Angin malam berhembus pelan mengibarkan rambut hitamnya. Gaun putih yang dipakai gadis itu melambai-lambai tertiup angin.
Selendang hijau dengan aksen permata yang terikat pada pinggangnya sangat cocok dengan penampilannya malam itu.
Matanya menatap kosong ke arah ramainya lampu kota. Sinar bulan purnama menerangi wajahnya yang cantik.
Gadis itu berdiri sendirian di balkon rumah. Ia tampak sedang memikirkan sesuatu. Memikirkan suatu hal yang hanya diketahui oleh dirinya.
Ia kemudian menolehkan wajahnya keatas. Iris toskanya yang bagai batu permata itu menatap sang purnama.
Ada sorot kesedihan di matanya. Ia merasa terganggu dengan rasa gelisah yang ada di dalam hatinya.
Angin sepoi-sepoi kembali berhembus. Rambut hitamnya kembali berkibar.
Ia pun memejamkan matanya. Menikmati angin malam yang menusuk kulit putihnya.
Suasana bulan purnama malam itu membuat gadis itu merasa gelisah.
"Nyai."
Tiba-tiba suara laki-laki menyadarkan gadis itu dari lamunannya. Laki-laki itu melakukan posisi hormat khas kerajaan kuno di belakang gadis itu.
Menyadari hal tersebut, gadis itupun membuka iris hijaunya.
"Sudah waktunya kah?" Gumam gadis itu.
Tanpa menoleh ke arah laki-laki itu, gadis itu berkata, "Kau boleh pergi dulu. Aku akan menyusul."
"Kalau begitu saya permisi dulu, nyai." Kata laki-laki itu pamit. Ia pun langsung pergi dari tempat itu.
Gadis itu kembali memejamkan matanya. Setetes air matanya keluar dan tertiup angin.
Bibirnya sedikit bergemetar. Ia kembali merasa gelisah.
Ia pun menggenggam kuat tangannya. Ia mencoba meneguhkan hatinya untuk menghadapi sesuatu yang akan terjadi.
"Huh." Ia mengehela napasnya.
Kemudian Ia pun bergumam, "Manusia di zaman manapun sama saja..—"
.
"—..Mereka tetaplah makhluk yang tamak."
.
.
.
.
*****To Be Continued*****
Penulis Pemula, Dorara, datang! (*booom)
Oke, lupakan.
Ini adalah cerita ketiga yang aku buat setelah 'NazeMachi' dan 'Ra:M'. Judul cerita ini adalah 'Loro'. Pendek kan? Dalam Bahasa Jawa itu bisa berarti angka '2' ataupun 'sakit/kesakitan'.
Padahal aku belum menyelesaikan cerita Isekai-ku itu tapi sudah membuat cerita baru. Yah.. mau bagaimana lagi, ide cerita ini sedang mengalir begitu saja. Mubazir jika aku tidak menuangkannya.
Kali ini adalah cerita yang mungkin bertema 'serius' dariku. Cerita ini mengambil setting dan legenda-legenda yang ada di Indonesia. Ini kedua kalinya aku menggunakan Indonesia sebagai latar cerita buatanku
Mungkin ada banyak kekurangan dari penulis pemula ini, jadi aku sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari kalian. Jadi, jika ada sesuatu yang menurut kalian kurang tepat, tolong dikoreksi!
Aku membuat ini semata-mata untuk menuangkan ideku. Jika ada kesamaan, mungkin itu hanya kebetulan yang tidak aku sengaja. Kalau ada yang kurang berkenan, aku juga minta maaf.
Akhir kata, terima kasih bagi kalian yang membacanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Loro [END]
AcciónPenculikan yang marak terjadi akhir-akhir ini mulai meresahkan warga. Kebanyakan korban penculikan yang kembali, tidak ada yang hidup. Kebanyakan dari mereka dikembalikan dalam kondisi mati mengenaskan dengan organ dalam yang hilang. Sisanya, hanya...