Chapter 5

17K 921 7
                                    

Chapter sebelumnya

Saya sungguh minta maaf dok atas kesalahpahaman saya" ujar Zulfa sambil menahan malu.

"Tidak apa, dan sepertinya kamu perawat baru disini, perkenalkan saya Zaki, dokter ahli bedah di rumah sakit ini" ujar Zaki.

"Ah, iya dok. Saya Zulfa perawat baru di rumah sakit ini" ujar Zulfa sambil tersenyum. Zaki sempat tertegun melihat senyum manis di wajah cantik Zulfa.

"Baiklah saya permisi dulu, saya harus kembali keruangan saya, Assalamu'alaikum" ujar Zaki sedikit gugup.

"Baik dok, wa'alaikumussalam" ujar Zulfa.

Zaki segera menuju keruangannya dan mendudukan dirinya diatas kursi kesayangannya sambil memegangi dadanya yang berdebar-debar, jantungnya terasa bertedak cepat.

"Ya Allah, kenapa dengan diriku? Apa aku mengalami sakit jantung?" Ujar Zaki sambil tetap memegang dadanya yang masih berdebar-debar.

"Ada apa ini ya Allah?"batin zaki.

Chapter 5

Sementara itu Zulfa yang ada di ruangan anak tidak henti-hentinya menjedukkan kepalanya di atas meja, dia merasa malu dan tidak memiliki muka lagi jika bertemu dengan dr. Zaki.

"Hei, berhenti menjedukkan kepalamu itu fa, kamu mau menjadi bodoh?" ujar Ira sambil menahan tawa melihat kelakuan Zulfa.

"Kamu tau ra? Aku memang benar-benar bodoh karna udah ngomel-ngomel kepada dokter itu, Ira kayak mana nih? Aku merasa tidak memiliki muka lagi jika bertemu dokter itu." Rengek Zulfa sambil membenamkan kepalanya diatas meja.

"Tenang aja fa, dr.Zaki orangnya baik kok" ujar Ira menenangkan.

"Tapi tetap saja raaaa... aku malu banget" ujar Zulfa masih dengan rengekannya seperti anak kecil.

"Hei Fa, kamu nyadar kamu kayak anak kecil merengek kayak gitu. Kamu nggak malu sama anak-anak yang lihatan kamu." Ujar Ira sambil terkikik melihat Zulfa yang merajuk seperti anak kecil, terlihat menggemeskan. Sedari tadi Zulfa terus merengek tanpa menyadari ada dua orang gadis kecil yang memperhatikannya, membuat Zulfa tambah malu.

"Suster Zulfa lucu deh, suster Zulfa kenapa?" ujar sasa sambil melihat Zulfa.

"Suster Zulfa kayak gitu karna nggak bisa beli es krim sayang" ujar Ira menahan tawanya. Dia merasa puas melihat wajah Zulfa yang sudah siap meledak kapan saja.

"Suster Zulfa jangan ngambek, nanti kita beli ea krim ya" bujuk sasa polos.

"Hahahahaha" Ira yang mendengar perkataan sasa tidak bisa menahan tawanya. Sedangkan Zulfa hanya merasa malu dan ingin menenggelamkan dirinya ke dasar lautan.

Dan hari itu mereka habiskan dengan Ira yang tidak berhenti tertawa dan menjahili Zulfa. Karna menurut Ira, Zulfa sangat lucu ketika ngambek.

Zulfa merasa hari pertama dia bekerja menjadi hari yang membahagiakan sekaligus memalukan.

****

Tak terasa sudah sebulan Zulfa bekerja di rumah sakit itu. Zulfa merasa senang bisa merawat anak-anak dari berbagai penyakit. Zulfa banyak disenangi anak-anak. Karna selain cantik, Zulfa sangat baik dan perhatian. Zulfa sangat bekerja dengan keras dan teliti dalam mengerjakan tugasnya, bahkan buk Ros mengakui kinerja Zulfa. Dan Zulfa bersyukur atas semua itu.

Dan selama itu pula Zulfa berusaha menghindari bertemu dengan dokter Zaki, setiap akan berpapasan maka Zulfa memilih membalikkan badan agar tidak bertemu dengan dokter tampan itu. Dia masih merasa malu dan bersalah kepada dokter itu. Bahkan Zulfa rela berkeliling jauh demi menghindari pertemuan dengan dokter Zaki. Ira hanya sering menahan tawa melihat kelakuan temannya itu.

Saat ini Zulfa sedang berjalan dilorong rumah sakit menuju ruang anak. Tapi, ditengah perjalanan Zulfa melihat dokter Zaki yang berjalan dengan buk Ros sambil membicarakan hal yang tidak diketahui oleh Zulfa. Karna tidak ingin bertemu dengan dokter Zaki, Zulfa kembali membalikkan badannya untuk memilih jalan lain. Akan tetapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya. Karna buk Ros memanggilnya.

