Viant di bangunkan oleh suara telfon yang tak henti hentinya berbunyi. Dengan terpaksa dia menganggkatnya
"Jemput gue.. anterin gue ke mall.. gue butuh nyari kado buat sepupu gue yang lagi ultah"
Mendengar suara chika, viant langsung menutup telfon. Namun terdengar suara pesan masuk.
Chika= kalo lo gak mau jemput, gue nanti kesana buat ulah, bentar aja koq ciyuss
Viant mendengus daripada cewek itu datang ke tempatnya memang lebih baik jika dia mengikuti keinginan gadis itu lagipula ini hari minggu.
Dijalan dia sibuk menggunakan google maps menuju rumah chika yang sedikit memasuki gang. Tepat di sebuah rumah besar mewah bernomor 19 dia terhenti dan menelfon memberitahukan bahwa dia sudah sampai.
Terlihat seorang gadis keluar dengan pakaian feminim rambut terurai rapi dan sepatu cantik. Jujur viant terpana dengan seseorang yang ada dihadapannya untuk beberapa detik.
"Kenapa? Gue cantik ya?" Ucapnya dengan percaya diri.
Viant tak menjawab dan langsung memberikan helm.Viant seketika merasa aneh dengan tingkah chika yang seketika berubah hanya dengan satu malam. Dia menjadi lebih lembut lebih pendiam dan lebih cantik dari biasanya
Rencana apa lagi yang mau dia lakukan
Dia memilih milih tas bermerk untuk kadonya. Setelah itu dia mencari sepatu untuk dirinya sendiri.
"Menurutmu mana yang bagus" tanya chika
Dia memperlihatkan sepatu high hells hitam dan biru. Namun viant malah menunjuk sepatu nike berwarna biru muda.
Chika terlihat berfikir, tapi akhirnya dia membeli sepatu yang ditunjuk oleh viant.
Tak tahan menahan rasa penasarannya viant langsung menarik gadis itu kehadapannya.
"Lo kenapa? Kesambet?"
"Maksudnya?"
"Gak biasanya lo gini" ucap viant
Gadis itu tersenyum "emang biasanya aku gimana?"
Aku? Sejak kapan dia sesopan itu?
"Apa lagi yang lo rencanain?"
Chika hanya menggeleng tak menjawab apapun.
Ketika tiba di food court dia mendekati sebuah tempat makan
"Makan dulu ya aku laper belum makan dari pagi"Tanpa menjawab viant langsung duduk di kursi dengan menaikkan satu kakinya.
Gadis didepannya terlihat memilah milah menu dengan santai. Setelah memilih pesanannya chika membuka layar hanphonenya sambil membalas beberapa chat.
Gadis itu terlihat sangat tenang, tidak ramai, tidak sembrono. Benar-benar hari yang aneh menurut viant.
Sebelum pulang mereka terlebih dulu duduk di taman samping mall
"Kamu pernah megang tanganku disini" ucap chika yang memulai pembicaraan
Viant mencoba mengingat ngingat dulu mereka memang pernah kesitu.
"Waktu itu kita masih kecil banget. Aku bahkan gak tau apa aja yang kuomongin waktu itu" tambahnya.
"Waktu itu.. kamu juga masih lebih pendek dariku.. kamu gemuk.. kamu lucu banget waktu itu" sambil sekit tertawa.
Viant hanya diam sebagai pendengar yang baik, sambil melihat lihat sekelilingnya.
"Dan sekarang, kamu lebih tinggi, lebih tampan, lebih cuek dan lebih dingin padaku"
Chika menatap viant dengan serius, begitu juga viant hanya menatap gadis itu tanpa menyanggah ataupun berbicara.
"Apa yang harus kulakuin biar kamu mau ngomong sama aku? Biar kamu bisa natap aku dengan senyuman seperti Vani, biar kamu bersikap lembut padaku seperti kamu perlakuin kak hyerin"
Lagi lagi viant hanya diam. Dia tak mempercayai ucapan gadis di hadapannya. Dia hanya berfikir gadis itu sedang merencanakan sesuatu.
Chika tersenyum dengan paksa "seharusnya aku gak berharap kamu bakal jawab pertanyaanku"
Kekecewaan terlihat dari ekspresi wajah chika.
"Kamu udah boleh pulang.. makasih buat hari ini, udah nemenin aku walaupun terpaksa, karena aku gak tau harus ngajak siapa lagi"
"Banyak cowok di sekolah yang mau sama lo, banyak juga mantan yang lo campakkan yang masih mau nemenin lo" terang viant.
"Tapi diantara mereka tak ada yang bener bener menyayangiku, semua hanya karna penampilanku, wajahku, tubuhku, dan kesempurnaan yang mereka lihat dariku. Cuman Kamu satu satunya cowok yang nggak tertarik dengan kelebihanku itu"
Viant kembali diam, kehilangan kata katanya.
"Pulanglah.. maaf menganggu jam istirahatmu"
Viant segera pergi kearah tempat parkir. Dari jauh dia melihat chika yang sedang berdiri menunggu taksi lewat kearahnya.
Dia tetap menunggu hingga 15 menit lebih gadis itu terlihat kelelahan sambil membawa barang belanjaannya.
Viant yang merasa tak nyaman akhirnya menghampiri chika.
"Naiklah" ucapnya
Gadis itu tersenyum lebar, Viant kembali mengantarnya ke rumah chika. Dirumahnya chika diperlakukan bak putri oleh para pembantunya, semua permintaannya dituruti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Boy And Naughty Girl
Teen Fictionchika memiliki puluhan mantan, ratusan gebetan di sekolahnya akhirnya di pertemukan kembali dengan teman masa kecilnya dia Viant cowok tampan yang pernah menjadi pacarnya saat masih kelas 1 SMP (cinta monyet) TOLONG VOTE DAN KOMENTNYA YA.. ITU SANGA...