11♚

1.5K 258 30
                                    



╰ BLACK GAME ╮


☏☎


“apa-apaan ini?” Guanlin hampir mengumpat, “Minhyun-hyung? Apa ini masuk akal?” katanya frustasi.

“ah, hyung. Aku harus beritahu mereka semua” Guanlin bermonolog lalu segera berusaha menghubungi hyungnya, tetapi semua walkie talkie yang mereka gunakan terputus.

Guanlin sendiri sudah merasa sesuatu terjadi saat mengetahui walkie talkienya tidak bisa digunakan semenjak tadi.

Belum menyerah, Guanlin mencoba meretas ponsel hyungnya, tetapi semua tidak bisa terdeteksi.

“sial, kenapa harus sekarang” katanya sambil terus mengetik.

Tiba-tiba sebuah ikon tengkorak muncul di layar laptopnya.

“halo~ kau cukup hebat juga bisa sampai meretas BW. Huhu tapi sayang sekali, kami sudah tahu rencana kalian. Kasihan sekali~”  

“siapa kau?” tanya Guanlin sinis.

“aku? Hanya salah satu hacker BW.

Yah, sepertinya aku agak lengah kemarin, tetapi Minhyun dengan baik hati memberi tahu rencana kalian. KEKEKE”

“dimana hyung-hyungku?”

“hm? Di suatu tempat mungkin? Oh, apa mereka sudah tahu?”

“aku tidak bisa menghubungi mereka, sialan kau”

“tentu saja karena sudah kuretas, kkkk. Walaupun kau bisa meretas BW, aku akan menang di akhir. Silakan nikmati kehancuran kalian”

Guanlin memicingkan matanya.

“Bukankah sudah diberi tahu di surat itu? ’balasan nyawa apabila siapa pun mengingkari janji’”

“kami hanya tidak ingin jadi anjing kalian” balas Guanlin dengan suara rendah.

Menggeram.

“yah terserahlah, aku masih banyak tugas. Ups, sepertinya aku memiliki ‘hadiah’ yang cocok sesama hacker. Bye~"

Icon tengkorak itu menghilang.

Bersamaan dengan itu, laptop Guanlin dipenuhi virus-virus yang menyerang kemudian laptopnya seketika error.

Sampai akhirnya mati.


“sialan kau!!!!”






“ada yang tidak beres” Daniel berkata lirih dibalas anggukan Jinyoung.

Ia juga merasa salah semenjak tadi.

“hyung, aku akan mencoba menemui mereka. Hyung disini saja ikuti acara ini” kata Jinyoung hendak beranjak.

“beritahu aku setelah kau bertemu mereka” pesan Daniel, Jinyoung mengangguk singkat.

“oh ya, hyung. Tolong alihkan perhatian 2 orang yang mengikuti kita, hyung bisa kan?”

“serahkan padaku, aku akan mencoba mengalihkan perhatian mereka” kata Daniel, lalu mereka berdua keluar dari ruang itu, tentu saja dengan 2 orang yang memata-matai mereka.

“aku akan mengurusi mereka, kau pergilah sekarang” ujar Daniel.

Jinyoung menggangguk singkat lalu segera pergi.

Saat Jinyoung pergi, Daniel memunculkan seringainya.



“ini saatnya kau muncul”







Jinyoung berjalan melewati lorong-lorong bercahaya minim.

Perasaanya gelisah semenjak tadi.

Dengan cekatan, ia terus menghubungi Guanlin, tetapi nyatanya bocah itu tidak mengangkatnya sama sekali.

Walkie talkie yang mereka gunakan juga tidak berfungsi.

Ia terus berjalan cepat, hingga akhirnya melihat sesuatu.

Ruangan gelap yang terbuka sedikit, dan sebuah suara menginterupsinya.

Ia mengenali suara itu.

Jinyoung mendekati ruangan itu dengan was-was kemudian melihat sebuah layar terpampang menampilkan kedua hyungnya yang terikat.

Jantungnya terasa berhenti berdetak.

Ia melihat dengan jelas, Jihoon dan Ong terikat di kursi dengan mata tertutup meronta-ronta.

Dan sekujur tubuh mereka memerah bekas cambukan.

Darah segar mengucur dari pelipis Ong dan Jihoon yang menggertakan giginya.

“Jihoon, Seungwoo-hyung!” Jinyoung berseru.

Sia-sia.

Dengan perasaan campur aduk, Jinyoung berusaha mencari sumbernya.

Ia mencari kabel-kabel rumit tanpa memperdulikan dirinya yang mungkin tersengat.

Matanya terasa panas dan keringat dingin menjalari tubuhnya.

Ia panik, tetapi mencari kabelnya sangat sulit.

Jinyoung hampir mengerang kesal.
“Jihoon, Seungwoo-hyung..” Jinyoung terus mengucapkan nama mereka dengan perasaan cemas.

Tak berhenti mencari sumber kabelnya.

Tiba-tiba layarnya mati.







Dan Jinyoung baru sadar, ia telah dijebak.

“selamat tinggal~”







Sebut saja Daniel itu bipolar.

Ia bahkan tidak segan membunuh siapa saja yang menghalanginya di waktu tertentu.

Layaknya psikopat, ia membunuh orang lain dengan wajah tersenyum.

Seolah ia mengucapkan selamat datang, bukan selamat tinggal.

Hal ini membuatnya mudah bertahan hidup dalam kejamnya kehidupan undergound.

Hanya saja, ia tidak pernah memunculkan sifat itu bersama hyung dan dongsaengnya.

Bukan, bukannya menutupi.

Terkadang sifat ini terlalu mendominasi dirinya sehingga ia takut keluarganya akan terluka.

Ia tidak ingin melukai keluarganya lagi karena itu seperti mimpi buruk baginya.

Hingga ia mencoba melupakan sifat ini.

Tetapi, sekarang ia membutuhkanya.
Berbekal dengan rasa dendam dan keinginan melindungi keluarga barunya, Daniel kembali ke sifat asalnya.

Dan ia tersenyum.



☏☎



N

ote:

Maaf jarang update karena sibuk tugas sekolah yang numpuk ditambah tes penilaian akhir :")
Makasi buat yang nunggu dan baca cerita ini <3

Semoga bisa lebih sering update yaa.

Oya, mampir juga ke work satunya
:3

Judulnya 'ESCAPE'

Genrenya sama kok.

Makasiiiii~

BLACK GAME [Wannaone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang