Yang penting itu bukan awal dari sebuah kisah. Melainkan bagaimana kisah itu berjalan membuat akhir yang bahagia.
Mata mereka beradu, tak ada yang bisa menebak apa yang ada difikiran chika saat ini.
"Kamu becanda viant?"
Viant langsung menggeleng dan terus menunggu jawaban dari chika. Ini mungkin terlalu terburu buru, mereka baru saja bertemu dan belum menjalin hubungan dengan baik.
"Kak hyeri mau kamu kemanain?"
"Kami udah putus"
"Karena?"
"Mu". Jawaban singkat itu sudah mewakili semua pertanyaan chika.
Gadis itu terlihat berfikir sejenak. Bukannya mau menolak,tapi chika masih belum mempercayai ucapan dari viant.
Viant langsung memegang kedua tangan chika "kenapa.. gak mau tunangan sama aku?"
"Bukan gitu" jawab chika yang tak ingin viant berfikiran aneh.
"Atau kamu mau kita nikah aja?"
"Apa?" Suaranya memenuhi ruangan
Viant tertawa melihat expresi gadis di depannya. Benar benar menggemaskan ketika kaget.
"Bercandanya gak lucu tau.. bikin kaget aja"
"Lagian aku gak bercanda.. kalo kamu emang kepepet mau nikah. Ya aku gak masalah" dengan nada santai.
Chika langsung memukul bahu viant karena kesal "lupakan masalah nikah.. dan siniin hp kamu" tangannya menengadah
"Aku lupa gak bawa hp.."
Wajahnya langsung merengut. Dia harus menghubungi teman satu kontrakan dimana dia tinggal. Kunci yang dia miliki hilang sehingga mau tak mau Jika dia ingin kembali dia harus menghubungi salah satu temannya. sayangnya HP chika sendiri mati karena kehabisan baterai.
" Kan bisa minjem sama anak yang ada di sini atau pakai telepon umum"
" Masalahnya aku ga hafal nomornya. Aku cuman bisa ngomongin lewat Facebook. Jadi mau gak mau harus nunggu dia jawab kalau pinjam kan nggak bisa lama-lama."
Vian mengganggu tapi dia tak mau kehilangan kesempatan ini. Karena jika masih belum menjawab pertanyaannya.
" hotel tempat aku nginep dekat kok. Ntar ke situ aja gampang buat ngambil HP cuman.." matanya mulai menatap tajam, kakinya juga maju mendekat kearah chika " gimana jawabanmu yang aku tanyain tadi"
Jika terus mundur hingga di dinding dan tak bisa bergerak lagi " sekarang kamu berani banget ya.. menduran dikit"
" aku enggak mundur sebelum kamu jawab.. tapi sebelum kamu jawab aku peringatan satu hal"
" hal apa?"
" kalau kamu nerima aku, Aku bakal meluk kamu.. tapi kalau kamu berani nolak aku.." Fian mendekatkan bibirnya ke telinga chika " Aku bakal ngomong kamu di sini"
Pipi chika memerah entah Sejak kapan Viant menjadi lebih berani dari sebelumnya atau bahkan lebih nakal dan lebih agresif.
"Gimana .. Aku itung sampai tiga kalau belum jawab juga berarti kamu nerima aku" sambil mengangkat tangannya. " 123" hitungan itu berlalu dengan sangat cepat bahkan terlalu cepat.
" apaan curang baru aja Ngitung masa udah langsung 123"
"Kan biar kamu nggak bisa nolak"
" itu curang namanya"
" makanya jawab"
Setelah diam sejenak akhirnya chika melakukan sesuatu. bukannya menjawab tapi dia langsung memeluk Vian sebagai arti bahwa Gadis itu menerima Vian dan bersedia bertunangan dengannya.
Jangan ditanyakan Seperti apa perasaan Chika saat ini. tentu Mereka sangat bahagia setelah lama terpisah dan akhirnya berani untuk kembali bertemu dan memulai lembaran kisah baru
Setelah itu mereka langsung pergi ke hotel di mana Vian tinggal untuk sekedar mengambil hp.
Mereka terlihat seperti pasangan serasi. Tersenyum tertawa dan bercanda di sepanjang perjalanan bahkan Bapak sopir taksi pun menyadari jika ada hubungan spesial di antara keduanya.
Vian langsung membuka kunci pintu kamarnya. Tapi dia heran melihat Chika yang hanya berdiri di luar pintu.
" nggak masuk?"
" masuk?" Tanya Chika balik.
Vian langsung tertawa Dia Kembali teringat bagaimana saat dulu chika menerobos masuk ke dalam rumah apartemennya.
" Kenapa ketawa.. cepat ambil hpnya"
Pikiran nakal itu pun keluar " aku lupa naruh dimana Bisa tolong bantu nyariin?" Sembari membuka pintu lebar-lebar.
Jujur saat ini perasaan Chika tak menentu. Mungkin karena dia sudah lama pensiun dari statusnya sebagai gadis gila. Masuk di ruangan laki-laki kini bukan hal yang umum lagi baginya.
Terlalu lama berpikir tarikan itu lebih cepat mendahului chika. Tubuhnya Terhempas ke atas kasur empuk berwarna putih.
"Vian apa yang kamu lakuin" sambil berusaha bangun
Laki-laki itu hanya tersenyum nakal sembari merapikan poni rambut chika.
"Menurut kamu apa yang mau aku lakuin"
Jantung chika berdebar dengan dengan cepat. "Viant lepas..Siapa yang mengajarimu seperti ini.."
"Kamu.."
Viant masih tak ingin melepas chika. Dan terus menahannya di posisi itu. "Sepertinya lebih baik kalo kita nikah aja"
Tendangan itupun meluncul di area sensitif viant "aw aaaaaa" teriak viant sembari berlari.
"Kamu fikir di kampus aku cuman ketua BEM.. kuberitahu.. aku juga ketua Karate" setelah memamerkan tendangan hebatnya.
Dahi viant mengernyit kesakitan "hei.. siapa yang ngajarinmu kasar gini"
Chika tersenyum lebar penuh kemenangan. "Aku belajar buat nyingkirin laki laki mesum kayak kamu"
Tapi jujur viant senang, gadis itu berubah semakin baik. Dia terlihat ceria dan selalu tersenyum dengan tulus tanpa paksaan.
Saat hari semakin sore viant mengajak chika keluar. Lebih tepatnya kesebuah restoran mewah yang ada disurabaya. Chika tak merasa ada kejanggalan apapun dan berfikir mereka hanya akan makan malam seperti biasa.
Tapi langkahnya terhenti ketika ada seorang wanita paruh baya yang duduk dikursi. Wanita yang pernah dia lihat di foto keluarga viant.
"Mama" panggil viant
Oke! Viant selalu berhasil membeli kejutan kejutan yang membuat chika tak mampu berkutik lagi.
Gimana ya rasanya ketemu calon mertua ...
Jangan lupa vote dan komentnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Boy And Naughty Girl
Novela Juvenilchika memiliki puluhan mantan, ratusan gebetan di sekolahnya akhirnya di pertemukan kembali dengan teman masa kecilnya dia Viant cowok tampan yang pernah menjadi pacarnya saat masih kelas 1 SMP (cinta monyet) TOLONG VOTE DAN KOMENTNYA YA.. ITU SANGA...