Chapter 29

21.9K 1K 151
                                    

Chapter 29
Happy Reading

------------------------------***--------------------------

2 Hari kemudian

Setelah 2 hari melangsungkan prosesi pernikahan, mulai dari akad nikah di hari pertama dan di lanjutkan dengan resepsi di hari berikutnya. Pasangan pengantin baru ini sekarang sudah berada di rumah mereka sendiri, rumah yang memang sudah dibangun setahun yang lalu oleh Zaki. Rumah yang Zaki hadiahkan untuk istri tercinta.

Rumah itu terkesan mewah sekaligus elegan yang sebagiannya di desain dinding kaca dan terdapat taman yang luas di luarnya. Selain itu rumah ini juga di desain dengan tema alam memberikan kesan sejuk dan asri di dalamnya.

Karna mereka hanya diberi cuti selama tiga hari, untuk itu di hari ketiga ini mereka manfaatkan waktu untuk membereskan barang-barang pribadi mereka. Untuk Barang-barang berupa perabot dan lain-lain sudah tersedia dengan lengkap di rumah ini, jadi mereka tidak perlu repot-repot lagi. Mereka juga tidak perlu lagi membersihkan rumah ini, karna sebelumnya sudah dibersihkan oleh pembantu yang memang di pekerjakan oleh Zaki.

Setelah semua pekerjaan mereka beres hingga menjelang sore, saat ini Zaki sedang berada di balkon kamar mereka dengan smartphone yang berada di telinganya.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya Zaki sambil mendengarkan dengan serius apa yang disampaikan lawan bicaranya.

"..."

"Pantau terus tanda-tanda vitalnya dan kabari saya mengenai perkembangannya, besok insyaa Allah saya sudah mulai bertugas" ujar Zaki yang kemudian mematikan sambungannya setelah seseorang yang merupakan perawat itu mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Zaki.

Zaki menghela napasnya dan dengan pelan membalikkan badannya untuk kembali ke dalam kamar. Langkah Zaki terhenti ketika bertepatan dengan itu Zulfa baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut panjangnya. Rambut indah yang sudah dilihatnya selama tiga hari ini. Zaki terdiam sambil memandangi Zulfa yang juga ikut terdiam dan menghentikan kegiatan mengeringkan rambutnya dengan jantung berdebar kencang karna ditatap oleh Zaki.

Zaki yang tersadar dari lamunannya hanya bisa berdehem pelan dan berjalan dengan santai mendekati Zulfa yang menahan napasnya, bahkan tanpa sadar kaki Zulfa sedikit melangkah mundur.

Deg
Deg

Lutut Zulfa terasa lemas dengan jantung yang tidak berhenti berdetak kencang ketika Zaki sudah berada didepannya dengan mata yang tidak berhenti menatapnya.

Sedangkan Zaki hanya bisa tersenyum tipis sambil mendekatkan tubuhnya kearah Zulfa yang terdiam membeku. Zaki menggerakkan tangannya kearah kepala Zulfa dan mengambil alih handuk yang masih bertengger di kepala Zulfa. Dengan telaten Zaki mengusap lembut rambut halus itu menggunakan handuk untuk membantu mengeringkan rambut panjang nan indah milik Zulfa.

Sedangkan Zulfa hanya bisa menggigit bibirnya gugup dengan pipi yang merona karna mendapat perlakuan lembut dari Zaki ditambah lagi dengan jarak yang begitu dekat seperti ini membuat Zulfa harus bisa mengontrol detak jantungnya yang menggila.

Dirasa rambut Zulfa sudah mulai kering, Zaki menghentikan gerakannya dengan kedua tangan yang masih berada di kepala Zulfa.

Sejenak mereka sama-sama terdiam dengan mata yang saling memandang satu sama lain. Seakan terhipnotis, Zaki tidak mampu mengalihkan sedikitpun pandangannya dari wajah cantik perempuan yang sudah sah menjadi miliknya itu.

Wajah cantik namun mungil itu membuat Zaki terpesona, ditambah dengan kulit putih bersih namun lembut itu membuat kadar kecantikan Zulfa bertambah. Kedua mata indah itu berhasil menyedot perhatian Zaki, hidung mancung namun kecil Zulfa membuat Zaki menjadi gemas ditambah lagi dengan pipi chubby yang minta dicubit. Mata Zaki terhenti di benda tipis berwarna merah muda alami dengan tekstur lembut milik Zulfa, yang mana berhasil membuat Zaki terdiam.

You Are My Destiny [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang