Ran jalan kaki ke kampus. Tidak jauh, kok, tapi tidak dekat juga. Ran sejak tadi berjalan di trotoar jalan. Tapi tiba-tiba ponsel Ran berdering. Mengagetkan Ran yang sedang berjalan sambil melamun.
"Hallo, kenapa, Bang?" jawab Ran.
"Dek, ada yang mau Abang bicarakan sama kamu. Kamu kuliahnya jam berapa?"
"Aku kuliahnya masih lama, kok. Dua jam lagi. Emang mau ngomong apa, Bang?" tanya Ran penasaran.
"Nanti saja Abang jelaskan kalau sudah ketemu, ya? Tunggu Abang di kantin kampus, ya, bentar lagi Abang sampai di kampus."
"Owh, ok, Bang."
💐💐💐
Ran sudah duduk di kantin menunggu sang abang yang akan segera datang.
Agak penasaran juga Ran dengan hal apa yang akan abangnya bicarakan. Sudah tiga puluh menit Ran menunggu Ren-abangnya. Namun Ren tak kunjung datang. Menambah rasa penasaran Ran. Ran jadi tidak sabar."Maaf lama, Dek. Tadi ada masalah sedikit."
"Masalah? Masalah apa, Bang?"
"Nggak, kok. Cuma nggak sengaja nyerempet penjual siomay keliling tadi. Hehe," jelas Ren.
"Hah? Terus? Gimana?"
"Sudah Abang urus, kok. Alhamdulillah penjualnya nggak kenapa-napa. Cuma siomaynya tumpah banyak ke jalanan, hehe. Jadi Abang ganti rugi itu."
"Tapi semua urusannya sudah beres, kan?"
"Iya. Alhamdulillah sudah beres. Alhamdulillah orangnya mau diajak kerja sama," ujar Ren sembari tersenyum pada Ran.
"Alhamdulillah. Terus Abang mau ngomongin apa sama aku?"
"Dek, tolong. Abang yakin banget, kamu sudah ngerti, kan, maksud dan tujuan pertemuan keluarga kita sama keluarganya Om Hasan kemarin? Gimana keputusan kamu, Dek? Apa jawaban kamu? Kamu mau, kan, nerima perjodohan ini?"
"Bang, bukankah Abang sudah tahu jawaban apa yang bakalan aku kasih masalah perjodohan ini?"
"Jujur, iya, sih. Tapi, kenapa, sih, Dek, mas Faiz itu orangnya baik banget, pintar, ganteng, dan sholeh juga," ucap Ren meyakinkan Ran agar mau menerima perjodohan itu.
"Tapi, Bang. Aku nggak bisa, Bang, nerima dia jadi suami aku," jawab Ran dengan wajah menyesalnya.
"Kenapa, Dek? Apa karena kamu masih sayang sama Aksa? Apa kamu masih pacaran sama dia? Abang kira kamu sudah putus sejak kamu pulang waktu itu. Mas Faiz jauh banget lebih baik daripada Aksa itu."
"Tapi ini masalah perasaan, Bang. Nggak bisa, dong, dipaksa gitu aja. Abang mau Adek Abang ini menderita seumur hidup?"
"Kalau kamu sama Mas Faiz, kamu pasti bahagia, Dek!"
"Dari mana Abang tahu, Abang peramal?" sindir Ran merasa tak suka dipaksa.
"Iya emang bukan, lagian Abang nggak bilang, tuh, kalau Abang peramal. Tapi, masa kamu mau menukar Mas Faiz yang sangat berharga itu hanya dengan seorang Aksa? Ibaratnya itu, kalau kamu memilih Aksa, kamu lebih memilih batu kali ketimbang batu permata. Pikir lagi baik-baik, Dek. Jangan sampai kamu menderita. Jangan sampai kamu rugi dan menyesal sudah pilih Aksa," kata Ren memberi gambaran untuk adiknya.
"Abang disogok berapa, sih, sama Kak Faiz, buat ngebujuk aku?"
"Yee, ini anak, dibilangin malah ngomongnya gitu."
"Sudah lah, Bang! Adek pikir, Abang mau ngomongin apa tadi. Adek sampai penasaran. Kalau Adek tahu, Abang cuma mau ngomongin masalah perjodohan ini, Adek nggak akan nungguin Abang. Mending Adek ke perpus aja," omel Ran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] You're Mine (Raniz) (TERBIT)
Romance[Follow dulu sebelum baca ya 😄 makasih atas pengertiannya ... Maap merepotkan 😋] [17+] Cinta monyet masa kecil yang membuat Faiz bersikeras mempertahankan pernikahannya dengan Ran yang sama sekali tak mencintainya. Berbagai cara sudah dilakukan F...