L i m a T i g a

3.3K 316 75
                                    

Well, kita udah sampai di drama kalengan part 5, diasikkin aja ya tsayyyyyy..

Enjoy reading!

***

Setelah pertemuan singkat terakhir antara Gavin dan Pagi, mereka tampak tidak lagi pernah bertemu, baik sengaja maupun tidak sengaja. Pagi berhenti melakukan semua yang pernah dilakukannya seperti yang selalu dia lakukan sebulan terakhir.

Hubungan dirinya dengan Jea atau Will tidak juga membaik, Pagi masih memilih menjauh dan membiarkan dirinya terkungkung sepi.

Dia belum memberi cela untuk Jea memperbaiki situasi buruk di antara mereka, gadis itu hanya belum mau. Dia masih butuh sendiri, memikirkan cara mengobati hatinya yang patah dari berbagai sisi.

Dengan tak tentu arah Pagi berjalan selepas pulang kuliah, kakinya menyusuri jalanan dan berhenti tepat dimana dirinya dan Gavin berpelukan selepas pertandingan basket saat porseni dengan konflik penolakan Gavin yang kesekian kali.

Dia duduk, di pinggiran trotoar itu, sama seperti waktu itu. Dia tersenyum kecil, tiba-tiba ada sebuah harapan yang muncul dalam hatinya, berharap Gavin akan mencarinya dan menemukannya juga sama seperti kala itu.

'Bodoh!' Umpatnya. Begitupun, dia enggan beranjak. Ditenggelamkannya kepalanya pada lipatan tangan yang bertumpu pada kedua lututnya, dia mungkin tidak lagi menangis, tapi hatinya kembali mengeluarkan darah tak kasat mata.

Di sisi yang tidak pernah Pagi duga, ada Gavin yang kembali menemukannya tapi tidak untuk menemuinya. Dia sedang menahan diri di balik kemudinya. Harapan gadis itu jadi nyata, hanya saja berbeda jalan cerita. Lelaki itu memutuskan untuk menghilang lagi dan berubah menjadi bayangan, dia kerap kali mengikuti Pagi sama seperti saat ini. Dia memang sengaja menunggu Pagi pulang kuliah dan memastikan bahwa gadis itu pulang ke rumah tanpa kurang suatu apapun. Begitu seterusnya.

Pagi berdiri, dia menyetop sebuah taxi dan meninggalkan tempat itu dengan perasaan sesak—lagi.

][

Hari berikutnya Pagi melalui koridor belakang, bukan untuk pertama kali, dia memang kerap menghabiskan waktu di sana, duduk-diam, duduk dengan memain-mainkan gitar pemberian Gavin, duduk dan memakan makan siangnya, duduk kemudian menangis dan duduk dengan banyak hal lain lagi.

Lalu dia ke kantin, duduk di kursi dimana dia dan Gavin pernah menghabiskan santapan bersama. Dia ingat pada kursi mana saja dia pernah menghabiskan jamnya bersama Gavin.

Dia tersenyum sangat tipis saat melihat Gavin duduk dengan kedua siku di atas meja dan jari saling bertaut sedang mendengarkannya berceloteh.

Dia tersenyum sangat tipis saat melihat Gavin duduk dengan kedua siku di atas meja dan jari saling bertaut sedang mendengarkannya berceloteh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu senyumnya memudar saat bayangan Gavin memudar lebih dulu. Tidak ada lagi Pagi yang ceria, tidak ada lagi Pagi yang membuat orang-orang di dekatnya merasa mulut Pagi lebih baik disumpel karena sekarang gadis itu dengan senang hati mengunci rapat mulutnya.

#1 Pagi untuk Gavin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang