Chapter 7

16.8K 790 5
                                    

Seperti biasa di sepertiga malam Zulfa terbangun dari tidurnya untuk melakukan shalat tahajud.
Tidak seperti malam-malam sebelumnya, entah kenapa ketika sedang khusyuknya berdo'a, nama dokter Zaki tiba-tiba melintas dipikirannya, Zulfa menggelengkan kepalanya seraya beristighfar kepada Allah untuk menepis pikiran itu.

"Yaa Allah aku tak tau entah kenapa namanya tiba-tiba terlintas dalam do'aku. Aku tidak mengerti dengan diriku yang selalu memikirkannya. Yaa Allah, jagalah hatiku dan lindungilah aku, aku takut semua ini hanyalah perdaya setan kepada diriku untuk menjerumuskanku kedalam maksiat." Do'a Zulfa.

Setelah melakukan shalat tahajud dan membaca al-qur'an, Zulfa segera menunaikan shalat subuh, karna waktu shalat subuh memang sudah masuk.

Setelah shalat subuh, Zulfa bergegas kebawah untuk membantu umminya memasak didapur.

"Assalamu'alaikum ummi" ujar Zulfa sambil mendekati uminya.

"Wa'alaikumussalam sayang" jawab umminya.

"Umi, masak apa kita pagi ini?" Tanya Zulfa sambil melihat bahan-bahan diatas meja dapur.

"Ummi pengen buat sup ayam sayang, kamu bersihkan ayamnya ya, ummi mau buat bumbunya dulu." ujar ummi

"Siip ummi" jawab Zulfa sambil mengambil ayam yang ada didalam lemari es.

Setelah lama berkutat didapur bersama umminya, akhirnya sup ayam yang mereka buat sudah jadi. Seketika dapur mereka dipenuhi aroma sup ayam yang menggugah selera.

"Assalamu'alaikum istriku dan putri kecilku" ujar abi yang baru pulang dari mesjid ketika memasuki dapur dengan candaan khasnya sambil tersenyum lebar.

"Wa'alaikumussalam suamiku" jawab ummi membalas candaan abi sambil mencium tangan suaminya.

"Wa'alaikumussalam abi.. ish abi, Ufa bukan anak kecil lagi" ujar Zulfa sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha, sayang, jangan cemberut gitu dong anaknya abi, nanti cantiknya hilang" goda abi sambil tertawa melihat tingkah anaknya. Zulfa tambah memajukan bibirnya mendengar godaan abinya. Abinya memang sebelas duabelas dengan abangnya yang suka menjahili dan menggodanya.

"Ish, terserah abi aja" ujar Zulfa masih tetap dalam mode cemberutnya akibat godaan abinya.

Ummi yang melihat kejadian yang sudah biasa terjadi ini hanya bisa menghela napas.

"Sudah sudah, mari kita makan, nanti abi dan ufa telat pergi kerjanya" ujar ummi karena sudah lelah melihat tontonan ini setiap hari.

Mendengar ucapan ummi, mereka segera memulai sarapan pagi tak lupa membaca do'a dipimpin oleh abi.

"Ufa, bagaimana pekerjaanmu di rumah sakit?" Tanya abi disela makan mereka.

"Alhamdulillah lancar abi, Ufa bekerja di ruangan anak, mereka sangat menggemeskan dan Ufa sangat menikmati hari-hari Ufa bekerja disana" ujar Zulfa antusias menceritakan pekerjaannya kepada abi dan umminya.

Ummi dan abi tersenyum melihat keantusiasan Zulfa menjelaskan betapa senangnya dia bekerja di rumah sakit.

"Alhamdulillah sayang, abi dan umi senang mendengarnya" ujar abi tersenyum kearah Zulfa.

"Iya abi, Uhh.. Ufa jadi ingin memiliki adik kecil lagi" ujar Zulfa antusias.

"Haha, bagaimana ummi? Anak kita pengen adik" ujar Abi sambil melihat kearah umi yang duduk disebelahnya sambil menaik turunkan alis matanya.

"Aww... ummi ini sakit" ringis abi ketika mendapat cubitan sayang dari ummi.

"Kamu ini abi, lagian Ufa udah besar abi, kalau dia punya adik lagi, jaraknya akan sangat jauh, lagian Ufa tidak cocok lagi memiliki adik, tapi Ufa cocok memiliki anak" ujar ummi tersenyum jahil kearah Zulfa

You Are My Destiny [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang