Part 22

1.3K 133 26
                                    

Author pov

Malam itu Siwon dan Tiffany menghabiskan waktu mereka bersama. Siwon menenangkan Tiffany yang masih terisak, yang pada akhirnya tertidur karena lelah menangis. Tiffany pun diangkat Siwon dan dibawa ke dalam kamarnya.

Siwon menyelimutinya dan merapihkan poni yang tampak mengganggu di sekitar wajah Tiffany. "Thank you for giving me a chance. Aku akan mempergunakan sebaik mungkin. Agar kita bisa bersama lagi".

Siwon pun keluar dari kamar Tiffany. Dia tidak ingin menggunakan kesempatan dalam kesempitan dimana saat ini sebenarnya bisa saja dia tidur di kamar dan kasur yang sama dengan Tiffany. Namun Siwon merasa semua harus berjalan perlahan seiring berjalannya waktu.

Siwon khawatir sikap yang gegabah akibat menginginkan semua terjadi cepat bisa mengakibatkan hal fatal yang berujung pada Tiffany dan Rachel menjauh. Siwon kembali ke ruang tamu dan beristirahat disana.



.
.
.



Tiffany terbangun dengan mata yang hampir sulit dibuka, tentu saja karena semalam dia menangis panjang di pelukan Siwon. Dia memutuskan untuk mandi dan mengompres matanya di dalam kamar mandi.

Setelah mandi dan tubuhnya menjadi segar, dan setidaknya matanya sudah tidak terlalu bengkak, Tiffany memutuskan untuk keluar kamar. Dia melihat Siwon sedang memasak.

"Good morning beautiful, aku sudah memasak nasi goreng" kata Siwon tersenyum.

"Good morning Oppa, gomawo untuk sarapannya" kata Tiffany yang duduk di kursi dan menunggu Siwon untuk duduk bersama dan menyantap sarapan bersama sama.

"Apa rencanamu hari ini?" kata Siwon.

"Ke rumah sakit dan bekerja secara mobile disana" kata Tiffany singkat.

"Baiklah, kita akan berangkat bersama" kata Siwon.

"Kamu tidak mau mandi dulu di apartemen?" tanya Tiffany yang ingin memancing Siwon apakah dia akan berkata jujur mengenai alasannya tidak tinggal di apartemen.

"Baju bajuku ada di rumah sakit semua" kata Siwon pelan dan kembali melanjutkan makannya.

"Maksudnya?" tanya Tiffany.

"Aku jarang ke apartemen. Semua barangku ada di rumah sakit semua. Kalaupun aku ke apartemen percuma karena semua isinya hanya debu" kata Siwon tersenyum tetapi enggan dan meneruskan makan.

"Kenapa?" tanya Tiffany. Dia benar benar penasaran dengan alasan Siwon, dan beruntungnya Siwon tidak berbohong atau menolak pertanyaan yang diajukannya.

"Disana sepi Fany-ah. Semua kesepian itu akan mengingatkanku dengan sikapku dulu padamu. Aku tidak bisa dan tidak tahan kalau setiap waktu harus seperti itu. Aku harus mencari kesibukan" kata Siwon jujur.

"Makanya aku senang sekali semalam kamu mau memberiku kesempatan. Maafkan kesalahanku yang dulu Fany-ah. Aku tidak akan melakukan itu lagi dan aku akan membuat kalian berdua bahagia" lanjut Siwon sambil memegang tangan Tiffany dan menaruhnya di pipinya. Seakan akan Tiffany sedang mengelusnya.

"Tunjukkan itu dengan sikapmu Oppa, aku tidak tau apa yang membuatmu ingin kembali padaku dan Rachel. Tap-tapi aku yang dulu dan sekarang sudah berbeda Oppa. Kamu bahkan tau salah satunya, 10 tahun bukan waktu yang singkat. Dan selama 10 tahun itu, aku sudah banyak berubah. Kamu mungkin juga sudah banyak berubah" kata Tiffany pelan.

"Kita jalani ini semua dengan perlahan, seakan dulu awal pacaran. Semua step by step, kembali mengenal lagi. Sekarang Oppa tidak ingin terburu buru. Oppa takut kalau terburu buru justru akan memberikan hal negatif untuk kita" kata Siwon dewasa.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang