Makasih banyak sudah mampir di sini.. Jangan lupa vote dan commentnya ya.. Tambahkan juga ke reading listnya! 😄
Happy reading!🐕🐕🐕
Ummi meminta Faiz mengantar Dila ke mini market dekat rumah untuk membeli bahan masakan untuk dimasak besok pagi.
"Gimana, Dek, udah belum belanjanya?" tanya Faiz pada Dila setelah menunggu lama di depan mini market.
"Udah, Mas. Mau ke mana lagi kita? Langsung pulang?"
"Beli lauk dulu, yuk! Tadi Abi menyuruh Mas beli sate buat kita semua makan malam, soalnya di rumah nggak ada lauknya," jawab Faiz.
"Sate ayam?"
"Iya. Udah, yuk, buruan! Entar keburu hujan."
Dila menaiki motor. Tak lupa ia memegang ujung baju kakak tertuanya. Di tangan kirinya sudah ada belanjaan tadi. Dia menolak saat Faiz menyuruhnya menggantung belanjaan itu di depan.
🐤🐤🐤
Selang beberapa menit Faiz berhenti di warung sate mang Asep langganannya.
"Mang, satenya, ya, 10 tusuk?"
"Bukan 100 tusuk, Neng? hehe," goda mang Asep.
"Mamang, bisa aja. Emangnya aku kunti?"
"Hehe, sate apa, Neng, ayam?" tanya mang Asep memastikan. Tangannya masih lincah mengipasi jejeran sate di hadapannya.
"Iya, Mang. Lima bungkus, ya, Mang. Jangan lama-lama, takut keburu hujan," kata Dila mengingatkan.
"Ok, Neng Dila cantik!"
Dila tersipu dipanggil cantik sama mang Asep. Matanya melihat ke arah Faiz. Faiz ikut tersenyum pada Dila. Faiz mengerti, adik bungsunya itu tak pernah tahan bila digoda seperti itu. Meski yang menggodanya cuma mang Asep, seorang pria yang sudah tidak bisa disebut muda lagi.
Asap-asap mengepul tak beraturan. Membuat dada manusia sesak. Namun aroma sate membuat nafsu makan bertambah. Namanya saja sate mang Asep, sudah langganan keluarga mereka karena rasanya yang tak tertandingi itu. Lezat.
🐛🐛🐛
Hujan mendera saat Faiz memarkirkan motornya di garasi rumah. Untung saja mereka sudah sampai di rumah, kalau tidak, mungkin mereka sudah basah kuyup. Pasalnya, hujannya tidak bisa dikatakan gerimis atau rintik-rintik saja tapi sudah termasuk deras.
Dila melangkah hendak memasuki rumah saat Faiz mengekor di belakangnya setelah ia mengunci stir motornya dan mengunci garasi rapat-rapat.
"Assalamualaikum," ucap Dila.
Kemudian Dila mendorong pintu utama rumahnya sebelum menunggu jawaban dari dalam rumah.
Abi dan Dika sedang menonton TV, sedangkan Ummi sedang di dapur.
"Mi, ini satenya," ujar Faiz sembari menyerahkan sekantong plastik sate ayam pesanan abi.
"Ow, iya. Makasih, ya, Nak. Nanti Ummi siapkan. Kamu tolong panggilkan Abi, Dika dan Dila ke ruang makan, ya? Kita makan sama-sama," pinta Ummi.
"Iya, Mi."
Faiz beranjak memanggil semuanya atas perintah dari Hesti-Umminya. Tak ayal mereka sudah berkumpul mengitari meja makan panjang di ruang makan.
Hesti mengambilkan nasi untuk Hasan, juga satenya. Sedangkan yang lain secara bergantian mengambil nasi dan sate dan meletakkannya di piring mereka masing-masing."Hup, aem... Aem.."
"Hus, Dek. Baca do'a dulu, terus jangan bunyi gitu, ah, makannya," ujar Faiz pada Dika adik sulungnya.
Dika nyengir kuda sambil melihat pada Mas-nya.
"Iya, tidak baik kalau begitu," sambung Hesti.
"Iya, Mi," sahut Dika patuh.
🐇🐇🐇
Di ruang keluarga semuanya berkumpul. Faiz, Hasan, Hesti, Dika dan Dila. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Faiz sedang membaca buku. Hasan sedang fokus menonton TV. Hesti dengan rajutan di genggaman kedua tangannya. Sedangkan Dika membantu Dila-adiknya mengerjakan PR di lantai.
"Gimana, Mas, persiapan untuk ospek besok?" tanya Hasan.
"Udah beres, kok, Bi."
"Owh, besok, ya, Mas, ospeknya?" tanya Dika.
"He'em," sahut Faiz sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. Matanya masih terfokus pada buku di tangannya.
"Ospek sama MOS1 sama, ya, Kak?" tanya Dila.
"Iya, sama, Dek. Kalo MOS itu untuk anak SMP atau SMA baru. Kalo ospek untuk mahasiswa baru," jelas Dika.
"Loh, Mas Faiz bukannya udah mau lulus, ya? Kok, masih ospek lagi?" tanya Dila sambil mengernyitkan keningnya.
"Mas jadi panitianya, Dek. Bukan Mas yang diospek, hehe," sahut Faiz.
"Owh, kirain, hehe," timpal Dila cengengesan.
"Adek gimana sekolahnya?" tanya Faiz pada Dila.
"Baik-baik aja, kok, Mas. Adek udah dapat kelas baru, kelas delapan A, hehe." sahut Dila dengan girangnya.
"Masuk kelas unggulan, nggak, Dek?" tanya Dika menimpali.
"Masuk, dong, alhamdulillah. Delapan A itu kelas unggulan, Kak," jawab Dila tersenyum senang.
"Wah, bagus, dong, tuh!" Sekarang Hesti yang bersuara.
"Kalau Kakak gimana? Masuk kelas unggulan juga, nggak?" tambah Hesti melirik Dika.
"Masuk, dong, Ummi. Alhamdulillah. Dapat kelas sebelas IPA 1," jawab Dika.
"Wah, anak Ummi sama Abi hebat-hebat!" sambung Hasan.
"Iya, dong, anak siapa dulu? Ummi sama Abi, hehe," sambung Faiz tidak mau kalah disambut tawa semuanya .
***************************
1. MOS : Masa Orientasi Siswa
***************************
Jangan bosan dulu, ya, ini baru perkenalan tokoh cowoknya, kok. Ikuti terus ceritanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] You're Mine (Raniz) (TERBIT)
Romance[Follow dulu sebelum baca ya 😄 makasih atas pengertiannya ... Maap merepotkan 😋] [17+] Cinta monyet masa kecil yang membuat Faiz bersikeras mempertahankan pernikahannya dengan Ran yang sama sekali tak mencintainya. Berbagai cara sudah dilakukan F...