[Bab 2] Wedding.

14.9K 1K 10
                                    

Resepsi pernikahan berjalan lancar setelah pengucapan ijab qobul tadi siang, sekarang kedua keluarga itu masih merayakan pesta pernikahan di gedung auditorium yang luas ini. Mereka menyewa tempat untuk empat jam kedepan, dua jam lalu Ali dan Prilly telah mengenakan pakaian adat Minang dan dua jam terakhir waktunya mengenakan pakaian adat Sunda, pakaian adat pengantin daerahnya didesain lebih modern dari biasanya, membuat acara ini terlihat begitu klasik tapi tidak membosankan.

Alunan musik romance terdengar begitu halus di telinga keluarga, para tamu, serta kerabat yang masih menikmati hidangan prasmanan sekaligus makan malam mereka, karena kebetulan acara dimulai dari pukul 19:00 hingga pukul 23:00.

Tak sedikitpun mimik bahagia terpancar dari wajah Ali, sesekali Prilly menoleh untuk melihatnya. Wajahnya datar. Hanya senyuman singkat untuk para tamu yang mengucap selamat ketika bersalaman diatas panggung pelaminan.

Ada penyesalan terselip dalam senyum cantiknya, Prilly merasa salah dalam bertindak. Apa setelah ini ia tidak akan bahagia hidup dengan orang yang tidak mencintainya? Melainkan mencintai orang lain yang kini ia tidak tahu siapa.

"Maaf, ya?" ucap Prilly disela-sela ketika panggung pelaminan sepi oleh tamu yang ingin bersalaman.

Ali menoleh, "Kenapa?" tanyanya singkat dan heran.

Degup Prilly tak karuan, baru kali ini Ali menjawab pertanyaannya. Karena waktu mereka pergi untuk memilih gaun adat pengantin, Ali hanya berdeham ketika ditanya oleh Prilly.

"Lo nggak seneng kan sama pernikahan ini?" tanya Prilly, lagi.

"Tuh tau!" lagi-lagi ia menjawabnya singkat dan datar.

"Nanti pacar Lo gimana?" Prilly benar-benar banyak bertanya.

Ali menaikkan satu alisnya, "Pacar gua?"

"Iya, di Instagram Lo itu foto-"

"Mantan, bukan pacar!" Ali menyelak ucapan Prilly yang terlihat begitu gugup.

"Tapi, Lo kayaknya masih... cinta ya sama dia?" kata Prilly.

"Hm, tuh tau."

Deg!

Entah, seperti ada goresan dibenaknya ketika mendengar itu.

"Kenapa dari awal Lo juga nerima perjodohan ini? Seharusnya Lo perjuangin mantan Lo, dan bisa menikah sama dia."

"Terpaksa! Gua nggak bisa bantah kemauan nyokap bokap!" jawab Ali, pandangannya ia edarkan karena enggan menatap Prilly.

"Kenapa Lo bisa putus sama mantan Lo? Dan harusnya Lo pertahanin."

"Dia pergi. Dan juga karena perjodohan ini! Udah sih, banyak tanya!"

"Sorry." ucap Prilly, lalu mengalihkan tatapannya ke para tamu yang semakin malam semakin ramai berdatangan.

"Hai, Prilll! Ya ampun cantik banget sih sahabat gue." seru Dera, sahabat Prilly di kampus. Mereka berpelukan, seketika rasa gugup Prilly mencair karena kedatangannya.

"Kok Lo sendiri sih? Tadi Dhesi, Erika, sama Cinta udah dateng duluan, sama cowok mereka lagi hehehe." ujar Prilly.

"Iya abisnya mereka nggak nungguin gue sih, orang gue ke salon bentar. Enak aja gue sendiri, gue juga sama cowok gue tuh lihat kan yang lagi ngobrol sama cowoknya Cinta, tapi dia nggak mau ikut katanya malu." cerocos Dera.

"Dasar selena gomez nggak kesampean hehehe. Malu kenapa?"

"Nggak tahu tuh, malu kali belum bisa halalin gue juga hahahahaha." kata Dera seraya tertawa 

Belatedly Love You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang