Aksa ke kantin mencari Ran. Dilihatnya setiap sudut kantin, namun Ran tak terlihat. Aksa malah bertemu dengan Ayu yang lagi sarapan di sana.
"Yu, kamu tahu nggak, Ran di mana?"
"Nggak tahu, Kak. Aku belum ketemu dia sama sekali. Kenapa nggak ditelepon aja?"
"Sepertinya nomor hpku diblock sama Ran. Aku nggak bisa hubungi dia."
Aksa terus berpikir di mana biasanya Ran suka nongkrong. Hingga akhirnya dia mendapat ide, Aksa lantas bergegas ke sana. Aksa menemukan dia. Ran sedang duduk di lantai membaca buku, entah buku apa. Ya, Aksa menemukan Ran di perpustakaan. Tempat yang paling disukai Ran.
Aksa melihat Ran dari pintu perpustakaan. Agak gugup untuk langsung menemui Ran. Jantungnya dag dig dug. Berdetak lebih cepat dari yang semestinya. Aksa masuk namun ke sisi perpustakaan yang lain. Aksa bukan membaca buku di sana tapi hanya memandang Ran.
Seperti ada yang membisiki, Ran tanpa sengaja melihat Aksa yang sedang memperhatikan dirinya. Aksa terkejut Ran melihatnya di sana. Tak menunggu lagi, Aksa mendekat pada Ran. Duduk di sampingnya.
"Ran, aku.."
"Ngapain di sini? Bukannya nggak suka, ya, sama tempat yang membosankan ini?" sindir Ran pada Aksa yang biasanya selalu menilai perpustakaan adalah tempat yang membosankan.
"Ran, aku mau minta maaf sama kamu."
"Aku ada kuliah. Aku duluan aja, deh." Ran bangkit dari duduknya. Aksa menarik lengan Ran sehingga Ran terduduk kembali.
"Ran, tolong! Aku nggak bisa lama-lama musuhan sama kamu. Aku akui, aku salah. Maafin aku, sayang!" bujuk Aksa.
Ran bangkit lagi tak menghiraukan perkataan Aksa lalu pergi meninggalkan Aksa.
🏵🏵🏵
Ran keluar dari perpustakaan menuju ke kelas. Persis seperti yang dia bilang tadi. Hari ini giliran kelompok lain yang presentasi. Ran tinggal mendengarkan presentasi temannya saja. Namun Ran sepertinya kurang fokus kali ini. Ran hanya diam. Tatapannya kosong. Seperti tak mendengar apa pun di sana meski kelas sangat riuh dengan debatan teman-temannya mengenai materi presentasi.
"Huuuh seru banget, ya, Ran, presentasi barusan," ujar Ayu saat presentasi usai.
"Ran!" panggil Ayu saat melihat Ran bengong.
"Raaaaan!" panggil Ayu lagi yang sudah gemas karena Ran masih bengong saja. Akhirnya itu bisa membuat Ran tersentak kaget.
"Eh? Apa, Yu?"
"Capek, deh! Ternyata benar dugaanku, kamu nggak dengar ucapanku tadi."
"Sorry, Yu! Kamu ngomong apa tadi?"
"Kamu kenapa, sih, Ran?"
"Nggak papa, kok."
"Nggak mungkin nggak papa. Kamu nggak pernah kayak gini biasanya. Kamu selalu semangat, fokus dan serius kalau masalah pelajaran. Nggak kayak tadi, yang cuma diam dan tanpa berkomentar apa-apa. Biasanya, kan, kamu yang aktif banget kalau dengerin presentasi. Biasanya kamu yang paling semangat debat masalah pelajaran. Tapi tadi malah nggak fokus kayaknya," ujar Ayu.
"Iya, tadi aku ketemu sama Kak Aksa."
"Ampun, deh!" Ayu memutar matanya sebelum menghela napas panjang. "Belum baikan?" tambahnya. Ran menggeleng.
"Ran, nggak baik kalau marahan lama-lama. Mending kalian baikan aja. Lagi pula, apa kamu mau konsentrasi belajar kamu buyar seperti tadi? Apalagi hanya karena masalah cowok. Rugi banget, kan?" usul Ayu yang sangat mengkhawatirkan Ran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] You're Mine (Raniz) (TERBIT)
Romantiek[Follow dulu sebelum baca ya 😄 makasih atas pengertiannya ... Maap merepotkan 😋] [17+] Cinta monyet masa kecil yang membuat Faiz bersikeras mempertahankan pernikahannya dengan Ran yang sama sekali tak mencintainya. Berbagai cara sudah dilakukan F...