Pertandingan Basket
"Berusaha menutup cerita lama. Namun, kadang harus berhadapan dengan cerita baru bersama orang yang masih sama."
Riuh para penonton menghiasi lapangan basket. Pertandingan basket antara SMA Starga dan Merah putih itu bukan hanya menyuguhkan sengitnya persaingan, tapi juga pemainnya yang tampan nan bertubuh atletis. Bahkan, acap kali siswa populer yang berusaha memasukkan bola ke ring, membuat kaum hawa berteriak histeris.Berbeda dengan gadis yang justru memilih bergeming di kelas. Ia malas sehingga hanya membaca buku tanpa beranjak ke lapangan seperti yang lain.
"Lo nggak pengen nonton? Pangeran lagi tanding tau?!" Seruan itu keluar dari bibir Aliya. Ia gemas melihat sahabatnya yang enggan diajak menonton pertandingan. Padahal, dia yakin betul pertandingannya sangat seru.
"Enggak, Al. Lo kalau mau pergi, pergi aja, nggak usah nungguin gue." Joya menyahut dengan mata masih fokus pada deretan aksara di depannya.
"Semangatin Rey, Joy. Pantes lo dibilang nggak peka, lo aja gini-gini aja!" cela Aliya membuat gadis berambut panjang di sebelahnya langsung menatapnya.
"Terus?" tanya Joya ogah-ogahan.
"Ayo nonton, Joy!" Aliya mengguncang-guncangkan lengan Joya. Merengek dan mengomel panjang kali lebar.
"Iya, iya. Kita nonton, biar gue peka!" Joya menaruh bukunya di dalam tas dengan kesal. Kemudian mengajak sahabatnya itu ke lapangan.
Baru sampai di pintu tribun, Aliya sudah histeris. Mereka memilih menyaksikannya di bibir tribun. Dengan ogah-ogahan, Joya berteriak menyemangati SMA-nya, atau lebih tepatnya untuk Reynand, karena Aliya memaksanya.
"Semangat Starga, semangat Rey!" Suara Joya begitu lirih, karena suara penonton lain lebih keras bak toa Masjid.
"Yang keras, Joy! Suara lo kayak semut." Aliya memprotes lagi.
Namun, kali ini Joya hanya melirik kesal pada sahabatnya itu.Detik kemudian, mata Joya membulat. Ia berusaha menajamkan pandangannya pada satu pemuda. Dari jauh, Joya seperti mengenali orang tersebut.
Siapa, ya? Gadis itu membatin seraya mengingat wajah yang sepertinya tidak asing itu.Seno?
Ah, Joya ingat wajah pemuda cool itu. Sepertinya memang Seno yang dia lihat tadi. Ia kembali mencari sosok tersebut, tidak lama senyumnya mengembang. Penglihatannya tidak salah, ternyata memang Seno yang dia lihat.Ketika Joya ingin berteriak memanggil nama pemuda itu, dia mengurungkan niatnya. Ia akan di cap siswi yang tidak tahu diri jika menyemangati sekolah lain.
Ketika Aliya melihat sahabatnya mulai semangat, dia menyikut gadis itu. "Nggak nyesel, 'kan lo, gue ajak ke sini?"
Joya hanya menyengir saja.Tidak berangsur lama, pertandingan selesai. Aliya mengeluh karena dia baru saja datang, semua salah Joya yang sulit dibujuk sejak tadi, pikirnya.
Hasil pertandingan menyatakan SMA Starga unggul 2 poin, sehingga Starga yang menjadi pemenangnya.Pemuda berponi itu melangkah dengan cepat, menghampiri dua gadis dengan senyuman mengembang.
"Keren 'kan permainan gue?" Reynand bertanya dengan nada membanggakan diri. Ia ingin terlihat keren di mata gebetannya.
Sedangkan Joya hanya tersenyum dan mengangguk. Namun, matanya menatap lurus ke arah lain.Penasaran, Reynand mengikuti arah pandang gadis itu. Ternyata Joya tengah melihat Seno?.
Cowok berengsek.Kesal, Reynand sengaja menghalangi pandangan Joya dengan berdiri tepat di depan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand & Joya | END
Novela JuvenilFollow sebelum baca yuk, untuk mengikuti ceritanya. #645 dalam TEEN FICTION-11/3/2018 #961 dalam TEEN FICTION-9/2/2018 "Kuda poni! Dasar jelek, sinting, kutu kupret, tai lo. Maju sini, gue telen lo hidup-hidup!" teriak Joya mengerahkan semua kekesal...