tolong

1.9K 93 0
                                    

Viant memakan rotinya karena belum sempat sarapan, anehnya chika hari ini tidak terlihat di dalam kelas.

"Dia masuk koq.. telat katanya" terdengan suaara wiwid

Telat? Ini jam 9... bentar lagi bell istirahat bunyi.

"Kring" bell istirahatpun berbunyi. Semua siswa keluar untuk sekedar makan ataupun istirahat.

Terlihat chika masuk ke dalam kelas dengan menggunakan masker.

"Lo kenapa chik? Kenak flu burung?" Ucap Cinta

Sementara winda langsung menarik maskernya.

Bibir cika terlihat luka, semantara diarea dekat bibir kirinya sedikit lebam.

"Lo kenapa?"

Cinta kaget dan langsung berdiri mendekati temannya.

Viant tak kalah kagetnya melihat itu, sampai sampai hanphone yang ia pegang jatuh.

"Ah ini.. gue jatuh pas kekamar mandi" jelasnya sambil melirik kearah viant.

"Makanya jangan sampek lo mabok lagi.. minum gak usah banyak banyak"

"Ini pasti sakit banget" ucap winda.

"Jadi lo gak kekantin ini?" Tanya wiwid

Chika menggeleng

"Nggak nitip?"

Lagi lagi dia menggeleng, dia langsung duduk di kursinya. Sambil mendesah keras.

Tak tahan menahan penasarannya akhirnya viant beranjak mendekati gadis itu.

"Lo kenapa?"

"Jatoh" jawabnya singkat

"Dimana"

"Kamar mandi"

"Boong"

Chika menatap kearah viant, dan bertanya-tanya darimana laki-laki itu tau kalau dia berbohong.

"Kalo lo jatoh pasti lukanya di satu tempat aja.. kalo ngadep kanan lukanya semua di kanan, tapi lebam lo di kiri, bibir lo lukanya dikanan"

"Gue jatoh 2 kali" jawabnya.

"Kalo ke 2 kalinya lo jatoh ke sebelah kiri, gak mungkin cuman lebam minimal gigi lo atau gusi lo atau bibirnya luka dikit, tapi ini beda"

"Kejedot pintu"

"Kejedot pintu yang luka dahi"

Chika mendengus tak tau lagi harus menjawab apa.

"Ah gue laper" niatnya untuk mengalihkan pembicaraan dan pergi.

Viant memegang tangannya "dijawab dulu"

"Gue gak perlu jawab kan kalo pengen di pegang terus tangan gue" ucapnya

"Gue serius nanya lo" gertaknya

Chika memandang serius, menatap lekat mata coklat laki laki dihadapannya

"Gue kamaren udah minta tolong sama kamu.. tapi kamu nggak memperdulikannya" ucapnya dengan mata berkaca kaca.

Dia kembali menarik tangannya, melepas genggaman viant. Sementara viant tetap mematung mencerna apa yang barusan chika katakan.

Dia nggak mungkin dipukulin ayahnya kan? Ini bukan salah gue kan?

Viant kembali kekursinya, membolak balikkan kertas LKSnya.

"Gak usah sok rajin bro" ucap Dika.

"Emang biasanya gue gimana?"

Viant bangun dari tempat duduknya  beranjak menuju kantin bersama dika. Disana semua tempat sudah penuh, hanya ada beberapa kursi tersisa itupun mereka harus bergabung dengan anak anak lainnya.

"Yah kita gak dapet tempat" ucap dika.

Namun dika kaget setelah beberapa siswi mengajak Viant duduk di kursinya, viant memang sudah cukup terkenal di kalangan siswi di sekolahnya walapun dia masih baru.

"Duduk disini kak gak paapa" ucap siswi cantik di kursi paling dekat dengan mereka.

Awalnya viant tak menjawab, tapi saat dika langsung menariknya duduk akhirnya dia mengalah dan diam saja.

"Kak viant, kenalin aku selly" ucap gadis mungil dihadapannya

"Viant" jawaban singkat padat dan jelas

"Hei gue dika" dika menjulurkan tangannya dengan semangat.

Rupanya sapan dika dihiraukan oleh mereka. Mereka hanya focus pada Viant.

"Kakak mau pesen apa biar aku pesenin"

Viant diperlakukan bak idola oleh mereka, bahkan beberapa gadis disana berusaha mendekatinya, memberinya makanan, memfotonya dari jauh.

Itu sesuatu yang sebenarnya membuatnya merasa risih dan tak nyaman.

Innocent Boy And Naughty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang