14♚

1.2K 211 8
                                    


╰ BLACK GAME ╮

☏☎

"kalian, pergilah ke markas deagle dan bertransaksilah pada klienku di Amerika. Bagaimanapun caranya kalian harus menjualnya dengan harga tinggi, rincinya akan kuserahkan pada Minhyun”

Ucapan itu seakan menjadi ultimatum bagi mereka.

Minhyun mengangguk sembari mengiyakan, “baik, Tuan”

Astaga, itu sama saja meminta mereka menjadi anjing Black Wind.

Sialan.

Masing-masing dari mereka menggeram dengan wajah mengenaskan.

Ingin sekali membantai Pak Tua ini.

Pak Tua itu kemudian mendungus, “tidak berhasil, taruhannya nyawa kalian”

Setelah itu, Pak Tua itu memutar kursinya, “sudah selesai, silakan keluar”

“Terima kasih, Bos”

“Terima kasih, Tuan”

Keempat orang itu mengangguk patuh, menggiring para tawanan dengan rantai yang mengikat.

Krieett....

“hahh..” desah Taeyong lalu mengacak rambutnya pelan, “sial”

“tumben sekali mengeluh,” komentar Mark lalu memakan permennya sembari menarik rantai dengan sebelah tangan.

“Pak Tua itu selalu menyuruhku mengawasi anak itu, aish” ucap Taeyong dengan bibir mengerucut.

“anak yang mana?” tanya Jaehyun membawa beberapa dokumen di tangannya.

“anak asuh si Hyun” kata Taeyong enggan.

“hei, itu pekerjaan yang mudah dibanding mengurusi pasar deagle kau tahu” gerutu Mark.

Minhyun hanya terdiam.

Jihoon melirik ke arah Minhyun yang tampak sedikit terganggu.

Sepertinya ada sesuatu.

“lepaskan ini, tolong”

Suara itu membuat keempat orang itu menoleh pada Daniel yang masih pada sifat bipolarnya.

Astaga.

“tidak mungkin” ucap Minhyun masih terus berjalan.

“lepaskan, aku tidak menyukainya”

“diamlah”

“tidak, lepaskan sekarang”

“tidak. Diamlah atau kepalamu akan melayang sekarang juga” ultimatum Minhyun pada akhirnya, membuat semua langkah kaki terhenti.

Daniel justru tersenyum.

“lakukan sekarang,” katanya dengan senyum lebarnya.

Minhyun hanya mendengus lalu kembali berjalan.

Menarik rantai Daniel dengan cepat hingga darah Daniel menetes deras.

Daniel hanya tersenyum senang seakan tanpa beban.

Jihoon, Guanlin, dan Jinyoung yang melihatnya hanya menghela napas.

Sedangkan ketiga rekan Minhyun menggelengkan kepala pelan.

“kurasa orang itu sudah gila” komentar Mark sembari bergidik ngeri.

“hei, kau juga tidak waras” ujar Taeyong sinis.

Jaehyun hanya terkekeh geli.


kalian akan mengurusi penjualan di Amerika, kita berangkat lusa”

Tanpa ba bi bu Minhyun langsung menjelaskan pada Ong, Daniel, Jinyong, Jihoon, dan Guanlin ketika sampai di salah satu ruangan.

Para ketua yang lain sudah berpamitan di tengah jalan untuk mengurusi tugasnya masing-masing.

Kini tinggal Minhyun yang bersama manusia-manusia berantai ini.

Jeda sesaat.

Jihoon menghela napas, “kenapa kau melakukan ini, Minhyun-hyung?”

“sudah tugasku” jawab Minhyun pendek.

Enggan membahasnya.

Minhyun lantas mengecek arlojinya, “aku akan pergi dulu, diamlah disini. Tidak perlu mencoba kabur karena kalian sama saja bunuh diri jika melakukannya”

Tak berselang lama, Minhyun mengambil jasnya kemudian keluar ruangan dengan sedikit tergesa.

Blammm..

Hening beberapa saat, hingga Jihoon bersuara.

“bagaimana kau bisa tertangkap, hyung?” tanya Jihoon pada Daniel.

Daniel kemudian tersenyum, “aku membantai disaat yang tidak tepat, Mark menangkapku bersama para bawahannya yang bersenjata lengkap"

Jihoon mengangguk-angguk, “yang lain?”

“aku dikelabui..tadi kupikir aku melihat Ong dan kau disiksa di suatu ruangan, tetapi tiba-tiba semua menjadi gelap dan beberapa orang memukuliku hingga pingsan” jelas Jinyoung yang tampak muram.

“hacker tadi, Jung Jaehyun, mengacaukan pekerjaanku ketika aku baru saja mendapat sedikit informasi tentang Black Wind, terlebih para petingginya, dan aku baru menyadari Minhyun-hyung adalah bagian dari mereka, sial” kata Guanlin terlihat frustasi.

“yah, tadi aku dan Ong-hyung dikejar oleh anggota Black Wind, kami justru menemukan ruangan Minhyun-hyung, dan ternyata itu adalah jebakan” ujar Jihoon.

“kenapa Ong-hyung menjadi seperti ini?” tanya Jinyoung ketika melihat hyungnya tanpa semangat dan harapan hidup seperti sekarang.

“masa lalu buruknya” kata Jihoon tampak merasa bersalah.

Ketiga lainnya menatap Jihoon meminta penjelasan.

“aku lelah..kumohon..tolong..bunuh aku saja”

Suara itu terisak.

Ong menangis dengan segala kekuatannya yang tersisa, membuat Jihoon tak kuasa menahan air matanya.

Ia berusaha menggapai hyungnya walau dengan tangan terantai, menimbulkan goresan-goresan baru dengan darah yang semakin deras.

“tidak, hyung. Jangan pernah lakukan itu, kita belum selesai” kata Jihoon berusaha tegar walau dengan nada yang putus asa.

Suasana menjadi berat.

“hyung, sepertinya aku tahu kenapa Minhyun-hyung mengalami ini” kata Guanlin menatap teman-temannya dengan pandangan nanar, “tidak hanya Minhyun-hyung, tapi mereka semua”

“maksudmu?”

“perbudakan,” kata Guanlin menghela napas, “Black Wind adalah organisasi yang keras. Dan firasatku mengatakan, mereka tidak bekerja hanya karena ingin..”

Semuanya menatap Guanlin dengan pandangan bertanya.

“lantas, ada yang mendasari itu semua?”

Guanlin mengangguk.

“kurasa..Pak Tua itu memiliki rahasia mereka” katanya lalu menghela napas, “karena itu mereka tidak akan berkhianat”





Note:
Syuda lama bgt work ini ga update hhhhh saya selaku author minta maap karena worknya terbengkalai sama tugas+ide yang ga kunjung dateng :'')) tapi makasi bgt buat dukungannyaa
Saya terhuraaa
Makasii

BLACK GAME [Wannaone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang