Telulas : Gadis di Bawah Purnama

48 5 0
                                    

—Aku langsung meninggalkan rumah kepala desa dengan tergesa-gesa.

Strategiku dimulai. Langkah pertama yang aku buat sudah berjalan. Saatnya melanjutkan ke langkah berikutnya. Yaitu mencari tersangka X dan mengidentifikasinya.

Pelaku pasti berada di antara kerumunan tadi. Aku yakin karena proses penyerahan pakaian Bimo dilakukan belum lama. Dan aku melihat pergerakan seseorang mencurigakan pergi ke suatu tempat.

Akupun mempercepat langkah kakiku menuju tempat yang aku curigai. Aku yakin mereka belum jauh. Karena berita belum tersebar, aku yakin mereka masih berada di sekitar sini.

Mereka akan memanfaatkan kepanikan dan situasi warga untuk melanjutkan aksi mereka. Aku pikir mereka akan mencari korban lain sebelum pergi dari tempat ini.

Kakiku melangkah di jalan setapak yang di tumbuhi oleh tumbuhan liar. Daerah yang ditumbuhi oleh pohon bambu tersebut di terangi oleh cahaya sang purnama. Aku bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depanku walaupun tidak ada lampu penerangan.

Setelah beberapa lama aku menelusuri hutan ini, aku akhirnya sampai di danau kecil yang letaknya di dekat desa ini. Aku bisa melihat dengan jelas air yang memantulkan cahaya rembulan.

Di perbatasan desa seperti ini, aku yakin 'mereka' akan menampakan diri di sekitar sini. Selain di 'dusun mati', salah satu tempat yang aku curigai yaitu danau yang terlihat tenang ini. Ketenangan ini sungguh mencurigakan.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling danau.

Sekilas aku melihat sosok seseorang sedang berdiri di tepi danau. Sosok bersurai hitam panjang dan mengenakan gaun hijau yang senada dengan warna tumbuh-tumbuhan di sekitarnya.

Akupun langsung bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Dari sini, aku bisa melihat apa yang sosok itu lakukan.

Gaunnya yang panjang sampai ke tanah itu melambai tertiup angin. Kulitnya putih bersih dan seolah memantulkan cahaya rembulan. Aku tidak dapat melihat mata gadis itu, karena matanya tertutup oleh bayangan poni rambutnya. Namun, aku yakin gadis ini memiliki paras yang cantik.

"Peri hutan kah? Atau hantu?" gumamku.

"Tidak mungkin kan?"

Aku langsung menghilangkan pemikiranku tentang hal yang tidak masuk akal tersebut.

Aku kembali mengamati gadis tersebut. Gadis itu seperti menggumamkan sesuatu sambil menatap ke arah air danau yang memantulkan cahaya sang purnama. Namun, aku tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang ia gumamkan.

Siapa dia? Apa yang ia lakukan di sini?

Mulutnya kembali membuka dan menutup seolah menggumamkan sesuatu. Melihat tingkah gadis itu, aku mengingat seseorang yang melakukan hal yang sama kemarin malam.

Jangan-jangan dia adalah Ayu? Tapi, ia terlihat sangat berbeda dari biasanya. Ya, udara yang mengelilinginya benar-benar berbeda.

Tapi, untuk apa Ayu datang kemari malam-malam begini? Aku mulai merasa curiga. Apa ia tersangka X yang sedang aku cari? Tapi, itu tidak mungkin.

Ah, dia melihat kearahku.

Pandangan kami saling bertemu. Manik topas cokelat itu menatap tepat ke arahku. Bibirnya menyunggingkan senyum manis. Aku terpana saat melihat senyum yang ia tujukan kepadaku. Itu lebih terlihat seperti senyum ramah daripada senyum permusuhan.

Lalu, gadis itu melambaikan tangannya seolah ingin aku mendekatinya.

Karena aku sudah ketahuan, akupun mendekat ke arah gadis tersebut.

Loro [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang