15♚

1K 182 2
                                    


╰ BLACK GAME ╮

☎☏


“kita bisa meninjau dari awal. Surat dan pistol yang kita dapat. Mengapa dikirimkan oleh ‘tukang pos’ dengan pangkat rendah?”

Tanya Guanlin mengawali diskusi mereka.

Meskipun disebut diskusi, tetapi tidak sepenuhnya mendengarkan.

Ong hanya menatap kosong teman-temannya semenjak tadi sementara Daniel masih belum kembali dari sifat bipolarnya.

Jadilah Jihoon dan Jinyoung yang mendengarkan Guanlin, meskipun darah mengering dari leher mereka menyebabkan bau anyir yang memenuhi ruangan.

“karena Black Wind tidak ingin terlihat mencolok?” terka Jihoon.

Guanlin mengangguk, “bisa jadi”

“lalu yang kedua, kenapa ia langsung menuju black market yang akan kita tuju setelah mengantar surat itu?”
Hening sesaat.

“tidak punya ide” kata Jinyoung merasa otaknya panas.

Pembicaraan ini berat menurutnya.

Ditambah lagi mereka belum makan semenjak kemarin membuat otaknya perlu bekerja ekstra.

Ia memanyunkan bibirnya.

Kenapa dua orang itu anteng saja membahas masalah berat begini dengan perut kosong?

Ia tidak paham.

Yang ia tahu, ia sangat lapar sekarang.

“aku juga,” kata Jihoon pasrah mengangkat kedua tangannya di udara.

Guanlin mengangguk lagi.

“sama. Aku juga tidak mengerti” katanya lalu mengetukkan jarinya ke dagu, berpikir.

“ketiga, kenapa sepupu Jinyoung menjadi korban kala itu?” tanya Guanlin lantas menatap Jinyoung.

“itu yang membuatku bingung. Apa yang diperbuat adik sepupuku hingga ia dibunuh dan diambil semua hartanya? Bahkan deagle korea yang diproduksinya menjadi salah satu pistol andalan BW” ujar Jinyoung panjang lebar, seketika melupakan rasa laparnya.

“andalan?” tanya Jihoon, tidak mengerti.

“kurasa iya. Karena mereka memberi kita pistol deagle, bukan? Berarti itu menjadi pistol yang mereka andalkan” komentar Guanlin menyetujui.

“Minhyun-hyung juga menggunakannya. Itu berarti deagle juga dipercayakan pada anggotanya” sahut Ong tiba-tiba.

“apakah adik sepupumu pernah berkhianat sehingga dibunuh begitu saja?” tanya Guanlin lagi.

Jinyoung menggeleng pelan, “aku tak tahu mengenai itu. Tapi melihatnya sangat patuh dulunya terhadap BW, kurasa tidak mungkin ia bekerja sama biasa dengan BW seperti dengan perusahaan gelap lain”

“rahasia apa yang disembunyikannya?” gumam Guanlin berusaha berpikir.

Clue yang mereka miliki tentang BW masih minim.

Mereka masih belum bisa menebak rahasia organisasi ini.

“makan malam”

Ujar seseorang tiba-tiba memasuki ruangan dengan wajah datarnya.

Kelima orang di dalam penjara itu menoleh.

“Mark, benar?” tanya Guanlin hati-hati.

Mark mengangguk pelan, “benar”

Setelah itu, pemuda berdarah Kanada itu justru mengeluarkan pistol deagle dari tasnya.

Jinyoung yang semula merasa senang kemudian melongo, “katamu makan malam?”

“tsk, hanya bercanda,” sahut Mark masih mengeluarkan beberapa deagle dari tasnya, “itu bukan tugasku. Itu tugas bawahan si Hyun, si perempuan aneh itu”

Wajah Ong berubah tegang.

“lalu untuk apa kedatanganmu kesini?” Jihoon mengernyitkan dahinya.

“makan malam kami, misi kecil kalian” Mark menyeringai, “pencurian kecil, sudah biasa, kan?”

Perut Jinyoung sungguh lapar.

Otaknya tidak mau sinkron.

Ia bahkan tidak mengerti dengan perintah itu dan hanya terbengong-bengong, “huh?”

“ayo berangkat sekarang, dua puluh menit lagi kita sampai” kata Mark membuka kunci penjara lalu mengeluarkan satu persatu makhluk yang berjajar rapi seperti anak ayam.

Mereka kemudian keluar dari penjara dan berjalan di lorong.

“BW sialan,” umpat Jinyoung dalam hati memprotes.

“hyung,” Guanlin berbisik pelan membuat Jinyoung mengangkat sebelah alisnya.

“kenapa, Lin?”

“coba lihat ke samping”

Otomatis, Jinyoung mengalihkan pandangannya dan mendapati beberapa tahanan BW yang tampak dipukuli hebat hingga darahnya terlihat dimana-mana.

Diikuti dengan suara teriakan dari berbagai ruangan yang menggema jadi satu dan menciptakan perpaduan yang mengerikan.

Jinyoung meneguk ludahnya, “apa kita akan seperti itu juga besok?”


“kenapa kau membiarkan mereka ikut pembunuh bayaran daripada menyiksa mereka agar memberikan informasi?” suara seseorang membuyarkan konsentrasi Minhyun yang sedang mengetik.

Minhyun hanya mengehentikan kegiatannya sebentar, lalu melakukannya lagi tanpa berminat menjawab.

“kau ingin melindungi mereka, kan?” tanya pemuda tersebut, sinis.

Minhyun tersenyum.

“jika aku ingin melindungi mereka seharusnya kubuat mereka disiksa daripada menjadi budak milik BW” kata Minhyun tenang, melanjutkan mengetik.

“dasar pembohong ulung, Hwang Minhyun” kata orang itu kemudian menjelajahi isi ruangan sembari mengecek barang-barang milik pemuda Hwang.

Minhyun berdehem, “tidak ada pekerjaan, hyung?”

“tidak, aku hanya penasaran, kenapa kau begitu benci pada anak-anak yang dulu pernah kau kenal” sahut orang itu masih melihat beberapa barang antik yang terpasang disana.

“tumben sekali penasaran,” Minhyun menjawab malas.

“bukankah kau peduli pada mereka?”

“aku? Kapan?”

“dulu”

Minhyun tertawa pelan, “hyung, aku bahkan tidak peduli jika mereka mati”


☎☏


Note:

Jahad qm mas :(


Btw thanks for reading 💕

Yg mau berteman dengan saya boleh banget kok, pintu terbuka lebar wgwgwg

Makasi buat dukungannya

BLACK GAME [Wannaone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang