"Sometimes a woman is said to be a fool, always hoping even if she knew it would only hurt."
###
Reza : yaudah istirahat gih, cepet sembuh ya!
Prilly : iya bawel.
Percakapan mereka berakhir disitu. Kemudian Prilly menyimpan baju bayi itu didalam lemari dan menyusunnya disana.
"Banyak juga ya baju bayinya, nggak usah beli lagi deh. Nanti aja pas udah gedean dikit dedenya hehehe."
"Kakak!" seseorang muncul dibalik pintu yang Prilly tidak tutup rapat itu, menampilkan sosok Rahel yang dua hari ini begitu merindukannya.
"Eh, kenapa, Hel?" tanya Prilly.
"Kak Prilly darimana aja? Aku nggak ada temen tau!" ocehnya.
"Kamu kan tau Kakak nginep dirumah Mama kakak. Ya ampun kan ada abang Kamu." ujar Prilly.
"Siapa? Bang Ali? Dih mana peduli dia nemenin Aku. Dari kemarin sibuk bolak-balik ke rumah sakit." adu Rahel.
"Sabar, kan Ali niatnya baik jagain Luna dirumah sakit." bela Prilly.
Ada jeda sejenak. "Kak, kakak sama abang lagi ada masalah ya?" tanya Rahel, kepo.
"Nggak ada, kok." jawab Prilly bohong.
"Buktinya kakak pergi dari rumah."
"Gapapa Hel, kakak cuma-"
"Aku denger obrolan kakak sama abang pas dikamar. Maaf kalo Aku udah lancang dengan nguping pembicaraan kalian. Kak, maafin bang Ali ya?"
Prilly menarik nafas sebelum akhirnya ia berusaha melanjutkan percakapan ini. "Kenapa Kamu yang minta maaf?"
"Aku ngerasa bersalah sebagai adiknya. Dan Aku juga ngerasa malu, karena abang yang selama ini Aku anggep baik ternyata jahat sama perempuan sebaik kakak." ucap Rahel. Manik mata gadis itu dipenuhi tirta yang menumpuk di sudut matanya.
"Rahel! Nggak boleh ngomong gitu, Ali udah minta maaf kok." Prilly menariknya dalam pelukan. Prilly jadi merasa bersalah lagi, seharusnya Rahel tidak terlibat dalam permasalahan ini.
"Aku sayang sama bang Ali, Kak! Tapi bang Ali ternyata nggak sebaik yang Aku kenal hiks hiks. Aku bakal bilang soal ini ke Mama sama Papa..."
"Jangan, jangan bilang soal ini ke Mama atau Papa. Kamu sayang bang Ali kan? Kamu juga sayang sama kakak kan? Jadi tolong jangan libatin orang lain lagi dalam masalah ini, apalagi nanti Mama sama Papa bakal kecewa, emangnya Kamu mau mereka ikut sedih?"
"Tapi Kak-"
"Hel, Kamu nggak mau kan masalah kakak sama Ali tambah rumit? Jadi tolong ya, jangan bilang soal ini ke Mama dan Papa." mata Prilly berbinar, tanda memohon padanya agar tidak melakukan perihal itu.
Rahel mengangguk, "Iya, Kak."
Kemudian mereka berdua turun ke bawah untuk sekadar mengobrol dan menyaksikan acara televisi sore ini. Bahkan mereka berdua sengaja tidak mempedulikan kehadiran Ali ketika ikut duduk bersama mereka. Hanya suara tawa dari dua perempuan dirumah ini yang menggema. Sekarang Prilly merasa lebih enak dari sebelumnya, entah karena hadirnya Reza kembali yang bisa turut menghiburnya, atau karena hal lain.
***
Ia benar-benar sangat cantik, perut carut-marutnya sama sekali tidak membuatnya terlihat berbeda dari sebelumnya. Umurnya masih dua puluh satu tahun, tapi akan segera menjadi seorang ibu, ibu muda lebih tepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Love You 1 & 2
FanfictionSUDAH TERBIT!!! Chapter 1-22 (versi 1) | Chapter 23-selesai (versi 2). Ini lebih mirip kisah klasik mungkin. Tentang mereka yang terpaksa terikat janji pernikahan karena dijodohkan kemudian timbul berlarut-larut luka karena merasa tidak hidup layakn...