5. Berharga?

80 7 0
                                    

Hari ini cuma ada dua mata kuliah, dosen mata kuliah pertama berhalangan hadir, beliau hanya menitipkan tugas untuk dikerjakan per kelompok dan dikumpulkan. Sialnya lagi, dosen mata kuliah kedua pun sedang sakit, hingga kelas diliburkan. Ran merasa bosan, percuma dia jalan jauh-jauh dari indekos ke kampus tapi dosen tidak dapat masuk.

"Ran, ke kantin aja, yuk!" ajak Ayu.

Sebentar Ran terlihat sedang berpikir, namun akhirnya..

"Ya udah, yuk!"

"Siapa tahu aja, di kantin ada Kak Aksa." gumam Ran lirih.

Tadinya itu yang Ran inginkan, namun realita kadang tak sama dengan ekspektasi.

Ran dan Ayu ke kantin. Dari jauh, Ran seperti melihat siluet tubuh Aksa. Dan ternyata benar, dia Aksa. Tapi, seorang perempuan sedang bersamanya. Ran tak mau berpikiran buruk pada Aksa. Mungkin dia teman sekelasnya. Ran terus berjalan mendekat ke kantin kampus.

Aksa tersentak kaget melihat Ran yang sudah di sampingnya.

"Ha, hai! Ka, kamu ngapain di sini?" tanya Aksa gelagapan.

"Bukankah ini kantin, menurut Kakak, aku mau ngapain ke sini?" sahut Ran sekalian menyindir Aksa.

"Ka, kamu lapar?"

"Nggak terlalu, sih, sebenarnya. Lagi bosan aja. Makanya aku ke sini."

"Dia siapa?" tanya cewek itu.

"Oh, aku Ran!" jawab Ran seraya memberi tangannya pada cewek itu.

"Dia adik kelasku," timpal Aksa.

"Adik kelas? Kenapa dia nggak bilang kalau aku pacarnya? Malu, pacaran sama anak kecil?" dalam hati Ran berkata.

"Silakan duduk!" kata cewek itu lagi, mencoba beramah tamah pada Ran.

"Nggak, makasih, Kak. Aku mau pergi aja. Aku nggak mau ganggu acara kalian berdua," jawab Ran yang terkesan kecewa.

Ran pergi meninggalkan kantin sekaligus Ayu yang sedang bingung melihat Ran yang tiba-tiba pergi. Ran lupa pamit pada Ayu saat Ayu sibuk memesan makanan pada ibu kantin.

Pulang ke indekos malas karena jam segini pasti di sana lagi sepi, penghuninya kalau tidak sedang kuliah, ya, sedang bekerja. Maka dari itu, Ran memutuskan untuk ke base camp UKIM. Mungkin di sana Ran bisa menemukan sesuatu yang menarik.

Sampai di sana base camp kosong. Mungkin sama saja. Yang lain pada kuliah. Melihat base camp yang kosong, mengingatkan kembali Ran pada kejadian tadi di kantin. Itu membuat mata Ran memanas. Ran melipat kedua lutut juga lengannya. Ran meneteskan air suci itu di balik lengannya saat Ran menenggelamkan kepalanya di dalam lipatan lengannya itu. Sejak tadi Ran mencoba mengontrolnya agar tak keluar. Namun gagal. Butiran itu benar-benar harus keluar karena Ran sudah tak tahan lagi.

Suara ketukan kaki samar-samar terdengar. Ran tak peduli.

"Kamu di sini?" tanya seseorang yang memiliki ketukan tadi.

Suara itu sama sekali tak asing di telinga Ran, Ran sengaja tak menjawab. Pura-pura tuli. Tangan cowok itu mengelus puncak kepala Ran. Tangis Ran semakin menjadi. Suara sesenggukan akhirnya terdengar juga.

"Kamu nangis?" tanyanya lagi.

"Kenapa nangis?" imbuhnya.

Ran mulai mengangkat wajahnya dengan hidung yang mulai memerah.

"Emang Kakak nggak bisa, ya, memperkenalkan aku sebagai pacar Kak Aksa? Kenapa? Kakak malu pacaran sama anak kecil?"

"Owh.. Jadi itu alasan kamu nangis. Nggak usah dimasukin ke hati. Itu hal sepele."

"Gampang banget Kakak bilang kayak gitu. Seakan aku ini sama sekali nggak berharga buat Kakak."

"Kamu itu apa-apaan, sih? Jadi ngawur!"

"Atau dia itu selingkuhanmu, ya?" tuduh Ran asal.

Aksa terkejut dan spontan mengangkat tangannya, hendak menampar Ran.

"Apa? Mau nampar? Nih, tampar! Aku pengen tahu, seberani apa kamu?"

Aksa menurunkan tangannya. Aksa berusaha mengontrol emosinya yang sebelumnya membuncah agar tak sampai menyakiti Ran dengan melakukan kekerasan pada Ran. Ran beranjak pergi dari tempat itu. Aksa mencoba menahan Ran dengan menempelkan lengan kanannya di tembok.

"Tunggu! jangan pergi dulu! Kita selesaikan masalah ini sekarang juga."

"Aku nggak mau bicara lagi sama kamu. Kamu kasar!" Ran memberontak dan berhasil melepaskan diri dari Aksa. Ran berlari kencang pulang ke rumah.

***

"Kenapa cewek lo, Bro? Tadi aku lihat dia lari sambil nangis," tanya Ando sahabat Aksa.

"Tadi kami berantem di sini."

"Masalahnya?"

"Dia lihat aku sama Ema di kantin berdua. Tadinya dia nggak papa. Tapi dia marah karena aku memperkenalkan dia sebagai adik kelas, bukan pacar. Terlebih lagi, aku hampir saja menamparnya."

"Kamu ada-ada aja, Bro! Lagian kamu juga, sih, selingkuh di kantin kampus. Kepergok, kan, jadinya," cetus Ando.

Aksa hanya diam, seakan mengiyakan perkataan Ando.
"Tapi, Ema belum jadi pacarku," jelas Aksa sembari menatap Ando.

Bersambung...

***
28.1.19
24.3.19

[TAMAT] You're Mine (Raniz) (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang