biasa saja

1.6K 87 0
                                    


Sikap viant terlihat biasa saja seakan tak terjadi apa apa malam itu. Dia masih tetap sering tertawabersama dika dan beberapa teman barunya yang baru akrab dengannya.

Dia juga sering terlihat bersama vani, bercanda, makan bareng dan belajar bareng.

Tentu saja chika semakin kesal melihat hal itu. Untuk marahpun dia tak berani mengingat malam itu.

Chika hanya memandang kearah meja  kantin paling pojok sambil meminum jusnya.

"Katanya jadian, tapi cowok lo sibuk sama cewek lain" ucap winda

"Iyalah, lagian chika dah ketahuan buat salah.. kesempatan buat bales dendam" terang cinta

Tak terima dengan ucapan temannya chika langsung menghampiri meja itu sambil membawa minumannya.

"Boleh gabung?"

Sontak viant langsung menatap kearahnya. Chika akan tetap terus berdiri hingga ada yang menjawabnya.

"Duduklah" jawab viant

Vani hanya tersenyum kearahnya sambil mengambil buku yang ada di kursi kosong itu.

Saat mereka berbicara chika hanya terus memandangi sambil mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Semakin lama semakin dia sadar, disana dia ada tapi seperti tidak ada.

Orang ketiga? Aku seperti tembok penghalang diantara keduanya.

Akhirnya chika memutuskan untuk pindah dari tempat itu tanpa berpamitan dia langsung pindah. Vani dan viant langsung menatap chika dari arah belakang dan merasa aneh dengan sikap gadis itu.

Setelah mengambalikan gelas dan membayar minumannya di terus berjalan melewati koridor kelas yang cukup sepi.

Siapapun itu aku berharap ada seseorang disini

Ketika matanya menghadap kedepan disana ada Juna laki laki paling baik yang pernah dia campakkan dulu dengan kasar.

Laki laki itu menatapnya tanpa berkedip.

"Lo pasti benci gue"

Juna menggeleng "untuk apa membenci"

"Kalo gitu lo pasti jijik liat gue" chika mengatakannya dengan mata berkaca kaca, dia merasa sedih walau tidak tau karena apa

Lagi lagi juna menggeleng, dan langsung memeluk chika "ada masalah?" Tanyanya.

Chika hanya menangis tak mengatakan apapun. Lagi lagi waktu tak datang tepat pada waktunya, viant kembali melihat adegan tak baik itu saat sedang mencari chika.

Tapi kali ini dia membiarkannya. Dan hanya menunggu sambil menyandarkan dirinya kedinding.

"Maaf, aku tak bermaksud apa apa" ucap chika pada juna

Laki laki itu hanya tersenyum. Chika segera meneruskan langkahnya, disana viant sudah menunggu.

"Viant.. sejak kapan kamu disini?"

"Sejak tadi.."

"Berarti..." chika tak melanjutkan.

"Nggak papa, ayo cepet ke kelas bentar lagi bell" ucapnya santai

Sikap santai itu membuatnya benar benar terasa tak berharga. Jika benar benar cinta minimal marah atau kesal, tapi laki laki itu memperlihatkan ekspresi yang sangat biasa.

Innocent Boy And Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang