Agresif

2.3K 94 1
                                    

Sebelum pulang Viant terlebih dahulu mampir ke toko buku untuk membeli koleksi barunya karya cassandra clare yang belum lengkap.

Dia membawa sekitar 4 buku tebal seri immortal ke dalam plastik dan pulang.

Seperti biasa dia membuka pin sandi pintunya.

Anehnya Di pintu sudah ada sepatu yang tertata di rak. Dia semakin kaget ketika kamarnya sudah porak poranda dengan berbagai koleksi jam tangannya berserakan juga beberapa koleksi figur animenya.

Viant berjalan pelan kearah sosok di belakang horden. Saat dekat dia segera menyergapnya.

"Viant ini gue" suara gadis yang sering membuatnya kesal.

"Kamu??"

Darimana dia tau sandiku?

"Yaiyalah gue tau sandinya kan kemaren gue lihat dan langsung  hapal.. hebat kan?" Membanggakan diri.

Tentu saja sandi kamar viant mudah hanyalah angka variasi 123456 secara berurutan.

"Ngapain lo berantakin ini semua?"

Chika melihat sekelilingnya. "Gue tadi cuman liat liat aja.. koq bisa seancur ini ya?" Ucapnya tak kalah kagetnya.

Viant mendengus kesal. Sambil mendorong gadis itu ke dinding. Membuat chika terhimpit antara dinding dan laki laki itu.

"Mau lo apa ngikutin gue terus?"

"Ngebuat lo jatuh hati sama gue dan bertekuk lutut di hadapan gue" terangnya

Viant tertawa lepas mendengar ucapan konyol gadis itu baru sekarang ada gadis se jujur dan sesembrono itu.

"Disini cuman ada kita berdua, gue gak bisa jamin lo aman disini sama gue" ancam viant yang berusaha menakut nakuti chika.

Tapu dia lupa gadis itu berbeda dari gadis lainnya. dia tak takut ancaman dari laki laki seperti viant.

"Cobak apa yang bisa lo lakuin gue mau liat" tantang chika.

Viant segera melempar gadis itu ke kasur. Setelah itu dia mendekati gadis itu dan berpura-pura akan membuka kancing baju gadis di hadapannya.

Chika terdiam terpaku dengan ekspresi anehnya. Dia hanya bisa menggenggam lengan laki laki diatasnya. Saat wajah laki-laki itu dekat dengah lehernya dengan segera chika mengalihkan wajahnya.

"Tunggu-tunggu" ucap chika

Viant berhenti "apa?"

"Gue lagi dapet" ucapnya asal.

"Terus?"

"Gue harus buru2 ganti.. ato lo mau kasur lo berubah jadi merah?" Ucapnya terbata-bata.

"Nggk paapa" ucap viant

"Tunggu-tunggu gue lupa ada acara.. ortu gue pasti lagi nunggu" sambil mendorong viant

Dia langsung memasang sepatunya dan berlari keluar apartemen dengan tergesa gesa. Usaha viant untuk mengusir gadis itu rupanya berhasil. Dia selalu tertawa setiap mengingat ekspresi aneh chika. Awalnya dia berniat berhenti dan merasa kalah karena gadis itu tak melawan. Untungnya viant tetap memberanikan diri.

Diperjalanan pulang dengan taksi chika segera chat temannya di Line

Chika= Cin lo dimana?

Cinta = rumah.. kenapa? Mau kesini?

Chika= yups tunggu gue

Beberapa menit kemudian chika sampai di rumah Cinta. Tak perlu mengetuk pintu dia langsung nyelonong masuk seakan akan itu rumahnya sendiri. Karena di jam-jam siang orang tua cinta masih sedang bekerja.

Dengan nafas berat dia merebahkan dirinya ke kekasur. Dan tentu saja dia langsung teringat dengan kejadian tadi.

"Kenapa, lo sawan?" Tanya cinta

"Eh si viant itu agresif banget tau"

"Hah? Tau dari mana?"

"Tadi dia mau..." tak meneruskan "pokoknya agresif dah"

Kemudian cinta berpindah posisi tepat disebelah chika

"Kalian gak gitu-gitu kan?"

"Hus sembarangan" jawab chika.

"Ato dia nyium lo?"

Chika menggeleng

"Jadi?"

"Hampir aja" jelasnya "gue nolak"

"Kenapa?"

Chika kembali mengingat "jantung gue serasa mau copok cin"

"Bukannya lo dah biasa ciuman sama orang" sambil memilin rambutnya sendiri

"Iya.. tapi gak tau kenapa.. gue kayak sesek, susah ngomong.. terus jantung gue dug dug dug kayak mau copot" jelasnya panjang lebar

"Awas lo jatuh cinta beneran baru tau lo"

"Iiihhh mustahil la.. selama ini gue belum tau artinya apa itu cinta.. Cinta gue itu di setiap tikungan ada"





Innocent Boy And Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang