menang taruhan

1.8K 85 0
                                    

"Sesuai kesepakatan, jangan lupa tas bermerk lo"

Cinta terlihat lemas mendengar ucapan chika

Cinta terlihat lemas mendengar ucapan chika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yakin lo udah dapetin dia?"

"Lo kan dah liat kemaren.. adegan live girl"

"Dan untuk ngerayain kemenangan gue.. gue traktir deh ngedugem malam ini"

"Live apaan gue gak liat sendiri. malem ini gak bisa say, kita kan gak punya ktp"

"Tenang tenang KTP pesenan gue udah jadi"

Sambil memperlihatkan 4 ktp dengan umur 20tahunan. Ktp palsu itu nampak sempurna seperti ktp pada umumnya hanya umur mereka saja yang berubah

"Ya ampun cin.. dimana lo buatnya. Kayak beneran"

Tentu saja setelah janjian sekitar jam 5 mereka berkumpul di rumah winda, karena hanya dia yang bisa mengemudikan mobil.

"Ini"ucap chika

Sambil menjerkan miniman kerah di meja mereka

"Yang bener aja lo.. kalo ketauan bokap abis nafas gue"

"Udah.. lo sama gue aja" ucap cinta sambil meroko.

Cinta dan chika sama sama anak yabg jarang diperhatikan sehingga mereka dengan bebasnya melakukan apa yang mereka mau.

"Nari yok"

Cinta menari tangan wiwid ke tengah tengah kerumunan. Dari arah kanannya terlihat seorang pria tampan tersenyum padanya.

"Eh cowok itu idolanya tempat ini" bisik cinta

"Oh ya"

"Tajir guys" tambahnya

"Boleh nih"

Chika berjalan kearah pria itu namun winda menghentikannya

"Bukannya lo udah sama viant"

"Kan gue cuman mau seneng seneng aja" jawabnya santai.

Dia kembali mendekati pria itu dan duduk tepat di sebelahnya

"Hey boy, sendirian"

Chika menegak minuman yang ada di gelas pria itu.

"Kayaknya lo masih baru disini ya" tanya pria itu

Chika mendekatkan mulutnya ke telinga pria itu "gue masih SMA" jawabnya

Laki laki itupun tertawa keras mendengarnya

"Kenali gue john Gue suka cewek pembangkang"

Chika berdiri dan mengajak laki laki itu menari, dia melingkarkan tangannya di kedua leher john sambil menari menikmati alunan musik.

John tak henti hentinya menyodorkan miras pada chika.

"Chika udah malem pulang yuk" ajak winda

"Tenang temen lo gue yang anter" ucap john sambil tersenyum

"Nikmatin malem ini say" bisik cinta

Chika kembali tersenyum, makin malam dia semakin mabuk. Entah sejak kapan dia menjadi pecandu miras.

John terus memegangi chika yang berjalan sempoyongan lalu memasukkannya ke dalam mobil. Dari jauh viant melihat mereka berdua dan mengikuti mobil mereka. Namun arah mobil itu sama sekali bukan arah ke rumah cika, tepatnya di tempat yang cukup sepi mobil itu berhenti.

Viant turun dari mobilnya dari jarak jauh. Diya berjalan kearah mobil itu.

Apa yang dilihatnya mungkin akan membuatnya kecewa, sakit juga jerah.

Dia sudah tau itu, memang tak seharusnya dia berurusan dengan gadis seperti chika sejak awal.

Ada rasa sakit menusuk nusuk didadanya tak kala melihat gadis itu menciumi pria lain dengan buas.

Viant berbalik, hatinya berkecamuk, haruskah dia biarkan? Gadis itu melakukannya bukan karna dipaksa ataupun terpaksa. Haruskah menghentikannya? Sementara gadis itu memang menginginkannya.

Matanya kembali melirik kearah kaca mobil yang sangat bening itu dari belakang.

Dia tak tau apa yang akan terjadi besoknya, bagaimana mereka berdua besok dan apa yang akan dia lakukan besok.

Tangannya mengepal lalu memukul kaca mobil itu dengan sangat keras.
Kaca itu hancur berkeping keping noda noda darah juga mengalir di berbagai belahan kaca itu.

John dan chika membelalakkan matanya. Viant membuka pintunya menarik chika keluar dengan kasar.

"Lo siapa?"

Mungkin dia akan sangat malu jika berkata dia pacarnya. Pacar dari gadis yang tengah bersama selingkuhannya.

"Gue kakaknya, gue bawa pulang adik gue"

Sebenarnya dia belum puas karena belum memukul john, dia mengurungkannya dan terus menarik gadis disampingnya.

Darah ditangannya terus mengalir menempel di beberapa tempat di mobilnya termasuk di baju chika juga tangannya.

"Viant" tangan chika berusaha meraih  tangan lelaki di hadapannya.

Namun viant menepisnya, gadis yang setengah sadar itupun kembali terlelap. Viant segera memencet bell rumah cika setelah sampai, seorang lembantu rumah tangga keluar dari rumah itu, dan melihat chika dari kaca mobil.

"Aduh tuan.. non cika mabuk lagi?"

Lagi?

"Gimana ini bapak lagi ada di rumah tuan.. non chika nanti bisa dipukulin" ucap pembantu itu dengan wajah khawatir.

"Jadi lebih baik saya gimana"

"Mending tuan antar ke rumah temannya aja.. bapak bisa hukum chika kalo pulang kondisi seperti ini"

Dengan terpaksa viant kembali pergi dan berhenti di depan rumah hyerin.

Dia menyandarkan dirinya ke kursi dibelakangnya sambil menelpon hyerin. Tak lupa dia memberikan air pada chika.

"Kamu dirumah? Boleh aku minta bantuan?"

Hyerin membukakan pintunya, dan kaget melihat viant. Dia membantu membawa chika yang mabuk berat ke kasurnya.

"Tanganmu?"

Hyerin langsung mengambilkan lap dan beberapa alat yang dia punya, dia mencabuti kaca kaca kecil yang masih menempel ditangan viant.

"Sakit?"

Viant menggeleng sambil tersenyum kearah hyerin.

Innocent Boy And Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang