19♚

893 161 31
                                    


╰ BLACK GAME ╮


☏☎


Setruman itu membuat keempat orang itu terbangun di tempat awal mereka.

Ruangan yang semula ditunjukkan Minhyun.

Ong yang terbangun pertama lantas mengerjapkan matanya pelan, merasakan sekujur tubuhnya merasa sakit.

Mereka tergeletak begitu saja di lantai.

“Jin, Hoon, Guan” kata Ong membangunkan ketiga dongsaengnya.

Guanlin menyipitkan matanya, berusaha menyesuaikan suasana.

Tak lama kemudian membelalak, “mana Niel-hyung?”

Ong tidak menjawab.

Ia hanya memasang wajah murung.

Jihoon dan Jinyoung kemudian bangun bersamaan.

Jinyoung mengucek matanya pelan.

Jihoon lantas mengecek pergelangan tangan mereka.

Masih terbogol sempurna.

“aku lapar..” kata Jinyoung yang baru saja bangun dengan wajah sayu.

Ketiga yang lain mengangguk, menyetujui.

Tak lama kemudian seorang wanita masuk sembari membawa nampan ke arah mereka.

Jinyoung langsung mengubah raut wajahnya menjadi lebih bersemangat.

Setidaknya mereka tidak akan dibiarkan mati mengenaskan karena kekurangan makanan disini.

“makanan kalian malam ini, selamat makan”

Kata perempuan itu tampak menutupi wajahnya.

Namun, Jihoon dan Ong tentu saja menyadarinya.

Gadis itu.

Rahang Ong tampak mengeras.

Nafsu makannya seakan menguap entah kemana.

Gadis itu dengan cepat keluar dari tempat mereka.

Jihoon yang melihat kejadian barusan hanya menepuk pundak Ong, “jangan terlalu dipikirkan hyung. Dia bukan orang yang kau sayangi lagi”

Sementara Guanlin dan Jinyoung saling bertatapan dengan wajah bingung.

Bukan orang yang disayangi hyungnya? Siapa?

Jinyoung lalu berdehem, tak ingin mencampuri lebih lanjut, ”baiklah mari kita lihat apa makan malam kita hari ini”

“daging panggang?”

Oke. Ini jelas melebihi harapannya.

Ia berpikir akan menemukan sayur dan nasi saja sudah sangat beruntung.

Tanpa berpikir panjang mereka segera melahap daging itu hingga tak tersisa.

Daging panggang ini mampu mengobati rasa lapar mereka yang sudah mereka rasakan entah berapa hari.

Meskipun kedua tangannya yang terborgol ini menyulitkan tentu saja.

Meskipun begitu, rasa daging panggang ini membuat keempat orang itu lantas saling bertatapan ketika dagingnya sudah tak bersisa.

“hyung ini..”

Guanlin memiringkan kepalanya nampak tak yakin.


Jinyoung kemudian membalik nampan mereka dan langsung terbelalak.


- ingredient: human ^^ -



Mereka ingin muntah saja.






“kalian bisa menghancurkan Pak Tua itu?”

Daniel terperangah mendengar kedua pemuda tadi menjawab dengan sangat yakin.

Renjun kemudian tersenyum tipis, “asalkan Jinyoung mengingat semuanya”

Daniel mendengar penjelasan-penjelasan kecil itu hanya dapat menaikkan alisnya.

Bingung.

Jeno menggelengkan kepalanya, “tak semudah itu, Jun. Kita tahu benar kemungkinan Jinyoung dicuci otaknya hingga tak mengenali jati diri aslinya atau justru menyembunyikannya rapat-rapat”

Tiba-tiba Daniel menepuk pundak Jeno dengan wajah terkejut, “tidak, tidak. Dia ingat kalau sepupunya pemilik Deagle Korea!”

Mendengar penuturan Daniel itu, Renjun justru tertawa, “bodoh"

Daniel kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menyipitkan matanya sembari memajukan bibirnya, tanda kesal.

Jeno yang melihatnya kemudian berusaha melerai, “sudahlah kalian berdua”

“dengar. 'Kakak sepupu’ yang ia bilang itu bukanlah kakaknya”

Daniel terdiam.



“mau tahu yang lebih mengejutkan?”
Renjun mendekatkan bibirnya ke telinga Daniel.



“dia adalah kakak kandungnya dan ia dibunuh oleh BW karena hendak berkhianat untuk menyelamatkan seorang Jinyoung”






“besok berangkat ke Amerika?”

Mereka akan kegirangan jika ke Amerika untuk bersenang-senang, sungguh.

Namun, ekspetasi sungguh jauh dari realita.

Disinilah mereka, di dalam sel tahanan dan besok akan dibawa Minhyun ke Amerika untuk menyelesaikan beberapa urusan di sana.

Minhyun mengangguk dengan wajah datar, “persiapkan diri kalian untuk menjual deagle. Pastikan mereka mendapat harga tinggi. Itu saja”

Minhyun lalu beranjak dari kursi depan sel tahanan, “jangan lakukan kesalahan. Jangan melakukan hal bodoh yang akan membunuh kalian sendiri”

Setelah Minhyun pergi, Jihoon memanyunkan bibirnya.

“mengesalkan,” katanya bersungut-sungut, “kata-katanya seolah mengkhawatirkan kita, tetapi aslinya ingin sekali kutonjok”

Guanlin hanya menggelengkan kepalanya, “otakmu miring begitu, mana mungkin dia khawatir, hyung”

“sialan,”



☏☎


Note:

Thanks for reading ♥

Love u alll

Oyaa, untuk siapapun yang mau berteman (seneng banget aing kalo ada) boleh banget TT TT tinggal tulis unamenya apa ya :))


BLACK GAME [Wannaone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang