Chapter 10

14.9K 755 15
                                    

Setelah kejadian kemaren Zulfa berusaha untuk melupakannya dan mencoba untuk tersenyum walaupun pikirannya masih dipenuhi dengan tanda tanya tentang kedekatan dokter Zaki dan dokter Sarah.

-------------------------***-----------------------

Hari ini adalah hari dilakukannya operasi Sofi. Dari tadi Sofi terus merengek meminta makan karna dia lapar, tapi karna sudah prosedur operasi, Sofi tidak diperbolehkan untuk makan.

"Sayang, nanti setelah Sofi dioperasi baru boleh makan ya" bujuk mamanya Sofi.

"Tapi Sofi Lapal mama" Sofi mengerucutkan bibirnya lucu.

"Nanti setelah operasi kita makan makanan kesukaan Sofi ya" ujar Zulfa membujuk Sofi.

"Sustel janji kan?" Tanya Sofi sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Iya, suster janji" ujar Zulfa sambil menautkan jari kelingking mereka.

Sedangkan mama Sofi hanya tersenyum melihat kedekatan anaknya dengan Zulfa.

"Sustel, apakah opelasi itu menakutkan?" Tanya Sofi dengan wajah lucunya.

"Tidak kok, nanti Sofi akan tertidur selama operasi jadi nggak ada terasa apa-apa" ujar Zulfa tersenyum sambil mengelus pipi Sofi.

"Benalkah sustel?" Tanya Sofi senang

"He'um, dan nanti setelah Sofi bangun baru kita makan ya" ujar Zulfa

"Oke sustel" ujar Sofi sambil tersenyum menperlihatkan deretan giginya yang rapi.

Setelah bercerita seru dengan Sofi dan akhirnya Sofi tertidur, Zulfa melangkahkan kakinya keluar ruangan rawat itu dan menemukan mamanya Sofi yang duduk termenung dengan pikiran kosong.

Zulfa mendekati mama Sofi dan duduk disampingnya.

"Ibuk, jangan khawatir, berdo'a sama Allah semoga operasi ini berjalan lancar" ujar Zulfa sambil memegang tangan mama Sofi lembut.

"Terima kasih sus, ibuk hanya takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan hiks ya Allah Sofi.. hiks.." ujar mamanya Sofi sambil menangis terisak.

"Ibuk jangan seperti itu, yakinlah semuanya akan baik-baik saja" ujar Zulfa sambil memeluk tubuh mamanya Sofi dan mengelus punggungnya pelan.

Zulfa tanpa sadar mengeluarkan air matanya, dia juga takut sebenarnya, tapi dia yakin Allah akan memberikan yang terbaik untuk Sofi.

------------------------YAMD--------------------

Semua persiapan operasi sudah dilakukan. Tinggal 20 menit lagi operasi akan dilakukan. Perasaan gelisah terus saja bersarang di hati Zulfa. Bahkan tadi ketika shalat zuhur Zulfa tidak berhenti menangis ketika berdo'a. Tapi Zulfa segera menghapus perasaan gelisahnya karna dia harus memberikan kekuatan juga kepada mamanya Sofi yang dari tadi tidak berhenti mengeluarkan air mata.

Kemudian datanglah dokter Zaki bersama dengan timnya mendatangi kamar rawat Sofi. Zaki memberikan senyum terbaiknya kepada mama Sofi dan juga Sofi tentunya.

"Hai Sofi, bagaimana keadaannya hari ini?" Tanya Zaki sambil duduk di kursi samping Sofi

"Sangat baik doktel" ujar Sofi sambil tersenyum menggemeskan

Zaki yang mendapat senyuman menggemeskan dari Sofi mencubit hidung Sofi pelan sedangkan Sofi hanya terkekeh lucu.

"Sofi sudah siap untuk operasi?" Tanya Zaki

"Siap doktel, hmm doktel opelasi itu tidak menakutkan kan? Kata sustel ufa nanti Sofi hanya teltidul" kata Sofi dengan wajah lucu

"Ya, sama sekali tidak menakutkan, Sofi hanya tertidur ditemani dokter Zaki nanti" kata Zaki tersenyum lembut.

You Are My Destiny [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang