Siwon pov
Malam itu aku meninggalkan Tiffany. Perempuan yang sudah menjadi kekasihku selama 5 tahun terakhir. Perempuan yang menjadi cinta pertamaku, dan perempuan yang menjadi segalanya bagiku setelah mendiang ibuku.
Aku tak tahu apa yang merasuki pikiranku ketika dia mengatakan dia hamil. Yang aku tau saat itu hanyalah aku ingin segera menyelesaikan spesialis ku dan bisa segera lulus. Tiffany yang biasanya selalu menjadi prioritasku kini bahkan tersingkir karena entah pemikiran apa yang merasuki otakku.
Pernikahan dan momongan tentu pernah menjadi bahasan topik pembicaraan kami sebelum tidur. Dan kami pun menyadari hal itu akan dilakukan setelah aku lulus spesialisasi menjadi dokter bedah jantung. Dan kami sepakat untuk menunda anak, tentu saja. Kami tinggal di Korea Selatan, budaya Timur masih kental meskipun mulai terkikis zaman. Meskipun kami sudah tinggal bersama tapi kami masih sadar akan aturan. Tentu aku tidak ingin nantinya akan timbul masalah.
Itulah mengapa aku menginginkan Tiffany untuk menggugurkan kandungannya. Terkesan kejam memang. Aku akui bahwa aku kejam. Aku tidak akan menampik itu. Alasan mengenai kondisi keuanganpun aku sadar bahwa itu hanyalah alasan klise. Aku berasal dari keluarga mampu. Aku bisa meminta direktur keuangan perusahaan mendiang Appa untuk memberiku uang saku lebih banyak.
Pertama kali tiba di Afrika Selatan bersama beberapa dokter lain aku merasa sangat terkesan. Bagai dunia berbeda meskipun kita berada dalam planet yang sama. Kondisi di Afrika sungguh memprihatinkan. Banyak anak anak yang kelaparan, penyakit yang ada di negara ini bahkan sangat kompleks dan baru ku temui disini. Tidak mengherankan, karena Afrika merupakan benua yang berisi negara miskin.
Aku ditempatkan di Ethiopia, sebuah negara yang kabarkan merupakan negara termiskin di dunia. Sedangkan Jung Su atau biasa ku panggil Leeteuk ditempatkan di Afrika Selatan,di Cape Town. Awalnya aku kaget karena ternyata setelah tiba di Afrika Selatan aku harus terbang lagi menuju Afrika Timur,dan menuju Ethiopia. Hal ini dikarenakan posisi dokter disana kurang. Saat menjajaki negara itu aku hanya bisa termangu. Di negara ini, untuk mandi pun sulit. Mereka lebih memilih untuk meminum air yang ada ketimbang membasuh tubuh mereka. Beruntung bahwa aku merupakan dokter yang diperbantukan oleh pemerintah Korea Selatan, sehingga kebutuhan kami disana tercukupi. Maksud ku cukup adalah kami per hari mendapat jatah 2 botol air mineral ukuran 1500ml. Setidaknya itu cukup untuk mengurangi dahaga.
Jangan tanyakan aku mengenai bersih bersih tubuh. Karena kami disini mengandalkan tisu basah. Untuk mengurus keperluan kami untuk buang air pada awalnya bahkan kami kesulitan. Namun seiring berjalannya waktu kami terbiasa.
Seminggu pertama aku tiba di Ethiopia, aku sungguh sibuk. Namun di minggu ke dua, aku mendapatkan pasien seorang wanita muda dengan anaknya yang masih kecil. Anaknya mengalami radang usus akut yang menyebabkan tubuhnya lemah dan bergantung pada ibunya. Awal mulanya aku menanyakan dimana ayahnya berada. Namun ibunya menjawab bahwa ayahnya pergi meninggalkan mereka berdua ketika sang anak masih di dalam kandungan.
Hal ini sungguh bagai tamparan bagiku. Aku sangat merasa tersindir, mataku panas bukan karena kesal tetapi karena marah. Karena posisiku seperti ayah yang tidak bertanggungjawab. Dan ku akui bahwa aku memang tidak bertanggungjawab. Selama seminggu aku merawat anaknya, selama seminggu itu pula aku teringat oleh Tiffany dan juga anakku yang dikandungnya.
Bahkan dr. Song, ketua tim kami, sampai menanyakan keadaanku apakah aku sakit atau tidak. Karena aku tidak fokus terhadap apapun selama beberapa hari ini. Terhitung sudah dua minggu aku berada di Afrika, aku termenung saat itu melihat matahari yang tenggelam, membayangkan apa yang sedang dilakukan oleh Tiffany dan anakku. Perlahan tapi pasti aku bisa mulai menerima kenyataan bahwa aku akan segera memiliki anak.
![](https://img.wattpad.com/cover/130677646-288-k878331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Romantizm"Gugurkan saja. abort it" kata Siwon dingin sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper. "I'm sorry what??? it? this is a human Choi Siwon, not a thing or an animal. Dan ini anak kamu" teriak Tiffany sambil menangis. "Aku akan pergi selama 1 bulan ke...