"Zulfa..." panggil buk Ros ketika dia melihat Zulfa dari kejauhan.

Dengan berat hati Zulfa membalikkan badannya dan berjalan menuju buk ros dengan kepala yang menunduk.

"Kamu kenapa? Kamu lagi sakit?" Tanya buk Ros melihat Zulfa yang hanya menunduk.

Zulfa langsung menegakkan kepalanya dan menggeleng cepat.

"Ah, tidak buk. Alhamdulillah saya sehat-sehat saja." Ujar Zulfa.

"Terus kenapa kamu tadi berjalan tampak lemas dan menunduk terus?" Tanya buk Ros.

"Ah, itu buk.. saya hanya merasa kelelahan sedikit buk. Tapi saya nggak sakit." Ujar Zulfa gugup.

"Baiklah, istirahatlah yang cukup ketika sampai dirumah" ujar buk Ros perhatian. Buk Ros memang merasa bangga dengan hasil kinerja Zulfa, oleh karena itu buk Ros sangat perhatian kepada Zulfa.

"Terima kasih buk." Ujar Zulfa sambil tersenyum kepada buk Ros.

Zaki yang melihat interaksi antara Zulfa dengan buk Ros tadi hanya tersenyum lebih tepatnya tersenyum melihat Zulfa. Tapi setelah tersadar Zaki segera mengembalikan ekspersi wajahnya datar.

"Oh ya Zulfa, ini dokter Zaki. Anak pengidap kanker paru-paru yang kamu rawat sekarang, tidak lama lagi akan melakukan proses operasi. Dan dokter Zaki yang akan mengoperasinya. Jadi, saya mohon kamu dapat membantu dokter Zaki dalam memantau perkembangan anak tersebut baik sebelum dan sesudah operasi dilakukan dan melaporkannya kepada saya dan juga dokter Zaki." Ujar buk Ros.

Mendengar apa yang dikatakan buk Ros tadi, Zulfa sangat terkejut dan tidak percaya kalau dia akan bekerja bersama dokter Zaki orang yang dia hindari selama sebulan ini. Zulfa memang sudah mengetahui bahwa anak yang dia rawat sekarang akan melakukan operasi, tapi dia tidak tau kalau dokter yang akan menangani operasi ini adalah dokter Zaki.

"I..ya buk saya mengerti." Jawab Zulfa gugup.

"Baiklah, kalau tidak ada lagi buk, saya permisi, saya harus cepat kembali ke ruangan anak, buk." Kata Zulfa masih dengan nada gugup.

"Baiklah, silahkan" jawab buk Ros.

Setelah kepergian Zulfa, Zaki hanya dapat mengulum senyumnya melihat Zulfa yang tampak buru-buru dan terlihat menghindarinya. Yah, Zaki menyadari tingkah aneh Zulfa yang kadang berpapasan dengannya tetapi segera membalikkan badan mengambil jalan lain, seakan-akan menghindarinya. Melihat tingkah aneh Zulfa seperti itu, Zaki merasa ingin tertawa melihat, karna menurut dia Zulfa sangat lucu.

"Dokter Zaki, kenapa anda tersenyum-senyum seperti itu?" Tanya buk Ros yang seketika membuat Zaki kembali tersadar dari acara tersenyumnya.

"Ekhem.. tidak ada buk. Kalau begitu saya permisi dulu buk, ada pasien yang harus saya tangani sekarang" pamit Zaki kepada buk Ros.

"Baiklah, dok" ujar buk Ros

Setelah itu Zaki segera melangkahkan kakinya menuju ruangan pasien yang akan dia periksa siang ini.

Setelah memeriksa beberapa pasien Zaki berniat kembali keruangannya untuk mengecek beberapa laporan hari ini. Ketika melewati ruangan anak, Zaki tidak sengaja mendengar suara seseorang perempuan  yang sesang membacakan sebuah cerita. Karna merasa tertarik, Zaki melangkah mendekati pintu yang memang sedikit terbuka. Zaki dapat melihat Zulfa yang sedang membacakan sebuah cerita kepada seorang anak yang dia ketahui adalah pasien yang akan dia operasi. Zaki terpana dan tertegun melihat bagaimana Zulfa membacakan sebuah cerita, bagaimana Zulfa tersenyum dan tertawa kepada anak tersebut. Zaki tanpa sadar kembali mengukir senyum lebar diwajahnya yang tampan.

"Kamu memang perempuan yang luar biasa Zulfa" ucap Zaki sambil tetap memandangi Zulfa yang tidak sadar dengan kehadirannya.

TBC

Assalamu'alaikum readers..
Hehe.. ana balik lagi nih..
Gimana ???
Mau lanjut ???
Jgn lupa vote dan commant ya..

Jgn lupa mampir di wpku "my choice"

Syukron.. 😊

You Are My Destiny [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang