18♚

900 162 14
                                    


╰ BLACK GAME ╮

☏☎


“Ong-hyung!” seru Jihoon ketika mendapati Ong terduduk lemas di dekat tangga dengan luka di seluruh tubuhnya, pemuda bermarga Ong itu hanya tersenyum tipis ketika Jihoon menghampirinya.

“parah?” tanya Jihoon yang dibalas anggukan Ong.

“kita harus bergegas sebelum mafia lain datang dan menambah pekerjaan lain” sahut Guanlin datang entah darimana dan membuat keempat pemuda itu langsung pergi dari tempat itu.

Di luar rumah, Mark sudah menunggu.

Ia tertawa pelan begitu melihat keempat pemuda datang dengan penampilan mengenaskan di hadapannya, “wow, kurasa kalian memang orang yang cukup tangguh”

Jika saja ini bukan di markas mafia, Jinyoung ingin menghajar minimal memukul si pria Kanada itu agar otaknya sedikit benar.

“tidak ada waktu lagi, kita harus bergegas” sahut Mark, beberapa pasukannya pun langsung menempatkan diri di mobil tadi.

“tunggu,” Ong menyela, “dimana Daniel?”

“benar juga,” Jihoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal, “seharusnya ia ada di dekat sini”

“tidak ada banyak waktu! Cepat naik!” seru Mark.

“tidak,” kata Guanlin dingin, “kami tidak akan pergi tanpa Niel-hyung”

Mark menghela napasnya, “baiklah jika itu kemauan kalian”



Keempat pemuda itu hendak beranjak pergi mencari Daniel.


Hingga sebuah setruman membuat semuanya menjadi gelap.







“kalian siapa?”

Daniel terbengong-bengong di belakang kemudi.

Sungguh, ia terakhir kali sadar adalah saat pelelangan di Black Market dan entah bagaimana ia bisa terdampar di depan markas.

Lebih lagi sekarang ikut orang tak dikenal?!

“aku Renjun, dan dia Jeno” sahut Renjun kemudian menunjuk temannya yang sedang mengemudi.

“menurut kami, kau adalah salah satu dari orang-orang yang terborgol tadi, tapi entah kenapa kau ada di sifat bipolarmu dari tadi,” kata Renjun lalu mengerucutkan bibirnya lantas mengangkat sebelah tangannya, “kau bahkan mengukir tanganku dengan pisaumu tadi. Sakit sekali, sial”

Daniel membelalakkan matanya, “AH! Ma..maaf.., aku tak bermaksud..”

Renjun tertawa, “gila, ini gila. Seorang bipolar ternyata aslinya seperti ini”

“dia hanya bercanda” ujar Jeno datar.

Daniel kemudian tertawa canggung sembari menampakkan kedua gigi kelincinya, “oh, oke”

Wajah renjun yang semula terlihat geli berubah serius, “jadi, apa hubunganmu dengan Bae Jinyoung?”

“dia dongsaengku,” kata Daniel mengulang ucapannya tadi.

Wajah Renjun terlihat frustasi, “bukan. Maksudku dalam artian sebenarnya”

Lengang sesaat.

Daniel menghela napas, “dia temanku, rekan setim”

“kalian bersama dengan orang-orang yang terbogol tadi?”

Daniel mengangguk, “sepertinya begitu, buktinya borgol masih ada di tangan ini” katanya lalu mengacungkan borgolnya.

“kenapa kalian bisa sampai ada disana?”

“aku ingat kami harus mengantarkan sesuatu untuk BW dan entah bagaimana sepertinya kami ditangkap” kata Daniel berusaha mengingat-ingat.

Mendengar kata BW, Renjun langsung mengalihkan pandangan pada Jeno.

Rahangnya mengeras.


Renjun lantas berpikir sebentar selanjutnya justru tertawa keras, “astaga, kurasa aku tahu, Jen”


Jeno melirik dari kemudi, “apanya?”


“Pak Tua itu benar-benar licik,” ucap Renjun kemudian tersenyum kecut, “kali ini dia akan menghancurkan Jinyoung”





Daniel menatap kedua orang di depannya bergantian.

“bagaimana kalian bisa tahu Jinyoung?”

Renjun menyeringai, “kami ditugaskan seseorang menyelidiknya”

Mata Daniel menyipit, “jangan lakukan apapun padanya”

Jeno akhirnya tertawa kecil, “wow, santai. Kami tidak pernah bermaksud seperti itu”

“kalian..oh astaga bagaimana mengatakannya?” Renjun terlihat frustasi.

Jeno tampak menghela napas, “Jinyoung, teman kalian, adalah salah seorang putra mafia yang dibuang”

Lengang sesaat.

Daniel mengerjapkan matanya, justru melongo, “ha? Bae Jinyoung? Yang kurus kerempeng itu?”

Mendengar jawabannya tidak sesuai ekspetasinya membuat Renjun sungguh ingin memukul kepala Daniel, “hidup kalian dalam bahaya, bodoh”

Daniel kemudian terdiam.

“hidup teman-temanku terancam?”

Daniel akhirnya mengubah raut mukanya menjadi serius.

“dengar, dia adalah putra mafia yang terkenal, dan dia dibuang. Tidak seorang pun tahu. Namun, sekarang ia muncul di BW. Menurutmu apa yang akan si Pak Tua itu lakukan jika ia tahu?”

Daniel mulai memahami apa perkataan Renjun.

“keluarganya dulu bermasalah?”

Renjun tersenyum pahit, “sayangnya bahkan dengan BW”

Mata Daniel otomatis melebar.

Ia langsung teringat teman-temannya.

Mereka bisa mati kapan saja.

Dengan keadaan mereka yang seperti itu. 

“HENTIKAN MOBILNYA! HENTIKAN!”
Daniel berteriak seperti kesetanan.

Ia memukul-mukul kursi depan tempat Jeno mengemudi.

Renjun berusaha memegangi kedua tangan Daniel.

Namun, pemiliknya tak kunjung berhenti.

Renjun yang kelewat kesal lantas menonjok wajah Daniel keras.

“BODOH!”

Seru Renjun tampak kesal.

“jika kau kesana sekarang, kau hanya akan mati sia-sia bersama mereka”

Jeno diam-diam menyetujuinya.

Daniel tidak menjawab.

Ia hanya memejamkan matanya sembari memegangi tulang pipinya yang terasa nyeri.


“berpikirlah sedikit, dan kau dapat meruntuhkan semuanya. Tentang BW, tentang Pak Tua itu, tentang Jinyoung”


☏☎


Note:

Semoga bisa selesai sebelum waktunya..
Aaa gabisa kebayang tanggal 31 pls NO </3


Btw
Apakah ff ini konfliknya kurang ngefeel?


BLACK GAME [Wannaone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang