulnya ke bawah.
"Kenapa lo nggak akting lagi kayak waktu itu?" Joya bertanya karena waktu itu Reynand pernah mengajaknya berakting menyedihkan di depan Satpam, ketika terlambat bersama.
"Gue rasa lo tau kalau kita jodoh, makanya waktu itu gue di sana sama lo. Sebenarnya gue biasanya di sini. Manjat."
Joya memutar bola matanya. Ia lupa kalau seorang Reynand Arkatama biasa melakukan bolos dan melewati pagar belakang sekolah.
"Terserah."
Dehaman bersuara besar, membuat keduanya langsung menoleh. Seorang Bapak bertubuh gendut, lengkap dengan wajah garangnya menatap mereka.
Tanpa sepatah kata pun, keduanya tahu akan berakhir seperti apa. Kata-kata legend Pak Toto ialah, 'Lari lapangan sepuluh putaran'."Pak, jangan sepuluh dong." Dan akhirnya Joya harus memohon meski tidak ada kata tawar-menawar dengan Guru BK.
"Gini aja Pak, saya 'kan ganteng, cowok tulen, jadi saya limabelas, Marmut lima aja, 'kan dia cewek. Masa iya, Bapak setega itu sama murid sendiri," cerocos Reynand memberikan penawaran yang tidak menguntungkannya, tapi memberi kelonggaran pada Joya.
Pak Toto mengusap dagunya seraya menimbang ucapan murid nakalnya itu.
Sedangkan Joya memilih diam. Ia tidak mengerti mengapa Reynand melakukan hal itu, sampai mau menanggung hukumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand & Joya | END
Teen FictionFollow sebelum baca yuk, untuk mengikuti ceritanya. #645 dalam TEEN FICTION-11/3/2018 #961 dalam TEEN FICTION-9/2/2018 "Kuda poni! Dasar jelek, sinting, kutu kupret, tai lo. Maju sini, gue telen lo hidup-hidup!" teriak Joya mengerahkan semua kekesal...