Wolu : Pembicaraan Ringan dengan Kepala Desa

49 8 2
                                    

—"Mas Angga, benar?"

Setelah aku pergi dengan Ayu ke danau, aku mengunjungi rumah kepala desa untuk memenuhi undangan yang kepala desa kirimkan melalui Ayu kepadaku.

"Iya, benar."

Aku menatap pria paruh baya yang masih memakai seragam dinasnya tersebut. Pria dengan kumis lebat dan janggut yang menambah kesan bijaksana darinya.

"Silahkan duduk."

Akupun menarik kursi yang berada di depanku dan duduk di atasnya. Kami berdua duduk di teras rumah kepala desa ini.

"Saya merasa terhormat diundang oleh anda. Apa yang ingin anda bicarakan?"

Aku menanyakan alasan kepada kepala desa di depanku ini.

"Santai saja, jangan terlalu formal. Ini hanya pembicaraan ringan."

Ia tersenyum ramah ke arahku

"Ah, baiklah pak."

"Panggil aku Slamet, oke?"

"Baiklah, pak Slamet."

Pak Slamet tersebut mengambil sesuatu dari kantongnya. Ia mengeluarkan sebungkus rokok. Lalu, ia mengambil 1 buah dan membakarnya.

"Anda benar-benar seperti yang anak saya ceritakan, mas Angga."

"Anak anda?" Tanyaku.

Pak Slamet menghisap rokoknya lalu mengepulkan asap dari mulutnya.

"Ah iya, Bimo namanya. Pasti anda sudah mengenalnya karena ia sering bermain bersama anak panti. Rokok, mas?"

Pak kepala desa tersebut menyodorkan bungkus rokok tersebut ke arahku.

"Ah, maaf. Aku tidak merokok."

Ternyata Bimo adalah anak dari kepala desa kah? Tidak mengejutkan karena Bimo terlihat seperti anak dari orang kaya.

"Ohohoho. Ternyata begitu. Sudah jarang saya melihat anak muda yang tidak merokok sepertimu."

Pak Slamet lalu menaruh rokoknya di asbak yang terletak di atas meja. Sepertinya ia tidak ingin merokok di depan perokok pasif. Ia orang yang baik.

"Jadi, untuk apa anda mengundangku kemari? Bukan hanya untuk menanyakan kabar atau semacamnya kan?"

"Sepertinya anda bukan orang yang suka berbasa-basi ya? Maaf jika mengecewakan anda, mungkin ini hanya pembahasan ringan seputar panti asuhan, Ayu, atau desa ini."

Mungkin aku bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali banyak informasi. Seorang kepala desa pasti memiliki banyak informasi penting yang mungkin akan berguna untukku.

"Jadi, bagaimana menurut anda tentang desa ini?" Tanya Pak Slamet.

"Ini desa yang indah. Di kota tempatku tinggal, tidak banyak lapangan terbuka dan lahan hijau di sana. Warga disini juga ramah-ramah. Jujur saja, aku sangat menikmati kehidupan di desa ini."

"Ahaha, anda melihat tempat ini seperti itu kah? Padahal tempat ini juga di kenal dengan angka kriminalitas yang sangat tinggi."

"Maksud anda tentang penculikan?"

Aku langsung menuju ke inti dari apa yang aku incar.

"Ya, anda tentunya sudah tahu tentang itu kan?"

Tentu saja aku sudah tahu. Bagi orang yang sering menonton televisi atau membaca koran semestinya mengetahui tentang hal ini.

"Ya." Jawabku.

"Lalu, kenapa mas Angga mau di tempatkan di sini?"

Pertanyaan yang sebenarnya sangat ingin ku hindari. Karena jika aku salah dalam memilih jawaban, identitasku akan terungkap.

Loro [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang