Hari ini Ran sengaja bolos tidak ke kampus. Alasannya sakit ini dan itu. Padahal dirinya sangat sehat. Dan nyatanya Faiz mempercayai istrinya itu.
Sore harinya saat Faiz pulang, Ran sudah siap menyambut kedatangannya. Membukakan pintu rumah untuk sang suami tercinta. Mata Faiz terbeliak saat melihat semua penjuru rumah terlihat sangat rapi dan sangat berbeda dari biasanya.
"Rapi banget rak sepatu ini. Pasti Sari ya, yang menatanya?"
Ran jadi cemberut mendengarnya.
"Emang Sari aja yang pinter beres-beres rumah," gumam Ran lirih.
Faiz tersenyum mendengarnya.
"Owh, jadi istriku yang cantik ini yang sudah menata rumah sampai secantik ini?" ujar Faiz sembari memeluk Ran dari belakang.
"Jangan ngambek dooong, kan, tadi aku cuma bercanda," bujuk Faiz.
"Mentang-mentang aku yang sering berantakin rak sepatu, terus aku nggak bisa merapikannya juga? Gitu?"
"Iya, iya, Nyonya Faiz. Maafkan Tuan Faizmu ini ya."
Bi Am dan Sari tersenyum melihat Faiz yang sedang berusaha membujuk Ran.
"Ya sudah, ayo bersihkan tubuhmu, kita makan malam bareng nanti," ujar Ran.
"Siap, Nyonya Faiz!" jawab Faiz seraya memberi hormat pada Ran.
***
Faiz mengangkat kedua tangannya. Memanjatkan doa dan syukur pada sang maha kuasa.
"Ya Allah, terimakasih sudah mengubah istriku menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Semoga istri hamba terus begitu, tidak kembali seperti dulu lagi. Bimbing lah hamba ya Allah, agar hamba bisa menjadi suami yang baik untuk istri hamba, aamiin Ya Rabbal 'Alamin."
"Aamiin."
Meski Ran tak mendengar doa Faiz, Ran tetap mengamininya.
Selesai shalat, Ran mengajak Faiz ke ruang makan untuk makan malam."Ngomong-ngomong, ini yang masak Mbak Ran loh, Mas," ujar bi Am.
"Oya? Pantes aja, enak banget. Tapi, bukannya kamu tadi sedang sakit?" kata Faiz sambil mengunyah ayam goreng buatan Ran.
"Hehehe. Oya, aku mau ngaku sekarang. Nasi goreng yang keasinan tempo hari itu, itu juga bikinan aku. Dan kopi yang Kak Faiz minum waktu itu juga bikinan aku. Kopi bikinan Sari sudah aku minum biar aku bisa bikinin kopi khusus buat Kak Faiz."
Bi Am tersenyum melirik Ran dan Faiz.
"Iya, nggak apa-apa. Makasih ya, sudah belajar masak buat aku."
"Iya, Kak."
Selepas makan malam bersama, Ran dan Faiz menonton TV di ruang keluarga. Ran menyandarkan tubuhnya pada Faiz sambil memakan camilan yang sempat dia beli tadi siang.
"Ngomong-ngomong, kok, kamu tiba-tiba ngajak aku balik ke kamar kamu, sih, apa penyebabnya?"
"Itu.. karena.." Ran malu kalau harus mengatakan yang sejujurnya pada Faiz.
"Karena apa? Ayo, cerita aja." paksa Faiz penasaran.
"Karena aku bermimpi."
"Mimpi apa?"
"Mimpi sesuatu yang sangat buruk. Saking buruknya, mengingatnya saja aku tidak mau."
"Owh, gitu. Terus kenapa tadi bohong soal kamu yang sakit? Malas kuliah ya?"
"Nggak sih, bukan karena malas. Tapi karena aku sudah bertekad sejak kemarin, kalau aku akan membereskan rumah, memasak, pokoknya aku akan melakukan hal-hal yang baik. Aku mau belajar jadi istri yang baik buat kak Faiz."
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] You're Mine (Raniz) (TERBIT)
Romance[Follow dulu sebelum baca ya 😄 makasih atas pengertiannya ... Maap merepotkan 😋] [17+] Cinta monyet masa kecil yang membuat Faiz bersikeras mempertahankan pernikahannya dengan Ran yang sama sekali tak mencintainya. Berbagai cara sudah dilakukan F...