Chapter 19

13K 685 45
                                    

Chapter Sebelumnya

Sebelum pulang ke rumahnya malam ini, Zulfa menyempatkan dirinya melihat Zaki lagi.

Zulfa berdiri dibalik ruangan kaca itu sambil menjulurkan tangannya dibalik kaca itu seakan-akan menggapai Zaki yang ada didalam sana. Lagi-lagi Zulfa tidak dapat menahan air matanya yang kembali menetes.

"Aku harap kamu segera sadar" ujar Zulfa lirih

"Suster" ujar seseorang dari belakang Zulfa.

Zulfa membalikkan badannya dan terkejut melihat seseorang yang berdiri didepannya sekarang.

Chapter 19

"Ah.. dokter Sarah" ujar Zulfa

"Apa yang suster lakukan disini?" Tanya Sarah.

"Itu.. saya.."

"Sarah" ujar suara dibelakang Sarah yang membuat Sarah mengalihkan perhatiannya, Zulfa menghembuskan napasnya lega karna setidaknya dia terhindar dari pertanyaan Sarah.

"Tante" ujar Sarah kepada ummi Zaki yang baru datang.

"Kenapa hanya berdiri didepan? Ayok masuk" ujar ummi Zaki sambil memegang tangan Sarah.

"Iya tante, tadi Sarah hanya bicara sebentar dengan suster Zulfa" ujar Sarah sambil melihat kearah Zulfa. Ummi Zaki pun ikut mengalihkan perhatiannya kearah Zulfa yang sedang terdiam. Ummi Zaki kemudian memberikan senyumannya kepada Zulfa.

"Selamat malam suster" ujar ummi Zaki

"Selamat malam buk" ujar Zulfa sambil tersenyum manis.

"Anda sangat cantik suster " puji ummi Zaki dan Zulfa hanya tertunduk malu mendapat pujian dari ummi Zaki.

"Ibuk jauh lebih cantik" ujar Zulfa sambil tersenyum

"Suster bisa saja" ujar ummi Zaki sambil terkekeh dan Zulfa pun ikut terkekeh kecil mendengarnya.

"Hmm kalau begitu saya pamit pulang dulu ya buk" ujar Zulfa yang diangguki oleh ummi Zaki. Kemudian Zulfa memandang kearah dokter Sarah dan memberikan senyumannya yang dibalas juga dengan senyuman oleh Sarah.

Sarah masih memandang punggung Zulfa yang semakin menjauh. Sarah tau betul apa yang dilakukan Zulfa didepan ruang ICU tadi.

"Sarah, ayo masuk sayang" ujar ummi Zaki yang kemudian menggandeng tangan Sarah memasuki ruangan itu.

--------------------------***----------------------

Fadhlan saat ini sudah ada di kamarnya. Mengingat tidak ada lagi yang dioperasinya, untuk itu Fadhlan memilih pulang cepat malam ini.

Fadhlan menyandarkan tubuhnya di dashboard sambil memejamkan matanya. Fadhlan jadi mengingat kejadian siang tadi

Flashback On

"Jadi, langsung saja, saya ingin memberitahukan kepada anda, tiga minggu lagi akan dilakukan operasi besar yang seharusnya dilakukan oleh dokter Zaki kepada pasien penderita jantung koroner, tapi kondisi dokter Zaki saat ini sedang kritis dan kalaupun dokter Zaki sadar dari komanya, kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan operasi, untuk itu operasi ini kami alihkan kepada anda dokter Fadhlan" ujar kepala dokter itu serius sedangkan Fadhlan terkejut mendengar penuturan dokter itu.

"Apakah anda setuju dokter Fadhlan?" Tanyanya

"Saya tentu saja menyetujuinya dokter Fatir" ujar Fadhlan sambil tersenyum yakin.

Dokter kepala itu atau dokter Fatir langsung tersenyum mendengar jawaban Fadhlan, sedangkan papanya Fadhlan sekarang sedang tersenyum bangga melihat anaknya.

You Are My Destiny [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang