pertemuan

1.7K 91 2
                                    

"Chikaaaa" teriak ayahnya sambil menggedor gedor pintu kamarnya.

Chika membuka pintunya tanpa menjawab, hal itu dibalas dengan jambaan keras dirambutnya dan menariknya dengan paksa ke arah kolam di belakang rumahnya.

"Berapa kali ayah bilang jangan mengotori kolam"

"Kenapa ayah menyalahkanku? Itu anak tamu ibu yang mengotorinya."

"Alah alasanmu itu" sambil mendorong chika hingga terjatuh

Bibi iyam sebagai pembantu tentu saja lamgsung membantu chika "ini salah saya tuan belum sempat membersihkannya"

"Kamu jangan ikut campur, anak itu jangan terus dimanjakan" sambil menunjuk kerah chika.

"Memangnya kamu siapa? Kamu cuman ayah angkat yang numpang tinggal disini" chikapun menjadi emosi.

Mendengar ucapan chika ayahnya langsung mengambil ikat pinggangnya dan mencambuk anak angkatnya itu setelah itu mendorongnye ke kolam

"Sekali lagi kamu berani melawan ayah, ayah akan membunuhmu" tegasnuya. Bibi iyam hanya menangis

"Dan kamu jika berani mengadu akan aku ganggu anak dan cucumu" ancamnya.

Tubuhnya menggigil, ibu iyam membantunya mengeringkan rambutnya.

"Maaf non" ucapnya seraya menangis.

"Nggak paapa bi.." jawabnya

Dia tak menangis ataupun mengeluh, ini bukan pertama kalinya untuknya. Hatinya sudah beku tak bisa merasakan apapun yang ayahnya katakan.

---

Hari ini hari acara ulang tahun cinta, dimana semua anak di kelas diundang keacaranya.

Tentu saja chika harus datang, dengan pakaian kasual simple namun menarik.

"Hey girl dah lama dateng?" Sapa cinta

Cinta menggunakan baju merah mencolok, tak terlihat ayahnya ditempat itu.

"Sini" panggilnya kearah belakang chika

"Kenalin sepupu gue"

Chika kaget "kak hyerin?"

"Lo kenal chik?" Tanya cinta

"Itu kakak yang malem itu.." ucap wiwid dan winda bersamaan.

"Ketemu lagi chika"

Seperti biasanya hyerin selalu tersenyum ramah.

"Maaf gak bisa jemput"

Viant terlihat berbicara dengan hyerin.

"Lo kakak kenal viant?" Tanya cinta "koq kayaknya cuman gue yang gak tau ya?" Tambahnya.

Acara segera dimulai, pandangan chika tak bisa beralih dari viant dan hyerin. Dia melihat mereka terlihat serasi.

"Serasi ya" ucap wiwid

"Tapi tetep aja tuaan ceweknya" tambah winda

Setelah acara inti selesai tiba waktunya untuk bersenang senang, dengan music disco beberapa orang menari dengan pasangannya. Winda terlihat bertemu dengan kenalan lamanya sementara wiwid baru aja kenalan dengan seorang tamu undangan.

Tersisa chika sendirian, dia mencari cari viant, laki laki itu tak ada disekitar tempat itu. Dia terus berjalan kearah belakang rumah itu.

Benar dia disana, berdua

Lebih kesalnya lagi saat hyerin mencuri ciuman di pipi viant. Setelah itu terlihat hyerin tersenyum dan pergi, saat itu juga chika mendekati laki laki itu.

Viant melihat kearahnya.

"Jangan menerimanya" ucap chika

"Maksudmu?"

"Kamu dicium olehnya"

"Kamu juga pernah melakukannya" viant menjawab dengan asal.

"Kamu menyukainya?"

Viant diam tak menjawab.

Airmata chika mengalir tanpa dia sadari "jangan menyukainya"

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan" sambil menghapus air matanya sendiri.

Chika berjongkok membuat gaunnya kotor karna tanah

"Maaf" tangisannya semakin menjadi.

"Maafin aku"

Dia menunduk menaruh wajahnya diantara kedua lututnya.

Viant tak tega melihatnya, namun tatapannya teralih ke leher belakang gadis itu.

Viant meminggirkan rambut chika ada bekas lebam biru disana

"Ini kenapa?"

Chika langsung mundur dan mengurai rambutnya untuk menutupi bekas itu.

"Bukan apa apa, hanya kebentur" jawabnya gelagapan.

Tentu saja viant tak langsung percaya mustahil kebentur, jika dingat ingat ini sudah kedua kalinya dia melihat gadis itu punya bekas lebam.

Innocent Boy And Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang