L i m a E m p a t

3.2K 307 110
                                    

Taraaaaa....

Selamat datang di drama kalengan bagian 6 dan iniiii  chap terakhir di taun 2017 ya gaes!!

Selamat menjelang tahun 2018 ceuuuuu...

Enjoy this part!

***

"Halo, Ya? Eh kok nangis?" ucap Will, membuat Gavin dan dokter Hendro melirik ke arah Will sekilas.

Jea berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal karena isak tangisnya sendiri. "I-itu Kak ... Pa-Pagi."

"Tenang dulu, Ya. Ada apa kok sampe nangis gini."

Jea menarik nafas sebentar kemudian membuangnya perlahan. "Tadi gue ditelpon sama orang yang nemuin tas dan hape Pagi di pinggir jalan Kak, gue rasa Pagi diculik, Kak."

"PAGI DICULIK?" seru Will spontan, dan suara itu mengambil alih semua perhatian yang ada di dalam ruangan itu, terutama Gavin. Saat itu juga Gavin menghentikan kegiatannya mengancingkan kancing terakhir kemeja rumah sakitnya.

Gavin berdiri menerjang Will, diraihnya kerah baju Will dan mencengkramnya erat. "Maksud lo apa? Pagi kenapa?!" Hendro bergerak memisahkan Gavin dan Will.

"Tenang dulu Gav, its not good for you."

"Persetan!" Gavin melepaskan diri dari pegangan Hendro. Dia meraih jaketnya yang ada di pinggir brankar, mengenakannya menutupi seragam rumah sakit di tubuhnya, dan mengambil cepat kunci mobil Will yang terletak di nakas di samping brankarnya.

Will yang masih bisa mengontrol diri, mencekal tangan Gavin kuat, membuat Gavin berhenti dan terpaksa berbalik. "Tolong otak lo dipake! Di sini bukan cuma lo yang khawatir, tapi panik bukan ide yang bagus untuk menghadapi situasi seperti ini."

"Lepas Will!"

"Lo bisa collaps sewaktu-waktu, Gav!"

"Gue gak peduli!" Gavin membantah tak kalah tegas dari Will.

"Tapi gue peduli!" Will mencoba menarik nafas, si keras kepala Gavin tidak pernah gagal membuatnya menggila. "Pergi bersama Santo atau tidak sama sekali!" putus Will tegas.

"Oke!" Gavin mengusap wajahnya kasar, dia gusar setengah mati sekarang.

Will merebut kunci mobilnya dari genggaman Gavin.

"Tunggu di sini." Will menelepon bodyguardnya bernama Santo untuk bersiap pergi bersama Gavin.

"Mereka udah di depan. Jaga kondisi lo, kalau lo gegabah bukannya nyelamatin Pagi, lo malah buat dia semakin gila." Gavin berkacak pinggang wajahnya dialihkannya ke arah lain, merasa kesal karena ocehan Will yang sebenernya hanya ingin siapapun tidak terluka.

"Kita berpencar, kerahkan semua orang-orang lo untuk melacak Pagi, gue juga." Begitu berakhir ucapan Will, Gavin langsung mengambil obat-obatnya di atas nakas dan menelannya tanpa bantuan air kemudian dia melanjutkan langkah besarnya menuju mobilnya yang sudah standby di depan rumah sakit.

"Dok, tolong untuk standby, saya gak yakin Gavin akan kembali dengan baik-baik aja," ucap Will, dan dia mendapat tepukan dua kali di bahunya dan anggukkan dokter Hendro.

#1 Pagi untuk Gavin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang