Songo : Bermain Permainan Tradisional Ini!

65 6 8
                                    

.

—"Kita akan main apa hari ini?"

Siang hari yang terik, tidak menyurutkan niat anak-anak tersebut untuk bermain. Mereka mulai mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan hari ini.

"Kita main bola lagi!"

Tito menyerukan pilihannya dengan keras. Ia benar-benar ingin menjadi pemain sepakbola.

"Bagaimana caranya kita main bola jika tidak ada bolanya?" Kata Agus.

Tito langsung kecewa. Memang benar, bola kemarin yang terkena kepala Wardo hilang entah kemana.

Aku berpikir betapa ajaibnya anak yang bernama Tito ini.

Sepertinya mereka sedang berpikir keras apa yang harus mereka lakukan hari ini. Sugeng sepertinya juga memikirkan sesuatu.

"Bagaimana kalau kita main Bentengan?" Usul anak berkepala plontos.

Bentengan? Bukankah itu— Huh, aku sedikit tertarik dengan permainan yang akan mereka lakukan. Akupun memutuskan untuk mendekati mereka. Aku juga ingin bermain permainan tradisional.

"Hari ini panas, aku tidak mau lari-larian."

Sugino menyatakan pendapatnya. Sepertinya ia tidak ingin bermain yang menggunakan tenaga ekstra.

"Aisyah juga," timpal Aisyah.

Tentu saja ia tidak mau. Karena ia memakai rok panjang, ia pasti akan sulit berlari.

"Hmm.. Kalu begitu bagaimana dengan teng-tengan?"

Permainan apa lagi yang disarankan Sugeng itu?

Kekayaan budaya tradisional yang di miliki oleh daerah-daerah memang sangat melimpah. Bahkan permainan tradisionalnya cukup banyak.

"Boleh juga," sahut Bimo.

"Sudah lama aku tidak melatih lemparanku," timpal Wardo.

"Oke, sudah di putuskan. Ayo cari batu dan pecahan keramik!"

Semua anak-anak di situ mengangguk setuju.

"Sepertinya menyenangkan, apa aku boleh ikut?" Tanyaku.

Semua anak-anak itu menoleh ke arahku dengan ekspresi terkejut. Apa mereka tidak menyadari bahwa aku berada di dekat mereka dari tadi?

"Oh ternyata Pak Angga. Aku kira siapa." Kata Sugeng.

"Kau kira siapa?" Tanyaku.

"Ya, mungkin monster atau semacamnya. Ya kan Sugeng?"

Tito menjawab pertanyaan yang aku ajukan ke Sugeng.

"Ahahaha."

Sugeng tertawa garing.

"Apa aku boleh ikut?" Tanyaku sekali lagi.

Anak-anak itu saling berpandangan satu sama lain seolah meminta persetujuan.

""Boleh""

Mereka semua menjawab dengan serempak. Akupun tersenyum tipis.

"Oke, sekarang kita cari batu dan keramik! Jika sudah, kita kumpulkan disini! Berpencar!"

Dengan perintah dari Sugeng, kelompok anak-anak itu langsung berpencar. Mereka bekerja sama untuk mengumpulkan batu dan keramik.

Aku penasaran. Apa yang akan mereka lakukan dengan batu dan potongan keramik?

Loro [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang