[Bab 7] The First Night!

15.3K 940 12
                                    

Note : tenang nggak ada adegan 18+ kok, karena author juga masih unyu2 di bawah umur. Cuma sedikit adegan romance kali ya.

###

Sama seperti kemarin, Prilly masih terjaga diruang tamu sambil menggigit-gigit jari, menunggu Ali yang tak kunjung pulang padahal sudah pukul 23:45 tengah malam. Kadang Prilly melenggut karena kantuk terus saja datang. Akhirnya tak lama pintu rumah terbuka lebar, dan mendapatkan Ali dengan keadaan tidak normal. Cara berjalannya sempoyongan, ternyata pria itu sedang mabuk.

"Astagfirullah, Ali!" ucap Prilly terkejut. Ketika mendekati Ali, ia mencium bau alkohol yang begitu menyengat. Prilly buru-buru menutup pintu dan menguncinya. Kemudian menarik tangan kiri Ali agar menyangga bahunya lalu membawa Ali pelan-pelan menuju kamar. Prilly sempat kebingungan karena tubuh kekar Ali yang dipikulnya tidak bisa diam, sambil tertawa tidak jelas pula.

"Semua orang tuh sama aja tau nggak, Hah! Nggak ada yang ngertiin gua! Hahahaha..." ocehnya selama perjalanan menuju kamar.

Prilly telah sampai didalam kamar, lalu merebahkan Ali yang masih mengoceh tidak jelas.

"Cucu, cucu, cucu! Alah, pusing gua dengernya!" teriaknya.

"Eh kok gue bawa Ali kesini sih? Kan dia kamarnya disebelah!" kata Prilly.

"Mana berat lagi, udahlah biairin disini aja! Biar gue yang ke sebelah." lanjutnya.

Prilly ingin mengambil selimut untuk ia bawa kekamar sebelah, tapi langkahnya terhenti karena tangannya ditahan oleh Ali.

"Mau kemana?!" tanyanya tegas.

"Gue mau tidur, capek nungguin lo tau nggak!" omel Prilly, meski tahu pria itu tidak akan mendengar dalam keadaannya yang mabuk parah.

"Luna mana?" Ali semakin menekan nada suaranya. Prilly diam.

"Mana? Luna dimana?!" tanyanya kasar sambil menguatkan genggamannya yang membuat Prilly kesakitan.

"Gue nggak tau!" Perempuan itu mencoba menghindar. Lagi-lagi tangannya ditarik dan membuatnya jatuh tepat diatas tubuh Ali. Tanpa sengaja, bibir mereka bersentuhan. Dan wajah mereka kini hanya berjarak dua senti saja, sangat dekat. Retina mereka bertemu, dan ketika itu pula Ali langsung tidak bergeming, matanya terkunci oleh mata hazel milik Prilly.

Ali menyelipkan sejumput rambut Prilly yang berantakan kebelakang telinganya. Memandang intens seluk-beluk wajah Prilly. Perempuan itu sungguh menawan, tanpa make up pun wajahnya tetap cantik, bibir tipisnya berwarna merah muda meski ia tak oles lipstik sedikitpun. Lama-kelamaan Ali mulai mendekap tubuh mungil itu, Prilly meronta meski sama sekali tidak bisa keluar dari pelukan Ali. Prilly menginginkan ini, tapi ia takut menyesal diakhir karena memang Ali melakukannya dengan keadaan tidak sadar.

"A-Ali le-pas..." ucap Prilly, bahkan suaranya hanya terdengar seperti gumaman kecil.

Akhirnya Ali mulai merenggangkan pelukannya pada Prilly, Prilly bernafas lega kemudian membenarkan posisinya.

"Jangan ya, Li. Nanti lo nyesel, gue pun sama. Akan nyesel diakhir." ujar Prilly sambil memegang pipi Ali.

"Gua bego ya hahaha, masa sia-siain istri cantik kayak lo. Tapi..." dari tawa merotasi sekejap menjadi sedih, begitulah orang mabuk.

"Gua kangen Luna...." lirihnya.

"Tidur ya, Li. Istirahat. Jangan seriusin omongan Mama sama Papa lagi. Untung aja lo tadi dijalan nggak gapapa!" kata Prilly. Ali diam mencoba mencerna semua apa yang Prilly ucapkan, tapi ia malah tertawa.

Belatedly Love You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang