Mataku hanya tertuju ke satu arah. Sedari tadi, dari sana mengalir sungai air mata yang tak kunjung kering jua. Badanku bergetar hebat. Diriku terduduk lemah di tanah. Kemudian diantara rasa sakit dan penyesalan, bibirku bergetar. Bersiap untuk membuka semua rahasia namun yang keluar dari sana hanyalah sebuah bisikan kecil nan rapuh.
"Ini neraka."
"Yu..Yuki..." Sesosok tubuh tak berdaya di dekapanku meraih tanganku dengan lembut. Membuatku menoleh.
Lagi-lagi bibir itu tersenyum hangat. Padahal sudah jelas-jelas di sudut-sudutnya telah mengalir banyak sekali cairan kental berwarna merah.
"Ja-jangan pernah..., menyerah..," ucapnya lalu diselingi oleh batuk yang kian menambah buruk kondisinya.
"Kumohon..jangan dilanjutkan," ucapku. Tanpa sadar kumengeratkan genggamanku kepadanya.
Ia tersenyum lalu melanjutkan, "...meskipun itu tanpaku."
Satu tetes bulir bening mengalir turun tepat ke wajahnya yang sekarang telah berubah menjadi dingin. Kelopak matanya tertutup rapat. Senyuman damai mengembang di wajahnya.
Nafasku sesak. Tangan hangat nan kokoh itu kini telah kehilangan kekuatannya. Namun aku tidak membiarkannya melepaskan diri dari genggamanku. Perlahan aku menengadah ke langit. Diantara serpihan putih lembut yang turun mengenai permukaan wajahku, aku menarik nafas panjang lalu berteriak sekeras mungkin.
Dan saat itu kutahu, tepat di atas sana ada seseorang, tidak. Tepatnya iblis yang tengah menertawai penderitaanku.
Selamat. Ya, selamat. Kau berhasil menipu sang putri kecil ini.
❄
[ Author say : Ahhhhh kenaaaaa tiiipuuu~ :V ]

KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror
Fantasy[ Fantasy, Adventure, Magic & Minor Romance ] Mirror S1 + S2 Tadinya aku berpikir, negeriku begitu membosankan. Tadinya..., kupikir kedamaian di negeriku begitu memuakkan. Aku berharap terjadi kejahatan agar aku bisa menjadi seorang pahlawan seperti...