Last Chapter

15.2K 529 44
                                    

Last Chapter
Happy Reading 💜
.
.
.
------------------------------***-------------------------

Rumah Sakit
11.00 am

"Kami sudah cek pasien yang kemaren saya suruh?" Tanya Fadhlan sambil memandang datar Aisyah yang saat ini duduk dengan gugup di depannya.

"S..sudah dok" ujar Aisyah sambil menelan ludahnya gugup.

"Menurut kamu apa masalah sebenarnya?" Tanya Fadhlan sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja kerjanya, menunggu jawaban dari Aisyah.

"Jantung dok" ujar Aisyah takut-takut sambil meremas jemarinya. Ya Tuhan, Aisyah sungguh takut kena marah lagi sama dokter Fadhlan.

"Kenapa kamu bisa mengatakan hal itu? Padahal belum di cek secara lengkap, bukankah kamu terlalu cepat mengatakan masalah jantung dengan hanya pemeriksaan fisik seperti tadi" ujar Fadhlan sambil menyilangkan tangannya di dada, sedangkan Aisyah hanya bisa menghela napas berat sambil menggenggam tangannya yang berkeringat.

"Dilihat dari tanda gejala dan juga keluhan dari pasien, saya mengambil kesimpulan seperti itu dok" cicit Aisyah, sedangkan Fadhlan hanya diam dan memandang Aisyah dengan tatapan yang masih datar, membuat Aisyah menjadi tambah gugup.

"Temanmu mengatakan itu GERD, kenapa kamu yakin itu jantung? Dilihat dari gejalanya hampir sama" ujar Fadhlan membuat Aisyah terdiam.

"Apa kamu tidak salah diagnosa? Jika kamu sampai salah, kamu tahu kan nyawa pasien taruhannya?" Tanya Fadhlan dingin membuat Aisyah tersentak dengan tangan yang gemetaran menggenggam buku catatannya.

"Tenang Aisyah, kamu harus yakin, bismillah" bathin Aisyah lalu dengan memberanikan dirinya memandang Fadhlan yang menunggu jawabannya

"Saya yakin dok, memang jantung dan GERD sering salah diagnosa karena gejalanya hampir sama, tapi untuk penyakit GERD biasanya lidah terasa pahit karena asam lambung, dan pasien tersebut tidak mengalami hal itu, pasien mengatakan jika nyeri dada yang dirasakannya sangat intens dan tidak hilang ketika istirahat, pasien juga sering mengalami sesak dan kelelahan, jadi saya menyimpulkan itu penyakit jantung" ujar Aisyah yakin membuat Fadhlan terdiam sambil memandang Aisyah dengan tatapan dinginnya.

Apa dia salah?
Bagaimana ini?
Jika dia salah, Aisyah tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

"Kamu yakin?" Tanya Fadhlan sambil memandang Aisyah yang menunduk.

"Insyaa Allah saya yakin, dok" ujar Aisyah yakin walau dengan nada takut-takut.

Fadhlan dengan muka datarnya mengambil sesuatu di atas mejanya, lalu memberikannya kepada Aisyah.

"Apa ini dok?" Tanya Aisyah sambil memandang amplop di tangannya.

"Kamu buka itu dan kamu lihat apa diagnosanya, karena hasil pemeriksaannya baru saja keluar, lihat apakah kamu benar atau tidak" ujar Fadhlan, membuat Aisyah bertambah gugup. Dengan tangan gemetaran, Aisyah membuka amplop itu dan mulai membaca hasil pemeriksaan lengkap itu.

Aisyah membelalakkan matanya tak percaya dan hampir saja memekik senang ketika melihat hasil pemeriksaan itu.

"Kamu sudah membacanya?" Tanya Fadhlan yang dibalas anggukan cepat oleh Aisyah.

"Jawaban kamu benar, kamu hanya perlu yakin pada diri kamu sendiri, jangan takut, kamu tahu jika saja kamu salah diagnosa apa yang akan terjadi pada pasien? Memang diagnosa awal itu hanya hipotesa sementara, karena kita perlu melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyakit pasien, tapi kepekaan kita sebagai dokter sangat dibutuhkan, kita harus kritis bahwa diagnosa awal kita benar dan untuk pemeriksaan lanjutan itu sebagai pembuktiaan bahwa apa yang kita pikirkan itu benar" ujar Fadhlan yang dibalas anggukan mengerti oleh Aisyah.

You Are My Destiny [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang