22. My Honey Bunny Sweety

104 3 0
                                    

Dikelilingi para tamu undangan yang memenuhi ruangan, Faiz duduk di hadapan penghulu dan papa Ran. Papa Ran sendiri yang akan menikahkan Ran dan Faiz.
Dengan tangan yang sedikit bergetar, Faiz menjabat tangan calon mertuanya. Dan ikrar sakral itu pun diucapkan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Yunita Rania Putri binti Dito septa Nogroho dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas sepuluh gram dibayar tunai."

Beberapa detik kemudian serentak terdengar kalimat hamdalah. Itu menjelaskan bahwa saksi telah menyatakan "sah" atas ijab kabul yang diucapkan Faiz.

Acara berlangsung khidmat. Rasa lega pasti lah hal yang dirasakan Faiz untuk pertama kalinya. Kini Ran telah sah menjadi istrinya. Faiz sekarang berhak atas Ran dan bertanggung jawab pula atas segala sesuatu yang terjadi pada diri Ran. Termasuk juga apa yang Ran lakukan setelahnya. Tak ada keraguan lagi di hatinya. Keraguan yang Faiz rasakan dulu itu seketika musnah. Kalimat hamdalah tak putus-putus keluar dari mulut Faiz. Bersyukur pada Allah yang maha kuasa.

Setelah Faiz resmi menjadi suami Ran, Ran turun dari kamar didampingi Ayu - sahabatnya dan duduk di samping Faiz. Ran dan Faiz menandatangani buku nikah sebelum Ran mencium punggung tangan kanan suaminya. Begitu juga Faiz mencium kening sang istri dengan mesra di hadapan para tamu undangan yang menyaksikan acara ini, membuat  mereka baper saja. Terlebih lagi Ayu yang sangat ingin berada di posisi Ran. Menjadi pengantin.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Rumah yang sudah dibeli dengan tabungannya sendiri tempo hari sekarang menjadi istana Faiz dan istrinya-Ran. Faiz membawa Ran bersamanya sehari setelah hari pernikahan mereka berdua.

Dulu, saat Faiz membeli rumah ini, salah satu impiannya adalah membawa istrinya ke sini dan menggendong istrinya ke kamar pengantin mereka saat pertama kali mereka sampai. Namun sayang sekali, impian itu tinggal lah impian. Takkan pernah bisa sampai kapan pun diwujudkan olehnya.

Setelah membersihkan diri dan mengambil wudu, Faiz mendirikan sholat isya di kamarnya. Ran masih terdiam duduk di bibir dipan. Mengamati Faiz yang sedang sholat hingga selesai.

Ran tersentak melihat Faiz yang sudah berdiri setelah sholat. Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu sama sekali dia pikirkan. Ran pun masih bergeming dengan imajinasinya sendiri. Faiz mendekat padanya dan duduk di sampingnya. Membuat Ran beringsut memberi jarak antara dirinya dan Faiz.

"Ini untukmu. Aku harap suatu saat kamu bersedia memakainya," kata Faiz memberi sebuah bingkisan pada Ran.

Saat bingkisan itu dibuka, ternyata bingkisan itu berisi kerudung berwarna merah muda yang sangat cantik. Ran menghela seraya menunduk. Ia merasa dirinya belum siap memakainya.

"Oya, kamu jangan khawatir. Seperti apa yang telah aku katakan semalam di rumah kamu, aku takkan menyentuhmu sedikit pun tanpa izin darimu. Kamu tidur lah di bagian kanan, aku di bagian kiri. Ada guling sebagai pembatas antara kita. Jadi kamu tidak usah khawatir. Atau mungkin, jika kamu mau lebih nyaman karena kamu tak ingin sekamar denganku, aku akan tidur di kamar lain," ujar Faiz ingin membuat Ran tidak khawatir.

Selesai bicara, Faiz berdiri hendak pergi ke kamar lain sebelum Ran menahannya.

"Tidak perlu, Kak. Kakak tidur di sini saja. Aku akan berpindah ke bagian kanan."

Ran bangun dan melangkah ke bagian dipan sebelah kanan lalu tidur di sana. Faiz tersenyum melihatnya.

"Jangan lupa baca doa sebelum tidur, ya." pesan Faiz sebelum memejamkan mata.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Jam weker berdering membangunkan Faiz. Faiz bangkit duduk menoleh pada Ran yang masih tertidur pulas. Faiz berusaha membangunkan istrinya, namun gagal. Entah kenapa tidur Ran terlalu lelap sehingga sulit sekali dibangunkan. Akhirnya Faiz menyerah dan mendirikan sholat subuh sendirian.

[TAMAT] You're Mine (Raniz) (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang