Manchester
Di kota inilah hidup baruku akan dimulai, kota baru, suasana baru, lingkungan baru, semuanya baru. Kuharap akan menjadi tempat yang bagus untukku dan anak yang sedang ku kandung ini. Aku masih tidak percaya dengan alasan Siwon yang menolak kehadiran bayi kami. Bahkan dengan teganya dia menyuruhku untuk menggugurkannya.
Bayiku. Janin yang ada dirahimku, yang sedang tumbuh karena perpaduan ku dan Siwon. Dengan entengnya Siwon memintaku untuk menggugurkannya. Apa dia tidak sadar dia baru saja memintaku untuk membunuh? Aku sangat kecewa, super. Namun kekecewaanku ttidak bisa melebihi rasa cintaku padanya. Meskipun dia telah mengecewakanku aku masih memiliki hati untuknya walaupun kini sudah ku simpan rapat rapat dan berjanji untuk menghilang dari hidupnya.
Bukankah ini adalah permintaannya? Dia memintaku untuk menggugurkan bayi ini. Sama saja memintaku untuk menghilang dari hidupnya. Kini aku akan berusaha untuk pergi dari hidupnya. Semoga kau bahagia Choi Siwon. Kuharap kau akan berhasil menjadi dokter bedah jantung seperti yang kau selalu idam idamkan selama ini.
Menjalani kehamilan dengan kondisi seperti ini memang sangat sulit. Terlebih aku harus mulai bekerja, tidak mungkin aku membiarkan Taeyeon bekerja sendiri. Meskipun awalnya dia memintaku untuk diam di rumah baru kami di Manchester saja dan dia yang bekerja. Ya, sejak Taeyeon memutuskan untuk ikut denganku, kami tinggal bersama. Saat baru tiba di Manchester kondisi ku memang sempat drop hingga harus dirawat dirumah sakit. Hal itu membuat Taeyeon berkeras menjadi tulang punggung untuk kami.
Seorang sahabat yang sudah seperti seorang saudara yang selalu ada disaat suka dan duka. Bahkan sudah ku tulis namanya sebagai wali resmi ku. Jika sesuatu terjadi padaku, maka harta yang ku miliki, which is rumahku yang ada di Amerika akan jatuh padanya dan juga anakku yang sedang kukandung ini.
Mungkin karena efek stres karena kehamilan, penyesuaian lingkungan baru, dan juga individu baru membuat kehamilan ku tidak berjalan mulus. Beberapa kali aku harus bedrest, beruntung CEO tempatku bekerja adalah teman dekat Taeyeon, Im Yoona.
Dia membiarkanku bekerja sebagai staf akunting di perusahaannya dan sedikit memberikan kelonggaran karena kehamilanku yang terkadang membuatku kewalahan.
Aku masih mengingat Siwon, bagaimanapun juga, sekeras apapun ku coba untuk melupakannya, sekeras itu pula bayangannya muncul dihadapanku. Maka sekarang kubiarkan dia muncul ketika aku sedang terdiam. Tak perlu kuindahkan bayangannya, karena aku tau itu semua hanya ilusi belaka.
Oh, apa sudah kuceritakan pada kalian, bahwa ketika kehamilanku menginjak usia 6 bulan, aku mulai mencoba sebuah benda adiktif bernama rokok? Aku tau itu bisa membahayakan anakku dan diriku. Namun, aku tidak kuasa menolak saat kolega ku memintaku untuk mencobanya.
Dia bilang bahwa ini bisa membuatku lupa dengan stresku. Dan ternyata itu berhasil. Perlahan namun pasti ilusi akan Siwon yang selalu hadir mulai berkurang. Aku senang karenanya, aku pun terkadang ikut dengannya pergi ke bar. Aku tau, wanita hamil dilarang minum, namun apakah sopan seorang bawahan menolak ketika atasanmu sudah menuangkan minumannya ke dalam gelas dan memberikannya padamu?
Kuakui aku labil sekarang. Bahkan Taeyeon memarahiku seperti Mommy dulu memarahiku karena aku tampak tidak peduli dengan anakku. Aku pun bingung dengan diriku sendiri. Kenapa aku sekarang seperti seorang yang tidak memiliki pendirian, dulu aku akan tegas menolak sesuatu yang membahayakan. Namun sekarang aku justru ingin mencoba yang membahayakan itu.
Ketika aku dan Taeyeon pertama kali tiba di Manchester, aku menghubungi Seohyun. Dongsaeng ku dan Siwon dan Taeyeon. Aku yakin tidak tidak bermulut ember dan mengatakan aku dimana. Karena sejauh 6 bulan sejak kepindahanku dari Korea, Choi Siwon tidak sekalipun menghubungiku.
![](https://img.wattpad.com/cover/130677646-288-k878331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Romance"Gugurkan saja. abort it" kata Siwon dingin sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper. "I'm sorry what??? it? this is a human Choi Siwon, not a thing or an animal. Dan ini anak kamu" teriak Tiffany sambil menangis. "Aku akan pergi selama 1 bulan ke...