Maafkan gue yang hanya bisa update 1 part. Tapi part ini panjang kok..
Well, mungkin diantara kalian pada sebel kenapa Tiffany nya masih kayak tarik ulur sama Siwon. Coba di renungkan kalau kalian di posisi Tiffany. Saya pun jika di posisi Tiffany akan takut untuk percaya lagi sama Siwon. At least, mereka butuh waktu.
Tiff masih sayang sama Siwon. Thats for sure, gue udah pernah mengungkap ini di part sebelumnya. Tapi yang belum bisa Tiff lakukan adalah percaya lagi ke Siwon seperti dulu. Dia masih dibayangi oleh masa lalu nya. Dan terlebih kondisi di masa sekarang yang berbeda. Tiff yang sekarang bukan Tiff yang ceria seperti 10 tahun lalu dan sosok yang percaya diri.
Tiff bahkan sangat malu dengan kondisi badan dan juga bekas lukanya (cek part sebelumnya) makanya disini gue mau buat semacam jeda waktu supaya Tiff bisa perlahan percaya lagi sama Siwon. Gak langsung tiba tiba ujug ujug balik lagi ke Siwon. Karena semua butuh waktu.
Itulah penjelasan yang bisa gue kasih ke kalian........
Anyway, gue seneng banget sama kalian yang appreciate ff ini. Gue suka ketawa ketawa sendiri baca komen nya dan udah kebetulan baru banget cek viewers ff ini udah 3k aja. Wow! I mean...yahhhh its a wow! Seneng bgt!
Kalian sudah menghibur saya dengan likes dan komen kalian di ff saya. Itu membuat mood saya yang akhir akhir ini jelek seenggaknya jadi membaik. Terimakaih ya!
Dan semoga kalian tetep suka sama ff akuh!
Xoxo
Siwon pov.
Ketika tiba di apartemen, Tiffany langsung masuk ke dalam kamarnya. Membuatku sedikit heran namun berusaha memakluminya. Karena sejak keluar kantor tadi, wajahnya memang terlihat stres. Dan di mobil dia bahkan meminta pulang karena ingin berendam.
'Hmm, ternyata kebiasaanmu masih sama jika stres, akan berendam lama di kamar mandi' pikirku sambil tersenyum.
Aku mengambil handphoneku yang ada di dalam pouch abu abuku. Kali ini aku tidak lupa membawa obat obatanku. Aku menelepon delivery makanan, untuk makan malam kami berdua.
Tiffany cukup lama berada dalam kamar, sedikit membuatku kuatir sampai ketika aku mendengar suara hairdryer nya menyala. Pertanda bahwa dia sudah selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya.
Aku mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan bahwa makan malam sudah siap. Aku mengatakan bahwa aku delivery makanan kesini. Aku berharap bisa makan malam bersamanya kali ini.
Namun Tiffany menolaknya dan mengatakan sedang tidak nafsu makan dan tidak lapar. Aku sempat sedikit memaksanya namun dia kesal dan marah padaku. Akhirnya aku hanya bisa puas dengan dia menemaniku makan. Apa boleh buat? Tiffany dengan moodnya yang sedang buruk memang hal yang aku hindari.
"Gomawo Fany-ah" kataku ketika selesai makan. Tiffany menengok ke arahku ketika aku bicara seperti itu. Dia sedang memainkan handphonenya dan raut wajahnya terlihat bingung karena ucapanku barusan.
"Gomawo sudah memberitahukan Rachel aku adalah Daddynya dan gomawo sudah membiarkan Rachel mengenalku" lanjutku.
"Biar bagaimanapun juga kamu adalah ayahnya. Aku tidak bisa menghindar dari itu dan membuang fakta itu. Aku hanya berharap Oppa tidak akan membuat nya sedih. Itu saja. Dia sudah sangat merindukan kehadiran Oppa" jawab Tiffany dengan wajah datar.
"Aku tidak akan mengecewakannya, dan kamu lagi Fany-ah" kataku memegang tangannya. Namun dia tersentak kaget dan refleks mengambil tangannya, sehingga aku hanya sebentar menyentuh tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/130677646-288-k878331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Romance"Gugurkan saja. abort it" kata Siwon dingin sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper. "I'm sorry what??? it? this is a human Choi Siwon, not a thing or an animal. Dan ini anak kamu" teriak Tiffany sambil menangis. "Aku akan pergi selama 1 bulan ke...