Chapter 12

14.8K 747 34
                                    

"Namanya..."

Deg
Deg
Deg

"Zaskia" ujar Faiz sambil tersenyum

Zaki yang mendengar ucapan Faiz langsung menghembuskan nafasnya lega. Untung tidak seseorang itu yang disukai oleh Faiz. Zaki kemudian mendekati Faiz dan menepuk-nepuk bahu Faiz sambil tersenyum lebar.

Faiz yang melihat reaksi Zaki pun heran, nggak biasanya Zaki seperti ini. Biasanya, Zaki hanya menjawab malas semua cerita antusiasnya. Tapi ini, seakan-akan Zaki sangat senang dengan apa yang dia katakan. Bagus sih kalau Zaki bereaksi seperti itu. Tapi ini sangat aneh menurut Faiz.

"Zak, kamu kenapa?" Tanya Faiz heran

"Aku? Emang kenapa?" Tanya Zaki setelah mendudukkan kembali dirinya diatas kursi.

"Nggak biasanya kayak gini, seheboh apapun berita yang aku ceritakan kamu jarang merespon, tapi ini, kamu terlihat senang gitu" kata Faiz masih heran.

"Kamukan teman aku, jadi kalau kamu senang aku jadi ikutan senang" ujar Zaki tersenyum lebar

"Zak, kamu nggak sakit kan?" Tanya Faiz sambil menempelkan telapak tangannya di kepala Zaki.

Zaki yang memang dalam mood bagus hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Faiz sungguh tak percaya dihadapannya ini adalah seorang Zaki yang biasanya selalu menanggapi ceritanya dengan wajah malasnya. Dan sekarang lihatlah senyum lebar Zaki.

"Zak, apakah selama aku pergi dinas ada yang aku lewatkan?" Tanya Faiz masih dengan wajah keheranannya

Sedangkan Zaki tidak menjawab pertanyaan Faiz, Zaki hanya tersenyum semakin lebar dan mulai berdiri sambil membawa berkas-berkasnya.

"Dah, aku harus pergi keruangan kepala dulu, Assalamu'alaikum dokter Faiz" ujar Zaki tersenyum lebar sambil keluar dari ruangannya meninggalkan Faiz yang masih sibuk dengan pikirannya.

"Wa'alaikumussalam" ujar Faiz

"Apakah ada yang aku lewatkan?" Gumam Faiz sambil menetap kepergian Zaki

---------------------****--------------------------

Zaki masih tersenyum dan mulai melangkahkan kakinya keruangan kepala dokter di rumah sakit itu.

Tok Tok Tok

"Masuk" ujar suara didalam setelah Zaki mengetuk pintu ruangan itu.

Zaki kemudian membuka pintu ruangan itu dan melihat pak Baihaqi atau kepala dokter mereka melihat kearahnya sambil tersenyum tipis.

"Silahkan duduk dokter Zaki" ujar pak Baihaqi

"Ah iya pak" ujar Zaki sambil mendudukkan dirinya didepan pak Baihaqi.

"Dokter Zaki, saya memanggil anda kesini untuk membicarakan masalah operasi jantung yang akan kita lakukan kepada pak Rahman. Ini akan memiliki resiko yang sangat tinggi karna pak Rahman sebelumnya sudah pernah melakukan operasi jantung. Untuk operasi ini saya meminta anda yang melakukan operasinya. Apakah anda setuju?" Tanya pak Baihaqi

Zaki terdiam mendengar permintaan dokter Baihaqi. Memang dia sudah sering mengoperasi pasien dengan berbagai penyakit dan salah satunya jantung. Tapi untuk operasi jantung yang dilakukan kepada pasien yang sudah pernah melakukan operasi jantung sebelumnya, Zaki belum pernah. Dan operasi ini sangat beresiko tinggi.

"Dokter Fatir dan dokter Yusuf tidak bisa melakukan operasi ini, karna mereka mempunyai jadwal operasi yang sudah disetujui sebelumnya" lanjut pak Baihaqi melihat keterdiaman Zaki.

"Dokter Zaki, saya yakin anda akan bisa melakukan ini dengan baik, karna saya tau anda adalah salah satu dokter bedah terbaik yang kita punya" ujar pak Baihaqi meyakinkan.

You Are My Destiny [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang