Natsu terus berlompatan dari satu bangunan ke bangunan lain. Hatinya berkecamuk. Ada sebagian dirinya yang bersedih menghadapi kenyataan bahwa ia dilahirkan sebagai seorang vampir. Beberapa menit lalu, Ratu membuat sebuah kekkai antara area istana dan area pemukiman agar Varghna tidak dapat menggapai Natsu dan juga penduduk lain.
"Tcih. Aku..benar-benar tidak berguna," gumamnya perih. Andai saja Natsu terlahir sebagai manusia, mungkin saat ini ia sedang bertarung bersama Ratu dan juga yang lainnya.
Bertarung dengan tujuan untuk melindungi Yuki.
Yuki. Hanya sosok gadis itu yang terus menggelayuti pikirannya. Padahal Ratu dan yang lainnya bertempur melawan Varghna untuk seluruh Ebetopia.
Natsu berhenti sejenak di dalam sebuah gua kecil di tepi hutan. Ia kelelahan. Sedangkan Yuki yang sedari tadi berada dalam gendongannya belum juga tersadar. Ia masih terlarut dalam mantra yang dibuat oleh sang Ratu.
SHING!
Seketika sebuah pancaran energi sihir melesat ke angkasa. Membuat langit yang kelabu berubah menjadi berwarna-warni. Natsu tertegun menatapnya. Ia tahu betul bahwa sumber energi sihir itu berasal dari istana. Sekilas ia menenggak salivanya. Memikirkan pertempuran sehebat apa yang dapat memunculkan energi sihir sebesar ini.
❄
Aku terbangun di sebuah gua yang lembab dan berlumut. Tenagaku terasa dikuras habis. Awalnya kukira aku hanya sendirian disini. Tapi setelah pandangan mataku menjadi jelas, barulah kusadari bahwa di tempat ini juga ada Natsu.
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
"Yuki..," gumam Natsu tercekat. Ia memandangiku dengan tatapan bersalah.
"A--apa.. kenapa kau membawaku kesini?" interogasiku.
"Sesuai perintah Ratu, aku membawamu kesini agar kau selamat," jawab Natsu. Kali ini suaranya tegas. Seakan aku tidak boleh membantah perkataannya.
"Tapi sekarang keluargaku dalam bahaya! Papaku! Lalu.. Mamaku!" protesku tak terima. "Bahkan temanmu yang kau panggil Matthew juga masih ada disana!"
Natsu tersentak. Ia melupakan nasib orang-orang itu.
"Kenapa kau begitu egois?" tanyaku. Aku benar-benar kecewa.
"Tidak!!" seru Natsu. Kepalanya menunduk dan kedua tangannya ia kepalkan.
"Kau harus tahu, bahwa aku melakukan ini semata-mata hanya untukmu! Tidakkah kau sadari bahwa kau adalah salah satu target dari Varghna!?"
Seketika mataku langsung terbelalak mendengar bentakan Natsu tersebut. Aku tidak menyangka kalau Natsu berani melakukan hal semacam itu kepadaku. Tidak tahukah dia kalau aku sangat benci dibentak?
"Aku tidak peduli! Orang keras kepala sepertimu memang harus dihadapi dengan bentakan!" Sepertinya Natsu baru saja membaca pikiranku.
"Tidak sopan..," gumamku lirih. Mulai kurasakan sesuatu yang hangat disudut-sudut mataku.
"Yuki," gumam Natsu. Suaranya terdengar tercekat.
"Aku kecewa kepadamu, Natsu-kun! Kenapa kau melakukan semua ini?" ucapku parau. Jatuhnya tetesan air mata pertama sudah tidak bisa lagi kutahan. Oke, untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun berlalu, aku kembali menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror
Fantasía[ Fantasy, Adventure, Magic & Minor Romance ] Mirror S1 + S2 Tadinya aku berpikir, negeriku begitu membosankan. Tadinya..., kupikir kedamaian di negeriku begitu memuakkan. Aku berharap terjadi kejahatan agar aku bisa menjadi seorang pahlawan seperti...