—Aku menghentikan aktivitas menyapu halaman sejenak dan menoleh ke atas.
Mataku melihat birunya langit yang membentang. Matahari bersinar cukup terik. Tapi angin sepoi-sepoi membuat panas dari sang surya tidak terasa. Gemeresik angin yang menerpa pepohonan yang rindang membuatku merasa nyaman.
Aku menghela napas sejenak. Desa ini benar-benar berbeda dari kota yang aku tinggali sebelumnya.
Desa Sukawati, sebuah desa yang terletak di daerah pegunungan. Tentunya udara di sini terasa sangat sejuk. Desa yang terletak di Kecamatan Taman, Kabupaten Pelamang ini memiliki setidaknya 450 penduduk.
"Oh mas Angga, pagi-pagi sudah menyapu ya?"
Seorang wanita paruh baya menyapaku. Ia membawa tas tangan yang berisi sayuran di kedua tangannya.
Sepertinya aku sudah cukup dikenal di masyarakat desa ini. Gadis bernama Ayu itu pasti menceritakannya pada warga yang lain.
Walaupun begitu, mereka menyapaku tanpa ada rasa curiga kah? Benar-benar berbeda dari kotaku.
"Oh iya bu. Ibu sendiri baru pulang dari pasar?"
Aku menanyakan itu sebagai basa-basi. Aku diharuskan mengakrabkan diri dalam masyarakat di daerah ini demi kelancaran tugasku.
"Iya, itu loh si ndung Sugeng makannya daging terus. Jadi, ibu coba biar Sugeng makan sayur juga."
Jujur saja, aku nggak nanya. Sugeng? Siapa dia? Cucunya? Aku tidak terlalu peduli sih.
"Nah, iya bu. Anak-anak harus makan sayuran juga agar pertumbuhan mereka tidak terganggu."
"Iya benar. Ya sudah, ibu pulang dulu. Lebih baik mas Angga dilanjut menyapunya."
Ibu itupun pergi.
Entah kenapa aku merasa topik pembicaraan tadi kurang penting.
Akupun menghela napas sejenak.
Tapi, aku menemukan hal yang jarang aku temukan di lingkungan sosialku. Penduduk desa ini, benar-benar ramah dan tidak membeda-bedakan orang lain. Mereka berbicara dan akrab kepada siapa saja. Itu membuatku sedikit senang.
Ada satu hal yang membuatku penasaran. Saat aku bangun, kenapa aku tidak melihat seorangpun di panti? Bukankah seharusnya panti asuhan itu sedikit ramai?
Ayu tidak menjelaskan kemana ia akan pergi. Mungkin ia masih berada di sekolah? Apa mungkin anak-anak di panti juga bersekolah?
Paling tidak, aku mungkin bisa melihat salah satu dari mereka.
—"Ah.."
Tiba-tiba sebuah bola mengenai badanku dan jatuh tepat di antara kakiku. Tentunya aku tidak merasa sakit karena ini hanyalah sebuah bola plastik.
Akupun mencungkil bola itu dengan kaki kananku dan mengangkatnya ke udara. Lalu tanganku dengan sigap mengambil bola tersebut.
Mataku melihat ke sekeliling untuk mencari pemilik dari bola ini. Menengok ke kiri dan ke kanan, aku tidak menemukan seseorang yang terlihat seperti pemilik bola ini.
Darimana bola ini datang? Akupun menengok ke atas. Dari langit? Tidak mungkin kan?
"P-pak."
Tiba-tiba ada suara yang sedikit mengejutkanku. Akupun menoleh ke asal suara tersebut.
"Ma-maaf, pak."
Seorang gadis kecil. Berusia sekitar 9 tahun berdiri di depanku. Gadis berjilbab itu terlihat sedikit ketakutan saat aku melihatnya. Mata oniksnya terlihat mengeluarkan sedikit air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loro [END]
ActionPenculikan yang marak terjadi akhir-akhir ini mulai meresahkan warga. Kebanyakan korban penculikan yang kembali, tidak ada yang hidup. Kebanyakan dari mereka dikembalikan dalam kondisi mati mengenaskan dengan organ dalam yang hilang. Sisanya, hanya...