T i g a L i m a

4.4K 352 23
                                    

Yang jomblow mana suaranyaaaaaa??

Yang LDR juga mana suaranya??

Jadi part ini saya persembahkan kepada teman senasib dan sepenanggungan dengan saya 😂
Ucet dah, baik anet kan gueh, update berkali-kali dalam seminggu, hihihi soalnya ane kaga rela man teman sekalian sempat lupa ama si petakilan pagi dan si ah entahlah gavin hahay

Yuk yang gabut merapat, dibaca, dihayati, di vote dan di komen, tapi tidak dalam bentuk paksaan, saya tau dipaksa itu tidak enak eh loh?

Banyak bacot banget gue, ck

Cekidot!

***

Jea berlari menghampiri Pagi yang sedang duduk dengan Varco di kantin.

"Gi!" teriak Jea tidak santai sambil menggebrak meja.

Pagi kaget dan kemudian tersedak, kuah indomie yang akan dia telan, justru berpindah saluran ke saluran pernapasannya, membuat dia terbatuk dan rasa perih menjalar di hidungnya, dengan sigap Varco berpindah duduk ke samping Pagi memberi minum dan menepuk-nepuk punggung Pagi.

Jea menelan salivanya, dia merasa bersalah tapi pemandangan di hadapannya juga membuat kerongkongannya begitu kering kehabisan kata-kata.

"Pelan-pelan dong," ucap Varco.

"Sorry, Gi."

"Kampret, Fix!" Pagi memukul tangan Jea, sementara Jea wajahnya sudah masam ketakutan dan merasa bersalah.

"Lo biasanya heboh begini karena bawa berita. Apaan?"

Jea mendudukkan dirinya di bangku di hadapan Varco dan Pagi.

"Ada dosen muda, cakep!"

Pagi dan Varco serentak memutar malas bola matanya.

"Kok reaksinya pada begitu?" Gadis itu cemberut.

"Terus?" tanya Pagi, Pagi bertanya karena dia menghargai Jea saja, sebenernya dia tidak peduli, dosen tetap dosen, yang kalau memberi tugas suka gak berprikemahasiswaan so, nothing special.

"Sayang dia gak masuk kelas kita."

"Jadi?"

"Kelas Semester 5."

Pagi mengangguk. Kemudian hening.

"Kita latihan?" akhirnya Varco memecah keheningan.

"Iya," jawabnya singkat.

"Kenapa sih lo?" tanya Varco. Tentu saja, pasti ada yang aneh kalau seorang sepetakilan Pagi begitu pendiam.

"Hidung gue masih perih elah." Jea dan Varco serentak tertawa.

][

Pagi dan Varco baru selesai latihan selama 2 jam, mereka hanya berdua.

Saat mereka sedang berjalan di koridor yang melewati ruang dosen bersama Varco tiba-tiba ada seseorang yang menegur Pagi.

#1 Pagi untuk Gavin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang